Minggu, 01 Januari 2012

Emergency Code part 1


Title     : Emergency Code

Author : Jung Seulrin / Elaistkangofu Thesistambul
Genre  : Romance, medical, angst
Cast     :
Jung Seulrin                : Me
Jung Il Woo                :Il Woo
Kang Daesung            : Daesung
Kwon Jiyong               : Jiyong
Choi Seung Hyun        : Seung Hyun
Lee Seunghyun           : Seungri
Song Ji Hyo                : Ji Hyo (Running Man)
Kim Ha In                           : OC
Disclaimer: FF ini terinpirasi dari film Code Blue (Japan), Ners Aoi (Japan) dan Surgeon Bong Dal Hee (Korean).

Berhubung ada waktu istirahat dari kepenatan Skripsi sambil menunggu panggilan seminar proposal aku membuat  FF baru.

Ok happy reading. RCL anda ditunggu, karena hanya berdasarkan yg coment saja yg akan kutag part selanjutnya.. ^^ ) hehe.

Warning!! Ini banyak istilah medis, jadi perhatikan keterangannya baik-baik ok!! Jika ada yang terlewat alias belum q kasih keterangan langsng laporkan pada saya.


>>>>>
Suara langkah kaki menggema di sepanjang lorong rumah sakit. Lebih tepatnya bukan langkah kaki melainkan suara orang berlari.  Sosok tersebut berlari mengejar waktu yang terus berjalan tanpa memberi kesempatan sosok tersebut untuk mengejarnya. Dengan pakaian seragam dinasnya yang  berwarna serba putih  sosok berambut panjang yang diikat dengan rapi dikepalanya tersebut berlari menuju sebuah bangsal.

“ Nametag, stetoskop, pulpen..!!” Seru sosok tersebut seraya memeriksa benda-benda yang telah memenuhi kantongnya.  Keseriusannya berlari seraya menunduk membuatnya tanpa sengaja menabrak seseorang yang juga memeriksa kelengkapan dirinya.

“ Akh..!!” Seru mereka hampir bersamaan.
“ Ah.. Jeosonghaeyo!!” Ucap gadis bersetelan putih seraya berdiri membenarkan pakaiannya dan mengambil beberapa barangnya yang terjatuh.
“ Yaaa..!! Kau tidak bisa melihat???” Runtuk laki-laki yang tak sengaja ditabraknya tadi.
“ Jeosonghaeyo!!” Ucap sekali lagi gadis tersebut seraya melihat wajah lawan bicaranya. “ Eoh?? Nuguseyo??” Reflek gadis itu sambil melihat name tag yang dikenakan laki-laki didepannya.
“ Choi Seunghyun???” Eja gadis tersebut.
“ Ak..!!” Belum laki-laki tersebut menyelesaikan ucapannya gadis tersebut menyela.
“ Kau pasti dokter baru yang akan praktek disini kan???” Tebak gadis itu namun sedetik kemudian dia memukul dahinya sendiri.
“ Aku terlambat, mianheyo!!” Gadis itu membungkuk dan berlari meninggalkan laki-laki yang bernama Choi Seunghyun tersebut. Laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya pelan.
“ Dia perawat disini kah? Cih, ceroboh sekali??” Ujar laki-laki itu kesal dan berjalan meninggalkan tempat tersebut.

Sementara itu gadis berpakaian perawat tadi berlari menuju sebuah nursing station yang terletak ditengah-tengah bangsal. Ia berjalan pelan menuju sekelompok perawat lain yang sedang mengadakan rapat kecil pergantian shift malam dan pagi. Tentu saja gadis yang mendapat shift pagi tersebut adalah orang yang paling terlambat dari perawat lainnya yang telah datang 10 menit lebih awal.

Ia segera berdiri disamping rekan perawat laki-laki yang berdiri tak jauh dari pintu masuk.
“ Yaaa, berani sekali kau terlambat datang Seulrin-ah!!! Kau tahu kali ini kita satu shift dengan perawat Kim kepala bangsal kita!!” Omel perawat laki-laki itu berbisik.
“ Hehe, mianhe Jiyong-ah!! Satu kali saja!!” Balas perawat yang dipanggil Seulrin tanpa bersalah seraya menyungging senyum termanisnya.
“ Hmmm, hmmm!! Sebaiknya anda langsung mendengarkan kami perawat Jung” Tegur seseorang yang memimpin rapat itu yang tak lain adalah kepala perawat Kim.

Seulrin terkesiap dan hanya membungkukkan badannya.
“ Baiklah, mari kita berkeliling bangsal untuk serah terima shift kali ini!!” Seorang perawat lain menimpali dan mengajak semua perawat yang ada disana berkeliling diseluruh kamar yang ada di bangsal tersebut.
“ Seulrin-ah, kau lihat pasien kamar 356 tadi??? Tanda vitalnya menurun sejak tadi malam dan tadi pagi perawat Han sudah kesulitan meraba nadinya apa dia akan….” Bisik Jiyong setelah melakukan pemeriksaan keliling tadi sambil mengusap tangannya yang basah setelah cuci tangan.

“ Yaa… Jiyong-ah!! Hentikan ucapanmu!! Ucapan itu adalah doa jadi jangan mengucapkan sesuatu yang tidak-tidak!! Berdoa saja 30 menit lagi tanda vitalnya meningkat arra!!” Seulrin memukul bahu Jiyong dengan rekam medic  yang ada ditangannya.

“ Yaaa,, appo!! Kau itu perawat tapi selalu kasar padaku!!”
“ Yaa… perawat Jung, perawat Kwon kalian tahu pasien yang kita tengok di bangsal sebelah kemarin, pagi tadi dinyatakan meninggal dunia!!” Timpal seorang perawat perempuan yang baru datang seraya membawa beberapa rekam medic melerai pertengkaran kecil antara Jiyong dan Seulrin.

“ Ommo!! Jinjayo perawat Song? ” Seru Kwon Jiyong dan Jung Seulrin hampir bersamaan. “ Semoga arwahnya diterima oleh tuhan!!” Ucap mereka hampirbersamaan.
“ Hmmm..Hmmm.. bisakah kalian berdua tidak mengobrol saat bekerja!!” Tegur kepala perawat Kim.
“ Jeosonghaeyo, kepala perawat!!” Jawab mereka bertiga serempak.
“ Oh ya, perawat Jung dan perawat Kwon seperti perintah saya kemarin mulai hari ini kalian bertugas dalam tim bersama dokter Jung dan dokter Kang dalam membimbing dokter-doter  baru  yang akan mulai praktek disini!! Ingat kalian perwakilan perawat jadi harus membawa nama baik perawat disini arra!!” Jelas perawat Kim.

“ Ne… !!” Jawab mereka serempak.
“ Hmmm, Jung Couple” Celetuk Jiyong pelan. Menyikut pelan lengan Seulrin. Seulrin hanya tersenyum tipis.
“ Ckckck, kalian ini dua perawat yang suka ribut tapi anehnya kalian merupakan perawat yang cukup berprestasi di rumah sakit ini!!” Gerutu kepala perawat Kim seraya meninggalkan mereka berdua.

Seulrin dan Jiyong yang dipuji seperti itu hanya tersenyum bangga.
“ Beliau masih membantah kenyataan jika kita merupakan dua sejoli perawat yang pintar!!” Puji Jiyong.
“ Mwo?? Dua sejoli?? Ih,,,, sheiro!! Sebenarnya aku tidak mau satu tim dengan perawat genit seperti kau!!” Gerutu Seulrin seraya pergi menuju sebuah kamar pasien dengan membawa satu bak instrument yang berisikan spuit injeksi.
“ Yaaa!! Hahah, aku hanya memanfaatkan ketampananku saja!!! Kau mau kemana???”
“ Kau lupa, ini jadwalnya memberi injeksi!!”  Seulrin menghilang dari hadapan Jiyong dan masuk ke salah satu kamar pasien.
***

“ Hyung!!!” Seru seorang laki-laki yang menggunakan jas dokter sambil menunjuk laki-laki didepannya.
“ Wae???” Balas laki-laki itu.
“ Huwahh,, aku senang sekali bisa satu rumah sakit denganmu hyung!! Tapi, saat tes masuk rumah sakit ini aku tidak melihat kamu bersama peserta lain??” Laki-laki itu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Disisi lain ada dua orang perempuan yang menggunakan pakaian yang sama saling berbisik.
“ Yaa, itukah yang namanya Choi Seunghyun?? Dokter yang lolos masuk dalam rumah sakit ini tanpa ujian wawancara??”
“ Ne.. dia dokter yang sangat berprestasi di universitasnya dulu. Masuk rumah sakit ini pun dia tidak mendaftar melainkan dipanggil!! Aku sangat iri dengannya.”

