Kamis, 04 Agustus 2011

Snowing eps 4

Akhirnya aku posit in juga part 4 mian.. telat dari perjanjian.. Banyak yg harus diurus.. hehehe

Ringkasan cerita part 3...
Helen menelengkupkan wajahnya di dada Seung Hyun. Tangis Helen pecah kala semua nama itu disebutkan. Rasa penyesalan dan bersalah memenuhi hatinya.
‘Apa hubungan laki-laki ini denganmu Eon? Kurasa dia bukan hanya sekedar teman dari Jiyong. Sepertinya hubungan kalian sangat dekat! Siapa dia eon?

“ Siapa kau sebenarnya?”Tanya Helen seraya melepaskan pelukan Seung Hyun.
Seung hyun terdiam sejenak. Matanya beralih ke salah satu pigura. Foto Seul Rin yang sedang tersenyum ke arahnya.
“ Eonnimu tak pernah bercerita tentangku?”
Helen menggeleng pelan.
“ Sejak aku resmi masuk organisasi itu aku menjalankan pelatihan di Trainee Center, 2 minggu sebelum kejadian itu aku baru masuk markas. Hubungan kami memburuk sejak aku masuk organisasi apalagi sejak aku tahu apa posisiku di organisasi itu! Sampai saat inipun aku tidak mempercayai kejadian dua tahun yang lalu. Aku tak percaya aku yang akhirnya melakukan eksekusi itu. Aku…”

Helen terdiam.
Helen berjalan ke arah sofa. Disandarkan kepalanya di sofa. Menyandarkan semua penyesalan yang kembali menghantui dirinya.

“ Aku tahu itu berat untukmu apalagi dia adalah Eonnimu. Aku sangat  mengenalnya bahkan mungkin sebelum Jiyong.!”
Seung Hyun menghela nafasnya sejenak.
“Kami dekat sejak aku masuk markas setelah traineeku selesai. Kebetulan dia menjadi patnerku. Aku kagum dengannya, kemampuanya dalam melakukan penyamaran, sangat rapi bahkan aku masih sulit mengenalinya jika dia menyamar. Namun 2 minggu sebelum kejadian itu aku dipindahkan di divisi Amerika.” Seung Hyun tersenyum sepanjang percakapannya.
“ Kau menyukai Eonniku?”
“ Sepertinya iya, namun..”

 Ucapan Seung Hyun menggantung di udara, dipotong Helen. Helen menegakkan kepalanya dan menatap Seung Hyun dengan mata curiga.
“ Tunggu!!! Kau bilang kau satu tim dengan kakakku? Kau juga tahu tentang kejadian itu? Lalu kenapa kau dekat dengan laki-laki itu?”
Seung Hyun menarik ujung bibirnya.

“ Aku tahu kau akan menanyakan itu!”
“ Aku mengenalnya tak sengaja di pemakaman. Di makam Seul Rin. Sejak itu aku tahu siapa dia. Target boss dua tahun yang lalu. Kekasih Seul Rin, yang akhirnya membuatmu terpaksa melakukannya. Aku bertemu dengannya dengan kondisi lebih mengenaskan dari sekarang. Bukan untuk maksud apa- apa aku mendekatinya. Aku hanya ingin tahu pria seperti apa yangmembuat Seul Rin rela mengorbankan tugasnya. Seul Rin yang kukenal selalu professional dalam menjalankan tugasnya.!”
“ BUKAN KARENA PERINTAH????”

Seung Hyun sontak menatap tajam Helen.
“ ANI, tak ada sangkut pautnya dengan organisasi.!!”
“ Lalu untuk apa kau mendekatiku???
“ Perintah”
“ Mereka ingin aku kembali?”
“ Ne, namun aku pikir sebaiknya jangan!!”
“ Konsekuensinya??”
“ Kau harus segera meninggalkan kota ini” Seung Hyun memegang kedua bahu Helen.
“ Mungkin bukan aku yang harus pergi?”
“ Mwo??”