Laki-laki yang berseru tadi menganggukan kepalanya mengerti.
“ Ah.. aku tahu jawabannya hyung!!! Kau beruntung sekali!!!” Seru laki-laki itu seraya memeluk laki-laki yang disebut Choi Seunghyun.
“ Yaaa…yaa.. Seungri-ah!! Lepaskan!!” Seunghyun mulai risih dengan perlakuan Seungri.
“ Hmm.Hmm” Suara dehaman yang diringi masuknya dua orang dokter dan dua orang perawat ke dalam ruangan pertemuan membuat Seungri memisahkan diri.

Seungri dan Seunghyun beserta dua dokter perempuan tadi duduk setelah 4 orang yang masuk tadi duduk.
“ Baiklah, karena tidak ada waktu lagi saya akan menjelaskan langsung pada intinya!!” Dokter laki-laki bertubuh paling tinggi diantara keempat orang tadi berdiri menjelaskan.

“ Seperti kalian tahu, kalian yang telah lolos ini belum resmi menjadi dokter di rumah sakit ini. Selama 1 tahun ini kalian kan menjalankan peran sebagai dokter magang disini dalam rangka memperebutkan posisi dokter resmi di rumah sakit ini. Dari keempat orang ini yang akan lolos hanya 1 orang dan itu adalah orang yang lolos dengan nilai terbaik sesuai dengan penilaian yang kalian terima. Ujian berupa segala aspek tindakan medis yang kalian lakukan di rumah sakit ini. Ingat ujian tidak seperti di universitas kalian dimana sang penguji harus menunggui kalian tapi setiap orang yang berada disekitar kalian adalah penguji tersebut. Jadi kalian yang ada disini adalah untuk bersaing!!”

Keempat calon dokter dirumah sakit ini mengangguk paham.
“ Bagi yang tidak lolos dalam tes ini kalian akan dikeluarkan dari rumah sakit ini!!”  Tambah dokter tersebut.
“ Yaa.. hyung!! Kenapa aturan dirumah sakit ini ribet sekali!!” Celetuk Seungri pelan.
“ Jika kamu tidak sanggup lebih baik kamu mengundurkan diri!!” Jawabnya dingin. “ Ini adalah rumah sakit terbaik di Korea jadi wajar jika peraturan disini lebih ketat!!” Lanjut Seunghyun.

“ Baiklah, itu tadi peraturan yang telah dijelaskan oleh dokter Jung Il Woo!! Dalam ujian ini kalian akan didampingi kami berempat.!! Tim pendamping ada empat orang yang terdiri dari dua orang dokter dan dua orang perawat!! Dua dokter tersebut adalah kami berdua, dokter Jung Il Woo dan saya sendiri Kang Daesung imnida!! Sedangkan dua perawat tersebut adalah perawat Jung Seulrin dan perawat Kwon Jiyong!!”  Dokter lain yang menamai dirinya Kang Daesung menambahi.

Setelah menyampaikan beberapa kalimat, kedua dokter dan kedua perawat tersebut berdiri,  membungkukkan badan dan beranjak pergi.
“ Cih, perawat itu yang ditunjuk untuk menjadi tim bimbingan kita?? Tidak percaya!!” Gerutu Seunghyun. Gerutuannya menarik perhatian Seungri yang tak sengaja mendengar ucapan Seunghyun.
“ Kau kenal perawat yeoja itu? Perawat itu cantik ya hyung!!”
Seunghyun memutar lehernya, menatap heran kearah Seungri.
“ Otakmu ini sudah diracuni yeoja ya? TIdak cocok menjadi dokter!!” Setelah berkata seperti itu Seunghyun pergi meninggalkan Seungri.
***

“ Lagi-lagi kau satu tim dengan dokter Jung!! Ckckck, apa mereka sengaja menempatkan kalian dalam satu time eoh??” Jiyong memulai pembicaraannya setelah melihat lawan bicaranya sedari tadi hanya menunduk diam.
“ Molla” Singkat Seulrin.
“ Yaaa, kau ada masalah dengannya?? Kau tidak ingin menceritakan padaku?” Jiyong menghentikan langkahnya teat dihadapan Seulrin. Sehingga mau tak mau Seulrin menghentikkan langkahnya.
“ Ani..!” Seulrin hendak melangkahkan kakinya kembali namun berhenti setelah menangkap sosok laki-laki.
“ Hmm, mianheyo Jiyong ssi!! Aku bisa meminjam rekanmu sebentar?”
“ Oh.. dokter Jung!! Silahkan jika anda ingin bertemu dengan perawat Jung!!” Jiyong menggeser tubuhnya sehingga tak menghalangi Seulrin dan Il Woo bertemu.

Seakan tahu makna dari gesture Il Woo, Seulrin melangkah mendahului Il Woo. Sepanjang mereka melangkah tak ada satu katapun muncul dari bibir masing-masing.

Angin yang mengalun pelan menyapa wajah Seulrin yang baru menginjakkan suatu tempat. Tempat tertinggi di rumah sakit tersebut. Seulrin melangkahkan kakinya seraya memejamkan kedua matanya. Merasakan hembusan angin yang bertiup melewati setiap pori-pori wajahnya. Dia menikmatinya. Menikmati setiap sentuhan lembut sang angin.

“ Mianhe!!” Bisik Il Woo setelah tangannya melingkar dipinggang Seulrin. Seulrin hanya terdiam dengan perlakuan Il Woo.
“ Mianhe..jeongmal mianhe!!” Bisiknya lagi. Seulrin yang mendengarnya tetap menutup matanya. Tapi setitik air mengalir dari ujung pelupuk matanya. Merambat turun di setiap jengkal pipinya. Seulrin menggerakkan jarinya berniat mengusap air mata yang tidak dapat dikendalikannya tersebut. Namun tangan lain mendahului jemarinya mengusap air matanya.

“ Uljimarayo!!” Il Woo kembali berkata lembut kepada Seulrin. Terdengar tulus.
“ Seulrin-ah!! Mianhe!!” Il Woo memutar tubuh Seulrin menghadapnya.
“ Il Woo-ah!!” Ucap Seulrin setengah berbisik.
Direngkuhnya tubuh Seulrin yang terbalut seragam putih-putih. Diusapnya pelan pucuk kepala Seulrin.
“ Aku tahu kau pasti sudah tahu apa yang terjadi sebenarnya!!”
Sejenak kehingan menyapa mereka
“ Mianhe..!!”
“ Akan kubatalkan perjodohan itu!!”
Seulrin menarik nafasnya dalam seolah berat mengucapkan kalimat. “ Andweee..!!”
“ Anieyo, aku akan tetap membatalkannya!!”
“ Tapi, kita pernah mencoba membatalkannya !!”

Flash back
“ Eomma kenalkan ini Seulrin, Yeojachinguku yang akan kujadikan istriku!!” Il Woo mengenalkan wanita disampingnya dengan senyum merekah.

Seulrin membungkukkan badannya sopan. Sedang wanita yang dipanggil Il Woo eomma hanya tersenyum dingin.
‘Plakkkk’ Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi Seulrin. Sontak Il Woo terkejut dan menatap heran melihat sikap ibunya seperti itu.

“ Eomma!! Wae??” Il Woo melihat kondisi Seulrin yang memegang pipinya. Seulrin tak kalah terkejut dengan tamparan diwajahnya. “ Gwencahanayo???”
“ Neo!! Wanita tak tahu diri!! Berani-beraninya mendekati anakku!! Ckckc, seorang perawat seperti kau tidak layak mendapatkan anakku yang merupakan dokter terbaik!!”
Seulrin membulatkan matanya saat mendengar penjelasan dari wanita tersebut.
“ Asal anda tahu nyonya, tak ada profesi di dunia ini yang buruk!!! “
“ Eomma!! Waeyo??? Apa salah aku memilih dia? Tidak ada yang salah kan dengan profesinya? Dan asal eomma tahu aku tidak akan melepaskannya!!” Il Woo menarik tangan Seulrin menjauh dari tempat ini.
“ Jika kalian tetap berhubungan maka aku tak segan-segan membuatmu menyusul kakakmu yang sudah mati itu Il Woo-ah!!” Pernyataan terakhir wanita tersebut membuat Il Woo dan Seulrin menghentikan langkahnya.
“ Il Woo-ah!! Turuti saja apa maunya eommamu eoh!!” Seulrin berbisik lemah.
“ Shiero!! Aku tidak akan menuruti  jalannya otak wanita yang telah membuat hyung meninggal!!” Jawab Il Woo tegas dan menarik cepat tangan Seulrin.
Flashback End

 “ Jebbal, jangan menentangnya!! Aku tidak ingin kau kehilangan nyawamu Il Woo-ah!!” Air mata Seulrin mengalir kembali.
“ Ani, aku akan baik-baik saja!! Kau tak usah khawatir eoh!!!” Diusapnya pelan air mata Seulrin.
“ Aku tidak akan melepasmu Seulrin-ah!! Aku akan membuatmu menjadi istriku!!” Dieratkannya pelukan Il Woo.
“ Kau egois Il Woo-ah!!”
“ Kamu yang membuatku seperti ini!! Kamulah yang membuatku tidak bisa hidup tanpamu!!”