Suara pintu yang dibuka dari luar memecah suasana. Masuk seorang gadis remaja usia 17 tahun dengan wajah ditekuk. Tak lama kemudian masuk seorang laki-laki.

“ YAAA!!! Kenapa kau membuntutiku terus?” Gadis itu berteriak ke arah laki-laki yang masuk setelahnya.
“ Ani!! Aku hanya ingin….” Suaranya terputus.
“ EONNI!!! Kau kenal laki-laki ini?”

Shin Ah berteriak ke arah Helen yang sedang duduk di sofa bersama Seung Hyun.
Helen hanya mengangguk sambil tersenyum.

“ Dia temanku! Harusnya kau sopan dengannya!” Helen berdiri mendekati Shin Ah.
“ Sopan? Dengan laki-laki penguntit ini?”
“ Yaaa, aku bukan laki-laki penguntit!!” Laki-laki itu berbicara dengan suara lebih tinggi.
“ Ne, kau laki-laki penguntit”
“ KAU!!”

“ SEUNGRI!!!! SHIN AH!!! STOPPPPP!!!” Bentak Helen dengan wajah marah.

Mereka berdua sontak terdiam dan menatap Helen.
Ruangan sejenak sunyi. Masuk dalam aura kemarahan Helen.

“ Shin Ah, dia temanku. Dia yang membantu kita saat kita hidup di Jepang 1 tahun yang lalu!” Ucap Helen lebih lembut.
Shin Ah membulatkan matanya tidak percaya laki-laki yang membuntutinya sedari tadi adalah penolongnya.
“ Ya, harusnya kau menyambutku!” Timpal Seungri.

Dengan wajah yang merengut Shin Ah menundukkan kepalanya tanda hormat.
‘ Cowok ini? Aish… sepertinya playboy!!’ Batin Shin Ah.

Seungri juga menundukkan kepalanya.
‘PLETAKK!!’

Shin Ah memukul kepala Seungri.
“YAAAKK!!!” teriak Seungri kesakitan sambil memegangi kepalanya yang kesakitan.
“Itu pantas untuk laki-laki penguntit!” Ucap Shin Ah seraya berlalu masuk kedalam rumah.
“ KAU!!” Seungri ingin mengejar namun ditahan Helen dengan tatapan tajam.
“Arra!”Ucap Seungri.

Seungri berjalan kearah sofa dan menatap Seung Hyun dengan heran.
“Helen-ah??”
“ Ne?”
Seungri menatap Helen dengan penuh tanda tanya. Seakan tahu apa yang dimaksudkan Seungri. Helen bercerita tentang kejadian sebelum Seungri datang.

“ Jadi apa rencanamu?” Tanya Seungri  kearah Seung Hyun, berubah serius.
“ Akan kuurus dulu dengan boss. Kalian tenang dulu!! Sebaiknya aku pergi sekarang!!”
“ Ne, kutunggu hasilnya! Aku percaya padamu! Tapi jika kau berbuat kesalahan satu kali saja kau akan berhadapan denganku!” Ucap Seungri dingin.
“ Ne, percayalah padaku!” Seung Hyunpun pergi meninggalkan Helen dan Seungri.

“ Kau percaya padanya?” Tanya Seungri kearah Helen.
“ Percaya? Aku sendiri masih mempertanyakan apa itu kepercayaan!!” Ucap Helen dingin. Seungri hanya menggelengkan kepalanya melihat tanggapan Helen.
“ Haha, termasuk aku? Tapi bodohnya aku tetap harus membuatmu percaya!”
“ Seungri-ah!! Ingat ucapanku di café tadi? Apapun yang terjadi lindungi Shin Ah, jika perlu bawa dia pergi!! Jangan sampai ia tahu siapa diriku sebenarnya! Jika dia tahu siapa aku, akan berbahaya bagi nyawanya!” Helen berbisik ke Seungri.
“ Ne, percayakan padaku!!”