Mereka saling berpelukan. Seakan ingin menunjukkan bahwa mereka tak bisa dipisahkan. Angin menerpa rambut mereka membawa pesan kepada semua orang jika mereka adalah sepasang kekasih yang tidak bisa dipisahkan.
DIsisi lain sepasang mata tak sengaja menangkap adegan dilantai paling atas rumah sakit ini.

“ Aish.. ternyata gadis itu bisa juga berpacaran!!” Umpat sosok tersebut.
Setelah itu sosok tersebut pergi meninggalkan tempat tersebut.
Dering ponsel khusus untuk petugas rumah sakit membuat Seulrin dan Il Woo melepas pelukan mereka.
“ Ne… saya segera datang!!” Jawab mereka hampir bersamaan.
“ UGD??” Tanya Il Woo.
“ Hmm, kau juga? Rupanya ini aksi pertama mereka!! Mari kita lihat siapa yang benar-benar siap untuk berjuang!!”

Mendengar ucapan Seulrin, Il Woo tersenyum tangannya mengusap lembut wajah Seulrin.
“ Lihat betapa  excitednya kamu dengan berita ini!!”
“ Heheh,, kajja kita…!!” Ucapan Seulrin terhenti saat bersamaan bibir Il Woo mencium lembut bibir Seulrin.
“ Yaaa..!!!” Seulrin melancarkan aksi protesnya setelah Il Woo mencium Seulrin.
“ Hehe.. Kajja!!” Il Woo melangkah pergi meningalkan Seulrin yang kesal. Senyum terkembang diwajahnya.
“ Ya.. Noe!! Jung Il Woo awas kau ya!!”
***

Di ruang emergency, dokter Kang dan Jiyong telah siap menerima pasien yang sebentar lagi akan masuk. Selang beberapa menit kemudian dokter Jung dan Seulrin masuk.
“ Hmmmm, darimana saja kalian eoh??” Celetuk Jiyong.
Seulrin tidak menjawab ia serius mempersiapkan peralatan yang akan digunakan serta mengambil dua pasang handscoon.
“ Kalian bertengkar??” Celetuk Jiyong jahil.

Belum sempat dijawab petugas lain masuk membawa seorang pasien bersimbah darah. Dibelakang mereka nampak 4 calon dokter. Wajah mereka sedikit tegang.
“ Hana..Dul. Seis..!!” Ucap mereka serentak saat memindahkan pasien ke tempat tidur dari brankar.
“ Facial injury *luka pada wajah, RR 25 *pernafasan 25x/menit.” Lapor salah satu petugas.
“ Ne… serahkan pada kami!!” Seru Jiyong seraya memasangkan monitor Defib di salah satu jari tangan pasien .
“ Ada perlukaan di nasal*tulang hidung, sehingga membutuhkan intubasi *bantuan pernafasan melalui selang yang dimasukkan dalam mulut!!” Tambah Daesung.
“ Nyonya, celananya saya potong!!” Seru Seulrin sambil memotong celana di kaki pasien sebelah kanan.
“ Terdapat luka terbuka di kaki kanan!!” Lapor Seulrin.
“ DEP* Direct elevation pressure/penekanan luka!!”  Tambah Jiyong seraya memberikan balutan kepada Seulrin.
Seulrin melanjutkan tindakan dengan membalut luka terbuka tersebut.

Il Woo memeriksa perrgerakan dada dan suara nafas dengan menggunakan stetoskop. tIba-tiba suara dari mesin defibilator berbunyi menandakan tanda-tanda vital tubuh pasien menurun.
“ Tekanan darah menurun!!” Jiyong melaporkan angka yang tampil di layar defib.
 “ Intubasi!! Lakukan intubasi.!!” Perintahnya.

Keempat dokter magang tersebut sangat terlihat tertarik dengan tindakan yang akan mereka lakukan.
“ Intubasi!! Siapa yang mau melakukan!!” teriak Il Woo sekali lagi.
“ Ne.. na!!!” Seungri mengangkat tangannya dan segera berlari mendekati pasien.  Jiyong meraih peralatan intubasi yang telah dipersiapkan diruangan tersebut. 

Seungri mengambil perlatan yang diangsurkan oleh Jiyong dan melakukan tindakan. Saat memasukkan tube*selang kedalam mulut pasien. Terdapat penolakan dari pasien. Darah memuncrat keudara saat tube dimasukkan. Seungri memerintahkan Jiyong untuk mengambil alat lain namun hasilnya sama. Kali ini darah yang keluar dari mulut pasien lebih banyak.

“ Yaak.. Keumanhe!!” Il Woo menghentikkan tindakan Seungri. Wajah Seungri berubah pucat. Bayangan kegagalan terlihat diwajahnya.
“ Lakukan trakheotomi*membuat lubang bantuan pernafasan ditrakhea.!! Siapkan tube dan scaple*pisau bedah!!”
Sementara Il Woo mengganti handscoonnya dengan handscoon steril, Seulrin mempersiapkan peralatan yang diperintahkan.

Tiba-tiba Seunghyun telah berdiri disamping pasien dan siap menentukkan tempat pembedahan. Semua orang yang berada ditempat itu tak terkecuali Il Woo dan Daesung terdiam menatap Seunghyun yang berani melakukan trakheotomi.  Belum pernah ada seorang dokter magang yang berani melakukan pembedahan

“ Scapell!!”
Seulrin menyerahkan pisau bedah. Sekilas ia menatap Il Woo yang masih dibuat terkejut dengan keberanian anak baru itu.
“ Pasang IV (infuse)!!” Lanjut Il Woo memerintah Jiyong namun seorang dokter magang perempuan yang bernama Ji Hyo memohon pada Jiyong untuk melakukannya. Diangsurkanya infuse set kepada Ji hyo.

Ji Hyo belum melakukan tugasnya ia masih mengamati Seunghyun yang serius melakukan trakheotomi. Dari wajah Seunghyun terlihat sekali ia sudah sangat akrab dengan  scaple ditangannya. Seolah-olah ia terbiasa melakukan pembedahan.

“ Sudah!!” Seulrin menarik duk*kain steril yang digunakan untuk menutup bagian lain yang tidak dilakukan tindakan.
“ Ji Hyo ssi kenapa kau belum melakukannya?” Ingat Seulrin membuat Ji Hyo sedikit terkejut dan langsung fokus dipunggung tangan pasien.

“ Yaa.. kau Kim Ha In!!! Lakukan Fast *focused abdominal ultrasound for trauma/mirip USG!!” Perintah Daesung.
Sementara Il Woo dan Seunghyun berkonsentrasi dengan penanganan pernafasan pasien dengan dibantu Seulrin serta Ha In diawasi oleh Daesung melakukan fast, Ji Hyo yang dibantu oleh Jiyong masih berkutat dengan infuse.

Ji Hyo mengambil jarum yang telah berhasil masuk di di vena pasien  melalui IV cateter dan menggantinya dengan selang infuse yang dihubungkan langsung dengan dengan IV cateter namun Ji Hyo kesulitan dalam memasukkannya hingga darah pasien keluar sebelum selang infuse berhasil masuk. Jiyong yang melihatnya langsung menahan darah yang keluar dengan klem *gunting yg digunakan untuk menjepit.

“ Tahan!!” Perintah Jiyong dan mengambil alih selang infuse yang kemudian segera dihubungkan.
Jiyong tersenyum kecut melihat tindakan dokter magang ini. “ Sudah sering terjadi!!” Gumam Jiyong seraya membersihkan darah dan menutupnya dengan plester. Ji Hyo hanya terdiam melihat Jiyong, merasa malu dengan kesalahan yang dibuatnya.

“ No effusion in pericardial fluid, no effusion in Morrison pouch, no effusion in dougla’s pouch, FAST negative!!” Lapor Ha In . Daesung yang mengamati tindakan Ha In merasa ada yang aneh dengan laporannya.
“ Geurreyo??” Daesung memastikan.
“ EH??” Ha In terkejut dengan pertanyaan Daesung.
“ Berikan padaku!!” Daesung mengambil alat FAST dan melakukan pemeriksaan.
“ Ada luka di dekat ginjal!!” Ha In terkejut dengan penemuan Daesung.
“ Perdarahan di daerah ginjal memang sulit dideteksi dari posisi yang kamu lakukan!! Lakukan didaerah sekitar pinggang pasien!!” Jelas Daesung.
“ Tugasmu cukup!!” Perintah Daesung agar Ha In menyingkir karena Daesung akan melanjutkan tindakan.
“ Bagian apa yang sulit dideteksi dengan ultarasound?” Il Woo mengajukan pertanyaan.

Hampir bersamaan Ji Hyo dan Seunghyun akan menjawabnya namun Ji Hyo lebih dulu melangkah maju.
“ Perdarahan retroperineal, terutama bagian atas retroperineum!! Itu merupakan tanda dari cedera di pancreas, ginjal dan lumbar fraktur* patah di tulang belakang!!” Ucapan Ji Hyo sempat mengalihkan perhatian Il Woo, Seulrin, Daesung dan Jiyong yang masih sibuk menangani pasien.

“ Ah,, mianhe!! Ini hanya analisisku!!”
“ Baiklah!! Lakukan foto rontgen di daerah dada dan pelvis*pinggang!!” Il Woo menambahkan.
“ Segera lakukan operasi!!” Tambah Il Woo lagi.
“ Ne…!!” Jawab Seulrin dan Jiyong bersamaan. Mereka segera keluar ruangan untuk mempersiapkan operasi.
“ Kalian berdua, ikutlah tindakan operasi nanti!!” Perintah Il Woo kepada Seunghyun dan Ji Hyo.
“ Sedang kau hubungi keluarga pasien!” Tunjuk Il Woo kepada Ha In.
“ Kau ke bagian ahli anastesi*pembiusan!!” Seungri mendapat tugasnya.
“ Dan lagi, diruang emergency ini tidak ada satupun kesalahan!! JIka kaliah tidak sanggup lebih baik mundur!!” Pernyataan Il Woo seperti mengena di otak keempat dokter magang tersebut.
***

“ Kau lihat tadi Seulrin-ah!! Hanya laki-laki bersuara besar tadi yang menurutku sudah lolos seleksi tahap pertama!!” Jiyong memulai perbincangan setelah memindahkan pasien ke ICU.
“ Ne..!! Rupanya laki-laki itu punya kemampuan juga!!” Jawab Seulrin seraya mencuci tangan.
“ Persaingan ini semakin menarik saja!!” Tambah Jiyong.
“Kita lihat saja nanti siapa yang akan lolos dalam ujian kali ini!!”
“ Kau selalu bersemangat dengan hal-hal yang berbau kompetisi Seulrin-ah!!” Celetuk Il Woo yang sudah berdiri dibelakang Seulrin. Tangannya maju meraih kedua tangan Seulrin yang masih bersabun. Seperti sedang memeluk Seulrin
“ Aigooo..!! Kalian jangan bermesraan disini!!” Keluh Jiyong. “ Sepertinya aku akan makan siang sendiri!! Ah,, gabung dengan anak baru itu saja!!” Jiyong berbicara sendiri sebagai langkah protesnya kepada dua orang yang tanpa sadar melupakan keberadaan Jiyong.

Seulrin hanya tertawa mendengar ucapan Jiyong. “ Yaaakk..!! Kau tidak risih dilihat yang lain??”
“ Ani, disini kan hanya ada kita berdua!!” Il Woo menyerahkan handuk kecil kepada Seulrin untuk mengeringkan tangannya.
“ Yaak..!!” Seulrin memukul ringan bahu Il Woo.
“ Seulrin-ah!! Bertahanlah sebentar saja, akan kuselesaikan urusanku dengan wanita tua itu!!” Il Woo berubah serius.
“ Sebaiknya jangan terlalu keras dengan eomma, biar begitu dia eommamu eoh!!” Seulrin menggenggam lembut tangan Il Woo.
“ Ne..!! Tapi dia adalah eomma yang berani mengantarkan hyung ke peristirahatan terakhirnya!!” Il Woo menunduk dalam.
“ Il Woo-ah!! Hwaiting!!” Dipegangnya kedua pipi Il Woo, memberi injeksi semangat melalui kedua tangannya.
“ Gomawo, kajja kita ke kantin!!” Il Woo menarik tangan Seulrin. Senyuman hangat terlihat diwajah Il Woo.

Kantin rumah sakit telah ramai oleh beberapa dokter dan perawat. Mata mereka berhenti meja dimana 4 orang dokter magang sedang makan bersama dengan Jiyong yang sepertinya sedang menarik perhatian salah satu dokter wanita  yang bernama Ha In.
“ Lihat temanmu itu!!” Seru Il Woo berbisik kepada Seulrin.
“ Hahaha, begitulah dia!!”
“ Ah.. Dokter Jung dan perawat Jung!!” Seru Seungri bersemangat saat melihat kedatangan mereka berdua.

Mereka tersenyum dengan sambutan dari Seungri. Sontak ketiga dokter magang tersebut berdiri memberi salam kecuali Seunghyun yang hanya menganggukkan kepala dalam posisi duduk.

“ Makanlah yang banyak karena di unit kegawat daruratan membutuhkan banyak energy!!” Ucap Il Woo.
“ Dan kau perawat Kwon, jangan terlalu genit!!” Il Woo berlalu sambli tertawa kecil melihat mimik wajah Jiyong saat diperingatkan Il Woo.
“ Yaak,, perawat Jung!! Asal kau tahu!! Hyung juga pernah genit kepada perawat-perawat baru!!” Balas Jiyong. Seulrin hanya menggelengkan kepala dan menyusul Il Woo. Sementara para dokter baru tersebut menatap heran kepada Jiyong seolah meminta penjelasan apa yang baru mereka dengar.

“ Wae?”
“ Perawat Kwon, apa mereka pasangan?” Akhirnya Ji Hyo berani menanyakannya.
“ Ah.. ne.!! Mereka lah disebut Jung couple disini!!”Jawab Jiyong dengan nada kesal.
Sementara Seungri, Ha In, dan Ji Hyo tertarik dengan kabar Jung couple tersebut Seunghyun menarik kedua ujung bibinya seakan menyembunyikan sesuatu dikepalanya.
“ Aku pergi dulu!!” Pamit Seunghyun.

“ Ne..!! Aku telah melihatnya!! Baiklah, saya mengerti!!” Seunghyun menutup ponsel pribadinya dan memasukkan kembali ke dalam loker.
“ Hmm,, Jung Il Woo!! Lihat saja nanti apa yang akan terjadi dengan hidupmu!!” Ucap Seunghyun penuh arti.
“ Seulrin-ah!! Apa kau tahu apa bahaya yang akan menyambut namjachingumu dihari kedepan?”

TBC..

Haru-Haru Part 2 END

Title     : Haru-Haru Part 2 END



Author : Jung Seulrin / Elaistkangofu Thesistambul
Length : Twoshot
Genre  : Romance and medical
Cast     :
Han Eun Mun                         : Koukie Sukiama Yuri-chann
Han Eun Jae                           : OC/ You   
Kwon Jiyong                           : Jiyong
Lee Seunghyun                      : Seungri
Choi Seung Hyun                    : Seung Hyun
And the other cast….

Ini Part 2.. Happy reading^^
Hati-hati,,,, siapkan tissu ya ^^

Aku terus menekan dada Eun Mun. Air mataku membasahi hampir seluruh wajahku beriringan dengan keringat yang mengalir perlahan membasahi bajuku. Kuamati layar defibrillator yang terus menampakkan hasil rekaman. Masih belum ada kemajuan, detaknya masih tak beraturan. Hatiku makin kacau. Tuhan, aku mohon biarkan ia bernafas lagi!!
“ Ventrikel Fibrilasi!!” Seru dokter Jang yang masih berdiri disampingku. Tanpa banyak bicara lagi kami melakukan tindakan Defribilasi lagi.
“ I’m clear, everybody clear!!”
“ Clear!!”