Janji Seungri.
“ Ngomong-ngomong dongsaengmu itu menarik juga!!” Sifat genitnya muncul.
“ YAA!! Apa kau bilang??? Jika sampai kau dekati dia kau akan MATI!!” Helen memukul kepala Seungri.
“  YAA!! Kakak beradik ini memang sama-sama suka memukul kepala orang!!” Celetuk Seungri sambil melangkah masuk.
“ YAA!! Mau kemana kau?” Helen menarik kerah baju Seungri.
“ Tidur!! Katanya aku bisa menginap disini?”
“ ANDWE!!!! Menginap saja di hotel! Sifat genitmu itu berbahaya bagi Shin Ah!!”
“ YAA, lalu jika ada apa-apa dengan kalian bagaimana?”
“ Jangan sok perhatian deh! Kau lupa siapa aku?”
“Arra, agen terbaik!! OK, aku pergi. Tetap hubungi aku!!”
“ Ne, sana!!”
“ Kajja!! Oh, salam buat Shin Ah!”
“ Jukeosipho??*kau ingin mati??”
“Aish…. Jadi perempuan jangan galak-galak deh!!”
“ YAA!!”

Seungripun berjalan kearah mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Helen. Tanpa Helen ketahui ada dua pasang mata yang sedang mengamati Helen.
Sebuah mobil van hitam berhenti 30 meter dari mobil Seungri.

“ Yaa!! Apa perlu kita ikuti mobil itu?” Rida bertanya kearah Taeyang.
“ Ani, sepertinya laki-laki itu hanya teman adiknya Helen!”
“ Namjachingu maksudmu chagy??”
“ Ne, kita tetap disini sampai perintah datang!”
“Di mobil ini? Kita berdua?” Goda Rida.
“ Ne, dan..” taeyang mendekatkan tubuhnya kearah Rida namun tiba-tiba mereka berdua menutup kedua telinga mereka dengan  kedua tangannya.
“ Ya!!!! Sakit!!” ucap mereka hampir bersamaan. Baru saja suara melengking muncul dari earphone yang mereka gunakan.
“ YAAA!! Jika kalian berani bermesraan kalian benar-benar akan MATI!!!!!” Bentak suara dari earphone yang mereka gunakan.
“ Ne, Mian Boss!!” Rida dan Taeyang bersamaan.
Mereka mengusap-usap telinga mereka yang sedang kesakitan karena frekuensi yang dinaikkan dari sumber suara.


##
“Kau tahu Oppa? Kadang salju itu bisa menjadi sangat menyakitkan!”
“ Mwo? Kok bisa?”
“ Bayangkan jika sejauh matamu memandang hanya salju yang kau dapati, dengan sinar matahari yang menyilaukan memantul diatasnya. Pandanglah salju itu niscaya akan ada rasa sakit yang menusuk matamu. Perlahan namun pasti jika kau pandangi terus pantulan itu matamu akan terluka. Buta mungkin!”
“ Lalu kenapa kau menyukai salju?”
“ Salju itu seperti diriku. Seperti yang kukatakan baru saja!!”
“Ani!! Kau bukan salju seperti itu!! Kau salju yang mendinginkan hati semua orang. Salju yang membuat orang bahagia! Seperti anak-anak yang kau lihat itu!!! Kau salju bagiku!! Arra!!”

Jiyong tersentak bangun dari tidurnya, keringat mengalir dari sekujur tubuhnya. Tubuhnya bergetar seakan baru saja mengalami mimpi buruk.

“ Damn!!!! Mimpi itu lagi!!” Jiyong mengumpat pada dirinya sendiri.
Matanya memandangi seluruh ruangan dan matanya berhenti pada satu benda persegi yang telah tak berbentuk. Pigura yang telah hancur. Mungkin benturan keras yang terakhir membuatya hancur seperti itu.
Lama Jiyong menatapnya. Tatapan datar tanpa arti namun beberapa menit kemudian berubah menjadi tatapan kebencian. Diambilnya dengan kasar foto yang ada di balik pigura itu.