Kulanjutkan kembali melakukan RJP. “ Eun Mun-ah, jebbal jangan pergi sekarang!!” Bisikku pelan dari balik nafasku yang terengah-engah.

“ Aku sudah memanggil Jiyong kemari!!” Aku mendengar seseorang berbisik ditelingaku. Aku tahu dia Seunghyun. Aku hanya bergumam dan terus melanjutkan tindakanku. Peluhku yang membasahi setiap jengkal kulitku tak menghentikanku melanjutkan tindakan. Tanganku masih bergerak menekan dadanya.

Aku teringat Jiyong. Ah.. mianhe Jiyong-ah!! Mungkin setibanya disini kau akan terkejut. Palliya..!! Cepat kemari, aku berjanji akan mengembalikan detak jantungnya.
“ Yaaa… Eun Mun-ah!! Jiyong akan kemari!! Jebbal beri dia waktu sekali saja!! Sampai kekasih berada disini!!”
***

Play Past
“ Kau yakin akan menemuinya sekarang???” Eun Jae bertanya sekali lagi dibalik telepon.
“ Ne eonni!!”
“ Bagaimana dengan kondisimu?” Dari nada bicaranya terlihat ia sangat mencemaskan kondisi Eun Mun.
“ Eonni-ah, nan gwenchana!! Jangan khawatir eoh!!”
“ Ah.. perlukah aku menemanimu untuk bertemu dengannya??”
“ Andwe..!! Biar aku saja!! Bukankah eonni sibuk?? Aku tidak ingin eonni mendapat teguran dari dokter kepala!!”
“ Ah.. Kau benar!! Ingat jaga dirimu baik-baik!! Jika merasa ganjil dengan tubuhmu segera hubungi eonni atau Seunghyun arra!!”
“ Ne eonni!! Aku pergi sekarang!!”
“ Hati-hati!!”

Eun Mun memutuskan panggilan sambil tersenyum tipis.
“ Eonni-ah,, jangan khawatir!! Aku berjanji setidaknya setelah kusampai di rumah aku akan baik-baik saja!!” Ucap Eun Mun pada dirinya sendiri.

Eun Mun berdiri didepan kaca besar yang berada di kamarnya. Memantulkan bayangan dirinya dalam wujud yang tak seperti dulu lagi. Tulang pipinya terlihat semakin tirus, wajahnya terlihat pucat begitu juga matanya. Eun Mun mendesah pelan melihat kondisi tubuhnya yang semakin tak bersahabat. Diraihnya lipstick warna pink bibir yang disapukannya perlahan di bibir pucatnya. Berusaha menutupi segalanya.
“ Hmmm, kurasa cukup!!”

Eun Mun melangkah menuju pintu rumah namun langkahnya terhenti saat sebuah mobil berhenti didepannya. Ia tahu siapa pemilik mobil itu.
“ Eonnimu sangat khawatir dengan kondisimu!! Makanya dia menyuruhku, kebetulan aku bisa!!” Seunghyun menjawab semua pertanyaan yang telah diprediksi akan muncul dari mulut gadis didepannya.
“ Eoh!! Kajja!!”  Jawab Eun Mun sekenanya dan langsung masuk kedalam mobil.

Selang beberapa menit mobil berhenti disebuah appartement.
“ Kita sudah tiba Eun Mun-ah!!” Seunghyun menginformasikan kepada Eun Mun.
“ Hmm!!” Eun Mun masih terdiam menatap appartement tersebut. Matanya terlihat sedikit berkaca-kaca.
“ Jika kau ragu lebih baik kita pulang!!” Seunghyun memahami apa yang sedang dipikirkan Eun Mun.
“ Anieyo!!”
“ Turunlah jika kau ingin bertemu dengannya!!!”

Eun Mun menoleh kearah Seunghyun. Melihat wajah Seunghyun yang dihiasi beberapa plester membuat Eun Mun measa bersalah.
“ Mianhe oppa, telah membuatmu terluka!!”
“ Ah.. gwenchana!! Jangan khawatir..ak…” Ucapanya terputus saat ponsel khusu dari rumah sakit berbunyi.
“ Yeoboseyo!! Ne..!! Aku segera kesana!!”  Jawab Seunghyun  saat menjawab panggilan.
“ Masuklah Eun Mun-ah!! Nanti pulangnya kau naik taksi saja atau aku akan menyuruh Seungri untuk mengantarmu pulang, aku harus kerumah sakit!! Mianhe, ada panggilan darurat!!”
“ Untuk pulangnya, kau jangan khawatir oppa!! Aku bisa sendiri, gomawo sudah mengantarku!! Katakan pada eonni jangan terlalu mengkhawatirkanku eoh!!” Ujar Eun Mun seraya keluar dari mobil.

Dari kejauhan sosok Jiyong mengamati mobil yang sedari tadi berhenti didepan appartemennya. Dari matanya terlihat ia masih menyimpan kekesalan dengan pemilik mobil tersebut sejak kejadian tadi malam. Namun ia sedikit terkejut melihat Eun Mun keluar dari mobil. Jiyong hanya mengamati dari kejauhan, tak berusaha mendekat. Ia melihat Eun Mun berdiri mematung didepan pintu masuk appartement tanpa terlihat ia akan melangkahkan kakinya.

Sedikit keraguan Jiyong melangkahkan kakinya, semakin lama langkahnya semakin cepat dan sekarang hampir berlari.
“ Eun Mun-ah!!” Teriak Jiyong yang membuat Eun Mun menoleh dan sedetik kemudian Jiyong menarik tubuh Eun Mun dalam pelukannya. Nafas Jiyong maish terengah-engah akibat berlari.

Eun Mun tak bergerak, ia biarkan Jiyong memeluk dirinya. Ia biarkan Jiyong mengatur nafasnya dalam pelukannya.
“ Jiyong-ah!!” ujar Eun Mun pelan.
“ Hmm!!” Jiyong masih memeluk Eun Mun. Jiyong membenamkan kepalanya di bahu Eun Mun. Melepaskan kerinduan karena lama tak bertemu.
“ Aku tidak bisa bernafas!!”
“ Eoh!! Mianhe!!” Jiyong melepaskan pelukannya dan menatap Eun Mun. Eun Mun yang ditatap terdiam dan membiarkan laki-laki didepannya menatap dirinya.
“ Kemana saja kau chagiya??? Kau tahu aku sangat merindukanmu!! Neomu neomu bogoshipo!! Ahh… lihat, pipi ini terlihat kurus!! Apa kau tak pernah makan?? Aigoo!!” Jiyong memegang wajah Eun Mun dengan kedua tangannya. Kali ini sama, Eun Mun masih terdiam.
“ Keumanhe!!” Celetuk Eun Mun pelan.
“ Mwo??” Jiyong menatap lekat kedua mata Eun Mun dengan tatapan heran.
“Kita berhenti sampai disini saja!!” Suara Eun Mun bergetar namun ia berusaha menyembunyikannya.
“ Maksudmu??? Aish.. jangan bercanda chagiya!!!” Jiyong menyangkal. Ia mengusap lembut ujung kepala Eun Mun.
“ Jangan mencariku lagi, anggap aku tak pernah ada dihidupmu!!” Eun Mun menarik nafas panjang berusaha mengusir keinginan air matanya untuk keluar dari pelupuk mata.
“ Eun Mun-ah!!”
“ Hmmm, geure!! Kita berpisah!! Jangan pikirkan aku, pikirkan saja dirimu arra!!” Ucap Eun Mun dengan nada tinggi.