“ Kau harus pergi dari pikiranku!!”
Jiyong meraih korek api miliknya. Menyalakan api dan memandangnya lama. Berkali-kali ia coba matikan dan hidupkan korek api tersebut.

“ Dingin lawanya panas! Kau harus pergi!!!” Diarahkannya api ke foto gadis berambut panjang yang sedang memegang seikat bunga iris itu.
Api telah menyambar ujung foto itu, sedikit demi sedikit mengubah benda padat menjadi serpihan-serpihan debu berwarna abu-abu dan menyisakan bekas hitam di bagian yang terbakar.
Jiyong menatap foto itu nanar. Air matanya mengalir perlahan. Sedetik kemudian Jiyong menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“ ANDWEEEEEEEEEEEE!!!!!!!!!”
Diraihnya foto yang tengah terbakar. Jiyong mengibaskan foto itu dengan panas menjalar di permukaan kulitnya. Meninggalkan jejak merah yang menyakitinya.
Tanpa memperdulikan tangannya dia tetap menyelamatkan foto yang telah ia bakar sendiri.

“ Jangan Pergi!!!” ucap Jiyong setengah memohon. Menatap bayangan gadis berpakaian putih yang berdiri didepannya menatap Jiyong lembut.
“ Tetap disitu?”

Bayangan itu mengangguk pelan dan tersenyum ke arahnya.
Jiyong membalas senyuman itu. Jiyong menyandarkan tubuhnya di tepi tempat tidur dengan posisi terduduk. Kepalanya menengadah ke atas menatap langit-langit kamarnya yang gelap. Dipejamkannya matanya.
Ada belaian lembut mengusap kepalanya.

“ Kau masih disini?” Belaian itu menyapa wajahnya yang basah karena keringat.
Perasaan Jiyong kembali tenang, tak ada rasa benci seperti lima menit yang lalu yang ada hanya rasa rindu dengan belaian lembut yang dirasakannya sekarang.

“ Haruskah kubuka mataku?”
Tak ada jawaban, hanya belaian lembut yang berpindah ke kelopak matanya.
“ Tidak?”
Sejenak ia menikmati belaian lembut yang dirindukannya.
Saat matanya terpejam dibagian tubuhnya sebelah kanan ia merasakan sebuah sentuhan.
“ Kau disampingku?”
Ia ubah posisi kepalanya, menyandarkannya pada seseorang yang dirasakannya hadir disampingnya.
“ Kubuka mataku ya?”
Jiyong membuka matanya dan menangkap seseorang gadis yang menggunakan gaun putih telah duduk disampingnya.
“ Seul Rin, Bogoshippo!!”
Gadis bergaun putih itu mengangguk pelan dan tersenyum.
Perlahan mata Jiyong tertutup. Membawanya ke dalam mimpi..

Dering ponsel menyambut Jiyong di pagi ini. Dengan menahan kepalanya yang sakit karena tertidur di lantai, Jiyong mencari-cari ponselnya.
“ Yoboseyo!!!!”
“ Besok akan ada launching, anda dimohon bertemu dengan tuan hari ini!!!”
“ Ooo!”
“ Bersedia?”
“ Katakan padanya jangan bermimpi melihat aku datang!” Jawab Jiyong dengan kasar. Jiyong tahu yang baru saja menghubunginya adalah Shin Wan Tae, Ajuhsi yang menemui dirinya kemarin.
“ Tapi..” Pembicaraan terputus karena diputus oleh Jiyong.

“Tut..Tut..” Suara tombol kunci yang ditekan dari luar.
“ YAAAKKK, Jiyong!! Kau baru bangun????” Seung Hyun muncul dari balik pintu kamarnya yang tak jauh dari pintu masuk appartement.