Berusaha menutupi suaranya yang bergetar ingin menangis.
“ Geotjimal!!!” Jiyong mengguncang bahu Eun Mun pelan. Eun mengalihkan pandangannya. menghindari tatapan Jiyong.
“ Anieyo!!” Tegas Eun Mun seraya melepaskan tangan Jiyong.
“ Waeyo???? Apa aku melakukan kesalahan?” Jiyong menatap wajah Eun Mun dengan wajah memohon.
Eun Mun menggelengkan kepala pelan.
“ Lalu?? Wae???” Jiyong memohon jawaban pasti dari Eun Mun.
“ Aku tidak mencintaimu lagi!!” Jawab Eun Mun cepat. Eun Mun menghela nafasnya masih berusaha menahan air matanya keluar.
“ Geotjimal!!” Bentak Jiyong.
“ Itu benar!! Aku tidak mencintaimu Jiyong-ah!!” Eun Mun membenarkan dan melangkah pergi meninggalkan Jiyong yang sedikit terkejut dengan ucapan Eun Mun.
“ Apa gara-gara orang itu??” Ucapan Jiyong menghentikan langkah Eun Mun. Eun Mun berdiri mebelakangi Jiyong. Kali ini ia tak sanggup lagimempertahankan bentengnya agar tak menangis. Air matanya mengalir pelan.
“ Apa kau mencintainya??” Ulang Jiyong lagi. Eun Mun tak menjawab. Ia menundukkan kepalanya, membiarkan air matanya jatuh membasahi tanah. Jiyong mengepalkan tangannya kesal. Menahan amarah dan rasa tidak percaya apa yang ia dengar kali ini.

Eun Mun melangkahkan kakinya mulai pergi meninggalkan Jiyong.
“ Tunggu!!” Tangan Jiyong menahan langkah Eun Mun. “ Khajima!!!” Ucap Jiyong lirih. Eun Mun tahu Jiyong menangis dibelakangnya.
“ Mianhe..!! Aku tidak bisa bersamamu!!” Eun Mun berusaha menjawab dibalik tangisannya.
“ Jebbal!!” Mohon Jiyong masih menggenggam tangan Eun Mun.
“ Jebbal, tetaplah disampingku!! Beri aku kesempatan!!”

Eun Mun tak menjawab. Ia menahan rasa sakit dihatinya juga rasa sakit tubuhnya yang perlahan muncul bersamaan dengan perasaannya yang sedang kacau.
“ Eun Mun-ah!! Aku masih mencintaimu, Saranghaeyo!!” Mohon Jiyong dengan suara parau. Pertahanannya hilang sejak
Eun Mun muncul dihadapannya. Amarah dan kerinduan bercampur menjadi satu. Ingin meminta kejelasan kenapa gadis yang dicintainya menghilang begitu saja selama beberapa hari. Dan sekarang ketika ia dipertemukan kembali, perpisahan juga yang akhirnya menjadi jawaban.

Eun Mun tercekat saat Jiyong mengucapkannya. Air matany semakin deras mengalir. Dalam hati Eun Mun masih sangat mencinta laki-laki ini namun keadaannya yang tidak memungkin lagi untuk selalu berada disamping Jiyong.

“ Mianhe, aku harus pergi!!” Jawab Eun Mun lemah. Eun memegang dadanya. Menahan rasa sesak karena menangis sekaligus rasa sakit ditubuhnya. Dilepaskannya tangan Jiyong yang menahan tubuhnya perlahan. Namun tangan Jiyong masih menahannya.

“ Jiyong-ah!!” Suara Eun Mun melemah dan terdengar parau. Mendengar itu Jiyong melepas sedikit demi sedikit tangan Eun Mun. Setelah tangan Jiyong benar-benar menjauh dari tangan Eun Mun, Eun Mun beranjak pergi. Tepat dilangkah keduanya tubuh Eun Mun oleng dan hampir terjatuh sebelum Jiyong menahan tubuh Eun Mun yang mulai melemah.

“ Gwenchana?” Tanya Jiyong cemas.
Eun Mun hanya menahan senyum getirnya.  “ Aku harus pergi!!” Ucap Eun Mun mulai berdiri.
“ Tapi,,.!!”
Ucapan Jiyong terputus.

“ Aku bisa Jiyong-ah!!” Eun Mun menolak bantuan Jiyong untuk berdiri. Dengan sedkit keraguan Jiyong membiarkan Eun Mun berdiri tanpa bantuannya dan membiarkan Eun Mun meninggalkannya. Ia menatap punggung Eun Mun dari kejauhan tanpa bisa menahan kepergian Eun Mun. Setelah punggung Eun Mun menghilang dari hadapannya tubuhnya melorot jatuh dan bersimpuh di lantai. Kedua tangannya menutup wajahnya.
“ Waeyo Eun Mun-ah!!” Bisik Jiyong.

Eun Mun yang telah melangkahkan kakinya meninggalkan Jiyong memperlambat langkahnya. Tangisnya semakin deras. Ia tak mampu lagi mempertahankan benteng yang sedari tadi dibangun saat berhadapan dengan Jiyong. Tangannya tak lepas dari dadanya karena rasa penuh yang sangat menyakitkan muncul di paru-parunya. Tiba-tiba Eun Mun merasa tubuhnya tak mampu berjalan lagi. Ia bersandar pada dinding toko yang tak jauh darinya. Saat meletakkan punggungnya di sandaran dinding Eun Mun terbatuk-batuk. Entah karena apa tubuhnya terasa sangat lemas. Batuknya semakin menjadi dan kali ini dari tenggorokkannya keluar darah yang deras. Mengalir dari mulutnya bersamaan dengan suara batuknya.Tubuhnya merosot. Air matanya tumpah saat menyadari kondisi tubuhnya menurun drastis.

“ Eonni!!” Ujarnya dibalik suara paraunya dan terdengar sangat lemah. Secara berangsur-angsur kesadaran menurun dan tubuhnya terjatuh di tanah.
Dua orang perempuan yang melewati jalan yang sama dengan Eun Mun terkejut melihat seorang gadis yang jatuh tak sadarkan diri.
“ Panggil ambulan!!” Seru salah seorang pejalan tersebut kepada temannya.
***

Beberapa petugas kegawat daruratan Seoul masuk kedalam rumah sakit membawa pasien dengan darah mengalir dari mulutnya.
“ Panggil dokter Choi!!” Seru salah seorang perawat.

Tak lama kemudian seorang laki-laki bejas putih berlari kedalam ruangan Emergency room dimanaseorang gadis tengah diperiksa oleh dokter jaga disana.
“ Pasien anda kah dok??” Dokter jaga tersebut bertanya seraya tetap memeriksa kondisi pasien.
“ Ne.. dia adik dokter Han!!” Dokter Choi menanggapi dengan tetap focus terhadap kondisi pasien.
“ Kita lakukan Endoskopi segera cari ruang operasi!!” Perintah dokter Choi.

Seorang perawat berlari keluar menghubungi bagian ruang operasi untuk mencari ruangan. Tak lama kemudian seorang dokter perempuan masuk dengan terengah-engah. Wajahnya terlihat sangat cemas bahkan bibirnya terlihat pucat.

“ Eun Jae!! Ikut aku!!” Dokter Choi menahan langkah dokter perempuan tersebut keluar ruangan. Dokter Han atau Eun Jae tampak keberatan dengan ajakan dokter Choi, matanya tak lepas dari tubuh gadis yang sedang terluka.
“ Kau tenang saja eoh!! Serahkan padaku!!” Dokter Choi memohon pada Eun Jae untuk percaya padanya. Mencoba menghilangkan kecemasan di wajah wanita didepannya.
“ Tapi!! Eun Mun-ah!!” Eun Jae meronta, memaksa untuk bertemu dengan Eun Mun namun pertahanan dokter Choi lebih kuat.
“ EUN JAE-AH!!!!! “ Seunghyun berteriak menghentikan gerakan Eun Jae. Sang pemilik nama menatap heran dan kecewa kearah lawan bicaranya. Tatapan matanya mengisyaratkan Kenapa?-kenapa-kau-menahanku?
“ Jebbal!! Tenangkan dirimu, semua akan baik-baik saja eoh!! Kau tunggu diruang tunggu saja!!”
“ Tapi!!! Seunghyun-ah, ijinkan aku masuk ruang operasi!!”
Seunghyun dengan cepat menggelengkan kepalanya.

“ Jebbal, aku..!!” Dipotongnya ucapan Eun Jae dengan cepat.
“ Andwe..!!! TUNGGU DI RUANG TUNGGU ARRASEO!!!!!” Tegas Seunghyun tak mau lagi mendengar negosiasi muncul dari bibir wanita didepannya.
“ Dok, semua sudah siap!! Pasien siap dipindahkan ke kamar operasi dan siap menjalani Endoskopi!!” Seorang perawat memecah perdebatan yang hampir terjadi.
“ Ne,,, gomawo ganhosanim!!” Ditingalkannya Eun Jae yang masih mematung karena bentakan Seunghyun tadi.
“ Kau boleh ikut mengantarnya!!” Seunghyun memberikan ijinnya.
Eun Jae segera menyusul langkah Seunghyun.
“ Eun Mun..!! Berjuang lah!!” Bisik Eun Jae namun bisikannya tetap terdengar oleh Seunghyun. Membuat Seunghyun menepuk pelan bahu Eun Jae. Eun Jae menoleh kearah Seunghyun yang menatapnya dengan pandangan mata jangan-khawatir-eoh.