“ Ne!!”
“ Kau tak ke kampus?” Ucap Seung Hyun seraya membuka tirai kamar Jiyong.
“ YAAKK!!! Kau tak pernah membuka ini?”
“ YAAKK, HYUNG!!! Jangan dibuka!!! Jika kau sentuh sekali lagi kau akan mati” Gertak Jiyong.
“ Kau berani dengan Hyungmu? Sana Mandi!”
“ Apa hubunganmu dengan gadis freaky kemarin?” Jiyong mengubah topic.
“ Gadis freaky? Helen maksudnya?”
“ Siapa lagi!!!!”
“ Ani, Cuma teman!! Waeyo? Tumben kau agak sensitive dengan siapa aku dekat!! Cemburu kau?”
“ HYUNG!!!” Jiyong melempar minuman kaleng yang baru saja diambilnya dari lemari es dan ditangkapnya kaleng itu dengan sigap oleh Seung Hyun.

Sementara Jiyong beranjak ke kamar mandi Seung Hyun menemukan sisa-sisa kebakaran di kamar Jiyong.
“ Foto Seul Rin?” Seung Hyun bertanya pada diri sendiri seraya memungut foto yang telah terbakar separuh.

Foto Seul Rin mengingatkan Seung Hyun tentang kejadian sebelum dia menuju ke appartement Jiyong.

“ APA KATAMU???????????? KAU TIDAK BISA MEMBUATNYA KEMBALI???????” Teriakan Daesung memenuhi ruangan.
“ Ne, Jeosonghaeyo boss!!! Sebaiknya biarkan dia menjalani hidupnya sekarang!!”
“ Hah!!! Kau pikir semudah itu? Setelah masuk ke organisasi ini jangan harap akan keluar dengan baik-baik saja!!!!”
“ Tapi boss, dia telah menjalani masa sulitnya selama 2 tahun!!”
“ Aku tak peduli yang aku butuhkan bawa dia masuk ke organisasi ini! ARRAA!!!!”
“ Kalau begitu jangan aku!!” Seung Hyun melangkah keluar dari ruangan ini.
“ Aishh, The best sniper bias luluh begitu saja dengan gadis seperti Helen? Lebih baik kau lenyap!!” Ucap Daesung tajam seraya mengarahkan senjata api ke kepala Seung Hyun.

Seung Hyun terdiam dan berbalik menghadap Daesung yang tengah mengarahkan senjata di kepalanya seraya mengambil senjata miliknya dari mantel yang ia kenakan dan mengarahkan senjata itu kearah Daesung.
“ Aish… berani juga kau mengarahkan senjatamu kearah bossmu ini!!!”
“ Aku tidak peduli dengan siapa aku mengarahkan senjata ini, yang kupedulikan hanya jika ada yang mengancam nyawaku maka dia juga harus merasakan ancaman itu dariku!!!” Jawab Seung Hyun pedas dengan tatapan tajam.

Daesung perlahan menarik pelatuk senjata miliknya, begitu juga Seung Hyun. Senjata mereka telah siap memuntahkan isinya dan siap untuk menuju tempat sasaran.
 Daesung tersenyum kejam. Daesung menatap Seung Hyun dengan tajam begitu juga dengan Seung Hyun.
Aura dingin dari masing-masing keluar memenuhi seisi ruangan.
“ DORR..!!!!” Suara yang ditimbulkan oleh keluarnya isi dari senjata api milik Daesung.
“ PRAAANGG!!!” Suara guci pecah mengikuti suara tembakan itu. Ternyata Daesung mengarahkan senjata miliknya ke arah guci yang berada tepat disamping Seung Hyun.
 “ HAHAHAHAA!!!” Daesung tertawa terbahak-bahak, dia menurunkan senjata yang diarahkan ke Seung Hyun.

Seung Hyun melepas pelatuknya dan meletakkannya kembali ke dalam mantel miliknya.
“ SHITT..!!! Mana mungkin aku membunuh salah satu agen terbaikku!! Tapi jangan kau pikir aku akan mengabulkan permintaanmu!! Dari pada kau mengganggu misi ini, lebih baik kau jalani saja misi baru ini!!” Ucap Daesung sambil melempar sentaja miliknya dan melempar map hitam kearah Seung Hyun.
Seung Hyun menatap heran kearah Daesung seraya menangkap map yang dilemparkan Daesung.
Tanpa banyak berkata lagi Seung Hyun keluar dari ruangan itu dengan cepat.