Sepanjang perjalan menuju kamar operasi mata Eun Jae tak lepas dari Eun Mun yang belum tersadarkan diri. Begitu sampai didepan pintu ruang operasi Eun Jae menghentikan langkahnya. Ia menatap sendu tubuh Eun Mun yang dibawa masuk kedalam ruang operasi. Tangannya bertautan. Mencoba berdoa pada tuhan agar adiknya baik-baik saja. Matanya terpejam.

“ Kenapa kau terlalu mencemaskannya? Ini hanya endoskopi Eun Jae-ah!!” Sentuhan lembut di pucuk kepalanya membuat Eun Jae membuka matanya dan mendapati Seunghyun telah berganti pakaian operasi.
“ Ak..!!”
“ Sudah kubilang, Eun Mun akan baik-baik saja!! Meski aku tak memungkiri kondisinya setelah ini tak sebaik kemarin!!” Seunghyun meyakinkan Eun Jae. Dipegangnya kedua bahu Eun Jae.” Percaya padaku!!” Eun Jae mengangguk pelan.
***

“ I bulan? Benar??”
“ Hmmm!! Hanya satu bulan!!” Seunghyun membenarkan penilaian Eun Jae saat melihat hasil pemeriksaan Eun Mun keluar.
“ Satu bulan sisa waktu yang dimiliki Eun Mun!! Sebaiknya Jiyong harus tahu!!”
“ Aku sepakat denganmu, aku akan mencoba menghubunginya!!!”
“ Apa dia mau mendengar ucapanmu? Bukankah malam itu kalian bertengkar?”
“ Aku akan mencobanya!! Kau tenang saja!!” Seunghyun menepuk bahu Eun Jae pelan dan pergi keluar ruangan pemeriksaan. Sepeninggal Seunghyun Eun Jae menunduk dalam, membiarkan airmatanya mengalir tanpa ada yang tahu.
***

“ Dia akan pergi hyung, tapi aku tidak tahu kemana dia akan pergi kemana?” Seungri menjelaskan di telepon.
“ Hmmm, gomawo seungri-ah!! Sekarang dia ada dimana?”
“ Dia ada di kamarnya!! Tapi kurasa dia tidak mau menerima teleponmu karena tadi ku lihat ponselnya sukses masuk gelas minumnya!! Dia mengerikan sekali hyung kalau sedang marah!!”
“ Hmm, arra!! Tolong sampaikan pada Jiyong, Eun Mun sangat membutuhkannya!! Jika ia ingin bertemu dengan Eun Mun telepon aku!!”
“ Ne,, Hyung!! Memangnya apa yang terjadi dengan Eun Mun? Kudengar kemarin mereka bertemu dan setelah itu Jiyong hyung terlihat sangat kacau!!”
“ Biar dia mendengarnya langsung dariku!!”

Seunghyun menutup ponselnya tanpa memberi kesempatan Seungri bertanya kembali.
Seungri sempat kesal saat ucapannya dipotong.
“ Hyung, Seunghyun hyung baru saja menghubungiku!!!” Seungri bicara dari balik pintu kamar Jiyong yang sedkit terbuka.
“ Mau apalagi dia??” Jiyong menjawab dengan kasar.
“ Eun Mun sangat membutuhkanmu, jika kau ingin bertemu dengannya telepon saja Seunghyun hyung!!” Ucap Seungri cepat karena sedikit ketakutan dengan Jiyong yang sedang marah.

“ Mana ponselmu!!!” Tiba-tiba Jiyong membuka kasar pintunya. Hampir membuat Seungri berlari karena ketakutan.
“ Hyung!! Kau jangan menakutiku!!”
“ Mana ponselmu??”
Diambilnya dengan kasar ponsel milik Seungri dan segera menghubungi ponsel Seunghyun.
10 menit setelah mencoba menghubungi Seunghyun tapi tak ada jawaban Jiyong melempar ponsel Seungri keudara.
“ Yaaakk.. Hyung!! Jangan sembarangan lempar-lempar ponsel donk!!”
“ Benar tadi Seunghyun berkata seperti itu?? Shiitt.. ia tidak mengangkat ponselnya.!!”
***

Pause Past
“ Eun Jae, dia kembali!!” Seru Seunghyun mengingatkanku.
Ku hentikan gerakan tanganku yang menekan dada Eun Mun. Benar kata Seunghyun, Eun Mun kembali. Kuhembuskan nafasku lega.

“ Kau menunggu Jiyong eoh??” Celetuk Seunghyun seraya melepas ambu bag dan menggantinya dengan selang oksigen biasa.
Sepertinya benar kata Seunghyun. Setelah ku mengatakan Jiyong akan kemari, detak jantung Eun Mun kembali normal meski sangat lemah.

“ Kau telah bekerja keras Eun Jae!!” Sebuah sapu tangan menghalangi pandanganku. Seunghyun mengulurkan saputangannya.
“ Kau terlihat sangat kacau!! Bersihkan wajahmu!!”
Aku masih termangu melihat Seunghyun yang kudengar baru saja dari perawat yang mendampingiku jika Seunghyun sangat mencemaskan aku.

“Kenapa bengong?” Belum kuterima uluran saputangannya. Saputangan itu telah menyapu wajahku yang basah oleh air mata dan keringatku.
Aku tak bergeming. Kubiarkan ia menyapu wajahku. Ia menatapku sejurus.

“ Hmm.. Aku pergi dulu dokter Han, dokter Choi!! Kondisi Eun Mun harus selalu diawasi dok!!” Suara dokter Jang yang baru kami sadari masih ditempat ini menghentikan gerakan tangan Seunghyun. Dengan cepat keraih saputangannya dan melanjutkan membersihkan wajahku. Bisa kulihat wajah Seunghyun sempat memerah. Kenapa disaaat seperti ini masih saja ia bersikap seperti itu padaku.

“ Eun Jae? Gwenchana? Apa kau siap menerima kemungkinan terburuk nanti setelah Jiyong datang kemari??”
‘DEG’

Pertanyaan ini menyadarkanku dari kelegaan sesaat yang menghampiriku. Kenyataan terburuk yang pastinya harus kutrima adalah Eun Mun akan menghembuskan nafasnya yang terkahir kalinya dalam waktu tidak lama lagi. Air mataku kembali mengalir, persendianku terasa lepas dari tempatnya bisa kurasakan tubuhku oleng. Sedetik kemudian tubuhku telah berada dipelukan Seunghyun. Air mataku semakin deras. Ya tuhan??? Apa memang sudah waktunya? Kumohon jangan bawa dia pergi?? Biarkan ia berada disisiku!! Kumohon..kumohon…

Dia adikku, satu-satunya orang terdekat yang kumiliki sekarang!! Semangatku ada didirinya!!
“ Jika kau tidak kuat mengawasi kondisi Eun Mun yang seperti ini, kembalilah ke ruanganmu!!”
Kugelengkan kepalaku cepat.
“ Jika hal itu harus terjadi, akulah orang yang menyatakan waktu kapan dia menghembuskan nafas terakhirnya!!”
Back to Past
***

“  BERIKAN PONSELMU PADANYA!!!!!” Seunghyun berteriak di balik ponsel. Seungri yang menerima teleponnya menjauhkan ponselnya karena intensitas suara Seunghyun yang tinggi.
“ Ne… hyung!! Jangan berteriak lagi!!” Seungri menjawab pasrah.
Seungri berjalan lesu kearah Jiyong. Sepertinya hari ini hari yang sangat sial untuk Seungri.
“ Hyung!! Seunghyun hyung ingin bicara padamu!!”
“ Untuk apa?” Jawab Jiyong dingin.
“ Katanya tentang Eun Mun!! Ayolah hyung angkat saja!! Kalian sangat menyiksaku!!” Mohon Seungri.

Dengan kasar Jiyong mengambil ponsel Seungri,
“ WAE????” Seru Jiyong.
“ Cepat kerumah sakit!! Eun Mun kritis!!”
“ Mwo??? Apa yang kau bilang Hyung??” Jiyong sontak berdiri.
“ Ne.. jangan banyak tanya lagi!! Segera kemari arra!! Dia sangat membutuhkanmu!!”