“ YAAK!!!! Kau apakan foto itu?” Bentak Jiyong sambil merebut foto yang sedari tadi berada di tangan Seung Hyun.
“ EH..!!!” Seung Hyun terhenyak dari  lamunannya.
“ Yaah, Jiyong-ah kamarmu ini mirip kapal pecah!! Kau tak pernah membereskannya?” Seung Hyun berjalan mengelilingi kamarnya.
“ I don’t care!!”

Seung Hyun hanya mengelengkan kepala dengan sikap Jiyong.
“ Yaa, ini siapa?” Tanya Seung Hyun saat matanya menangkap foto yang tergantung di dinding kamar Jiyong.

Di foto itu, terdapat Jiyong yang menggunakan setelan jas rapi sedang berdiri di samping seorang laki-laki dewasa yang juga menggunakan setelan jas.

Jiyong menoleh kearah Seung Hyun.
“ Bukan siapa-siapa!!” jawab Jiyong sambil melepas bingkai dari dinding.
Seung Hyun heran dengan perubahan sikap Jiyong.
“ Sepertinya aku pernah melihat laki-laki itu!!” Ucap Seung Hyun pada dirinya sendiri.
“ Kau bicara apa Hyung ayo.. ke kampus!!!”
‘Jangan sampai Hyung tahu siapa aku sebenarnya!’ Batin Jiyong.

##
“ Eonni, tumben kau sudah bangun!!” Sapa Shin Ah sambil mengusap matanya di dapur.
“ Hehe, iya donk!! Mau nyiapin sarapan buat kamu!!” Ucap Helen masih sibuk dengan pisau di tangannya.
“ jinjja Eon??? Heheh.. Iya kangen dengan masakan eonni!!!”
“ Tapi mandi dulu ya…!!! Kau sekolah kan hari ini.??”
“ Ne, Eonni siap aku mandi dulu ya!!!” Shin Ah mencium pipi Helen.
“ Aish… belum mandi juga uda nyium-nyium segala!!”

Helen menatap punggung Shin Ah yang perlahan hilang dari balik pintu dapur. Ada rasa sedih hinggap di hatinya.
“ Untuk sementara kau harus pergi Shin Ah…!!! Kita tidak akan bertemu dalam waktu dekat…” Air mata Helen perlahan menetes.
“ Kau kenapa?” Sebuah suara mengagetkan Helen.
Helen membalikkan tubuhnya “ Aish… kau ini seperti hantu saja tiba-tiba muncul dibelakangku”
“ Ya!! Kau sendiri tidak mendengar aku masuk!!”
“ Seungri-ah, jaga Shin Ah arra!!!” Ekspresi wajah Helen berubah.
“ Siap!!! Belum ada kabar dari laki-laki kemarin?” Seungri duduk di depan Helen yang tengah menyiapkan makanan.
“ Ani…!! Aku tidak peduli dengan kabar darinya!! Aku hanya memohon padamu lindungi Shin Ah!!!”
“ Ne, Sifat keras kepalamu itu tak pernah berubah!!!”
Ponsel milik Helen berdering.
“ Yoboseyo, Miannata Helen ssi, aku tidak bisa menghalangi langkah boss!!”

‘Klik’ Helen memutuskan sambungan tersebut seakan tahu jika jawaban itu yang akan didengarnya.
“ Laki-laki itu pasti tidak bisa kan?” Tebak Seungri.
Helen hanya menganggukkan kepalanya.
“ Aku tahu keputusan boss tidak bisa diganggu gugat.!! Bawa dia pergi..!!!” Ucapnya  tegas sambil berlalu dari hadapan Seungri.