Tepat saat Seunghyun memutuskan panggilannya Jiyong segera berlari keluar kamar. Seungri yang melihat sikap Jiyong ikut terkejut.
“ Hyung!! Wae??”
“ Eun Mun!! Dirumah sakit!! Ini ponselmu!!” Jiyong melempar ponsel Seungri dan kembali berlari.

Tak ada hal lain yang memenuhi pikiran Jiyong kali ini. Hanya nama Eun Mun yang memenuhi kepalanya.
Terlihat sekali diwajahnya jika Jiyong sangat mencemaskan kondisi Eun Mun.
‘Ada apa denganmu Chagiya?’
Jiyong berlari dan belari menuju rumah sakit
‘Tunggu aku chagiya’


Dorabojimalgo tteonagara

Tto nareul chatjimalgo saragara
Neoreul saranghaetgie huhoeeopgie
Johatdeon gieongman gajyeogara
Geureokjeoreok chamabolmanhae
Geureokjeoreok gyeondyeonaelmanhae
Neon geureolsurok haengbokhaeyadwae
Haru haru
Mudyeojyeogane
Don’t look back and leave
Don’t find me again and live (on)
Because I have no regrets from loving you, take only the good memories
I can bear it in some way
I can stand in some way
You should be happy if you are like this
I become dull day by day

Finish Past

Aku masih menatap tubuh Eun Mun yang semakin melemah. Mungkin hanya menunggu waktu saja Eun Mun menghembuskan nafas terakhirnya. Melihat detakan jantungnya yang sudah tak lagi normal saja sudah membuat hatiku miris. Ingin rasanya semua hasil yang ditunjukkan alat Defib ini berubah. Tak lagi menunjukkan keabnormalan detak jantung dan semua tanda vital dari tubuh Eun Mun.

Seseorang menepuk bahuku pelan. Menyadarkanku sejenak.
“ Kau tak mendengar suara ponselmu berbunyi??” Seunghyun menyadarkanku jika ponsel khusus untuk petugas kesehatan dirumah sakit ini berbunyi.
“ Eoh..!! Ne..!!”

Sedikit enggan aku melangkah keluar menuju ruangan sesuai instruksi yang aku terima. Pikiranku tetap tidak bisa teraalihkan dari Eun Mun. Justru kecemasanku ini semakin besar ketika aku meninggalkannya.
“ Kau kembalilah dokter Han!! Biar aku saja yang menggantikanmu!!” Dokter  Ahn menghadangku dan menyuruhku kembali ke ruangan Eun Mun. Akupun menurut begitu saja.

Kakiku sempat terhenti saat melihat Jiyong datang dengan terengah-engah. Tebakanku dia pasti berlari menuju kemari. Terlihat sekali diwajanya ia sangat mengkhawatirkan Eun Mun.
“ Masuklah!!” Jiyong terdiam saat mendengar perintahku.
“ Dia menunggumu!!” Ucapku pelan. Ada kesedihan dihatiku saat mengatakannya. Apakah setelah ini dia akan pergi? Jika aku bisa memilih aku tak ingin laki-laki ini bertemu dengan Eun Mun. Agar Eun Mun tetap hidup tapi aku juga tidak ingin dia menderita dengan segala tindakan medis yang notabene lebih menyakitkan.

Jiyong melangkahkan kakinya pelan. Dapat kulihat dari sorot matanya jika ada kesedihan mendalam yang ia rasakan kini. Aku bisa merasakannya Jiyong-ah. Kuikuti langkah JIyong dengan sedikit was-was dengan kejadian yang akan menyambut kami setelah ini.
Seseorang menepuk bahuku, mencegahku masuk kekamar Eun Mun.
“ Biarkan mereka bertemu!!” Seunghyun berbisik padaku. Kuturuti perintahnya dan hanya menunggu diambang pintu.

5 menit, 10 menit bahkan sekarang telah mencapai 50 menit waktu yang berlalu setelah Jiyong masuk. Aku bisa melihat dari kaca pintu kamar ini, Jiyong tak mengucapkan satu patah katapun. Dia hanya berdiri menatap tubuh Eun Mun yang hidupnya sangat tergantung dengan segala peralatan medis ditubuhnya. Kedua tangan Jiyong menggenggam erat tangan Eun Mun. Dari tempatku berdiri aku bisa melihat mata Jiyong yang terlihat sendu tapi tak juga mengeluarkan air mata.

“ Apa yang akan terjadi selanjutnya Seunghyun-ah!!” Bisikku pelan. Seunghyun menarik kepalaku untuk bersandar dibahunya. Menunjukkan jika ia mendengar ucapanku yang sangat pelan tadi.
“ Lihat!!” Seruan Seunghyun membuatku menegakkan kepalaku dan serius menatap gerakan Jiyong yang akhirnya berubah juga setelah hampir satu jam hanya berdiri mematung.

Jiyong mencium kening Eun Mun. Gerakannya sangat lamban. Seakan dia ingin mengulur waktu lebih lama lagi. Jiyong mengecup mesra kening gadisnya, gadis yang mungkin sebentar lagi akan berada diantara dua pilihan. Menghembuskan nafas terakhirnya atau melanjutkan nafasnya.

Entah pada menit keberapa Seunghyun yang semula disampingku langsung berlari masuk begitu juga para perawat yang semula berdiri mengawasi di nursing station. Suara nyaring dari mesin defibilator Eun Mun bergema ditelingaku. Dan pada detik itu pula aku baru menyadari Eun Mun kritis lagi. Aku berlari mendekat, menggantikan Seunghyun yang berniat melakukan kompresi dada *RJP. Aku bisa melihat sekilas Jiyong masih berdiri diruangan ini. menatap nanar tubuh gadisnya yang sedang kami usahakan untuk tetap hidup.

“Ephinefrin!!” Teriakku untuk menyuntikkan epinefrin ke tubuh Eun Mun agar memacu jantungnya kembali berdetak sempurna. Semua petugas sibuk dengan segala tindakan yang menunjang kehidupan Eun Mun. Memiliki harapan yang sama dengan harapan yang sangat terlihat jelas dari sorot Jiyong. Harapan bahwa Eun Mun dapat melanjutkan nafasnya lagi.

Aku masih berusaha, dan ini sudah mendekati 10 siklus kompresi dada yang kulakukan. Keringatku bercucuran membasahi wajahku. Begitu juga air mataku yang mengalir bersamaan.

“ Hentikan dok!!” Seru Seunghyun.

‘DEG’ Aku tahu apa makna perintah Seunghyun. Shiero!! Shiero!! Andwee,,,,, aku tak mau menghentikannya. Karena dengan tindakan ini jantung Eun Mun kembali berdetak.

“ Kau mau apa Eun Jae-ah!!” Teriakan Seunghyun menghentikan tanganku. Aku menatap matanya bergantian dengan menatap Jiyong yang tubuhnya tetap berdiri tegak tanpa air mata yang keluar sedikitpun.

“ Han Eun Mun meninggal pukul 9.43 am!!” Ucapku dengan nada bergetar. Ucapanku ini sukses membuat air mataku mengalir dengan derasnya. Aku melangkah mundur dan berjalan menuju pintu. Namun, sebuah tangan menarik tubuhku kedalam pelukannya. Seunghyun yang memelukku, mencegah aku pergi dari ruangan ini. Dan ia membuat air mataku tak berhenti mengalir. Sayup-sayup drai balik air mataku kumelihat Jiyong tetap berdiri tak berkutik dari tempatnya semula.
Kakiku hendak melangkah mendekati Jiyong namun berhenti karena diwaktu yang sama Jiyong dengan gerakan cepat mendekati Eun Mun dan memelukknya. Ia menangis.

Akhirnya ia menangis juga, bukankah sangat menyakitkan jika kita bersedih namun airmata tak mau mengalir. Justru itu yang sangat menyesakkan.

Aku dan Seunghyun menatap haru Jiyong yang tengah memeluk Eun Mun. Mendengarnya menangis dan sangat
menyedihkan. Kau lihat Eun Mun kami kehilangan dirimu, begitu juga dia.


Oh girl

I cry cry
Yo my all
Say goodbye bye
Oh my love
Don’t lie lie
Yo my heart
Say goodbye


Yeah, Finally I realize that I am nothing without you
I was so wrong, forgive me
Ah ah ah ah~
Oh girl I cry, cry
You’re my all, say goodbye…
Oh girl I cry, cry
You’re my all, say goodbye, bye
Oh my love don’t lie, lie
You’re my heart, say goodbye.   

-The End-