Mata Seungri mengikuti gerak Helen.
“ Kau mau kemana?”
“ Melakukan aktivitas seperti biasa agar orang tak curiga!!!” Helen meraih tasnya dan menuju pintu.
“ Yaakkk, Helen-ah!! Bagaimana dengan Shin Ah?”
“ Kupercayakan padamu!!” Kalimat terakhir yang terdengar dari Helen sebelum menutup pintu rumah.
Seungri masih menatap pintu yang tertutup dari luar.
“ Eonni..!! Mana mak…!!!” Teriakan Shin Ah menggantung setelah melihat sosok laki-laki yang membuatnya kesal.
Seungri menoleh ke rah suara.
“ Annyeyong Shin Ah!!!” Sapa Seungri dengan ekspresi yang lebih ceria.
“ Kau..!!! Kapan disini? Mana Eonni????” Shin Ah terlihat cemas.
“ Dia ke kampus..!! Makanlah dulu..!! Nanti kau kuantar.!!!”
“ Andwe..!!! Aku nggak mau..!!!” Shin Ah pergi melangkah ke pintu.
“ Aish…” Seungri berlari mengejar Shin Ah. Sekejap saja tangan Shin Ah telah ditahan Seungri.
“ Mian, kau lebih aman ku antar..!!!” Ucap Seungri lebih tegas namun dengan tatapan lembut kearah Shin Ah.
‘Kenapa sifatnya berbeda dengan semalam??' Batin Shin Ah.

“ Ayo, aku antar…!!” Seungri menarik tangan Shin Ah menuju mobil miliknya di luar. Shin Ah hanya menatap tangan Seungri yang menarik tangannya.

Dua pasang mata menatap kejadian di depannya. Menatap tajam setiap gerakan yang terjadi didepan mereka. Saat mobil Seungri melaju mobil merekapun bergerak mengikuti.

##
Helen menatap jam tangan hitam miliknya. Pukul 10 KST.
“ Sudah 20 menit kuliah dimulai..!!!” Ucapnya pada dirinya sendiri. Tanpa menunggu waktu lagi. Helen membalikkan tubuhnya dari pintu kelas menuju tempat lain. Sepanjang langkahnya, pikiran Helen tidak tenang. Pikirannya tersita dengan kondisi adiknya, ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi pada adiknya.

‘BUUGG!!’
“ Yaakk.. kau tidak lihat pakai mata!!!” Teriakan seorang laki-laki membuatnya baru sadar ternyata menabrak seseorang. Helen mengangkat kepalanya dan mendapati siapa laki-laki yang kini ada dihadapannya.
“ Kau!!!!” Bentak laki-laki yang berada di hadapannya.
Helen hanya terdiam menatap Jiyong tanpa ekspresi apapun.
“ DEG..” Jantungnya hampir berhenti berdetak. Ada perasaan aneh yang muncul saat melihat Jiyong sekarang. Bukan karena penampilan Jiyong, bukan karena wajahnya sangat dekat dengannya. Ada alasan lain kenapa perasaan aneh itu muncul dan Helen belum tahu apa jawabannya.

“ Yak!!!! Kau ini kenapa diam saja??? Dasar gadis aneh..!!!”

‘Aneh’ satu kata yang disebutkan oleh Jiyong menyadarkan Helen. Tatapan Helen berubah menjadi sebuah tatapan tajam.
“ Jangan memanggilku gadis aneh..!!” ucap Helen tegas dengan nada ditekankan.

Helen pergi berlalu begitu saja meninggalkan Jiyong yang masih terheran-heran melihat perubahan sikap Helen.
Helen menoleh kearah Jiyong setelah melangkah beberapa meter. Dimatanya menangkap bayangan yang sangat di kenalnya. Bayangan itu menggandeng tangan Jiyong dengan erat. Matanya tak lepas dari bayangan itu.
‘ Masih erat berada disana, membekas disana!! Itu karna aku’ Hati Helen berbicara.

“ Helen ssi!!” Panggilan seseorang membuat Helen menoleh dan membalikkan badan.
“ Seung Hyun!!!”
Seung Hyun sedang berdiri dihadapannya.
“ Minannata, aku tidak bisa membantu!!”
Helen hanya terdiam dan tak melepas tatapan mata tajamnya kearah Seung Hyun.
“ Arra..!!” Jawab Helen pendek dan pergi.

Helen menyandarkan tubuhnya di dinding. Mencoba melepas penat yang kini bersarang di hatinya. Matanya terpejam.
‘ Dalam gelap aku bisa melihatmu!’
‘ Dalam gelap aku bisa melepas segala rasa yang membebani hatiku!’
‘ Andai waktu bisa diputar kembali. Andai aku bisa memutar kembali semua yang telah berlalu….’
‘Kau tahu Eonni, jujur aku berat menjalaninya hari ini. Pada akhirnya aku harus melepaskan semua yang kumiliki’
‘Kau, Shin Ah,’
‘ Jika bisa aku minta dilahirkan kembali aku akan memohon pada tuhan. Aku minta supaya aku bisa dilahirkan lebih dulu daripada kamu!!’
‘Meminta agar kau tetap hidup’
‘Meminta agar saat salju turun dua tahun lalu akulah yang mati’

Air mata Helen turun, mengalir perlahan di wajahnya. Menetes perlahan dari dagunya.
‘Air mata ini tak kan cukup Eonni’
‘Berkali aku mencoba untuk tak menangis namun hatiku tak bisa di bohongi’

“ Tap..Tap” suara langkah kaki membuat Helen membuka matanya dan segera menghapus air matanya.
“ Baru sadar jika ada orang??” Jiyong melangkah mendekati Helen.
Helen menatap heran ke Jiyong.

“ Sejak kapan kau disana!!”
‘ Laki-laki ini benar-benar aneh!!!’

“ Sejak kau duduk!!!” Jawab Jiyong santai sambil meletakkan tubuhnya di atas bangku panjang yang sedang digunakan juga oleh Helen.
Helen hanya menatap Jiyong yang duduk begitu saja di sampingnya.

“ Mau apa kau!!!” Bentak Helen namun Jiyong tak memperdulikannya.
“ Kenapa kau menangis???”
“ Kau tak perlu tahu!!”
Tak ada jawaban lagi. Jiyong dan Helen masing-masing terdiam dan masuk dalam pikiran masing-masing.
‘Sebenarnya laki-laki seperti apa yang membuat eonni sampai melupakan tugasnya?’

Helen diam-diam melirik kearah Jiyong.
‘Jika dia mau peduli dengan penampilannya sedikit saja pasti terlihat tampan.!!’

“Ani..ani.!!” Ucap Helen pelan sambil mengelengkan kepalanya cepat berusaha melenyapkan apa yang baru saja dipikirkannya. Kemudian Helen berdiri.

“ Mau kemana?” Tanya Jiyong datar.
“ Ah..!! Kurasa kau tak perlu tahu!!” Jawaban dingin Helen.
Saat Helen melangkahkan kakinya tangan Jiyong menahan tangan Helen. Helen sontak menoleh kearah Jiyong. Ekspresi Jiyong tetap datar.
Helen tak melawan. Mereka hanya saling diam.

“ Lepaskan!! Aku..!!” Belum selesai ucapan Helen, tubuhnya ditarik dipaksa duduk kembali.
‘Apa maksudnya?’

Jiyong menatap Helen, masih dengan tatapan datar.
‘Kumohon tetap disini!! Bayangan Seul Rin sangat kuat saat kau ada!!’ batin Jiyong.

“ APA???” Helen bersuara dengan nada lebih tinggi.
Jiyong tak menjawab, dia meletakkan kepalanya di bahu Helen. Sejenak Helen agak terkejut, namun lama-kelamaan dia hanya membiarkan saja.
‘ Aku tahu semua ini sangat berat untukmu!  Maafkan aku telah..!’
‘ Andai bukan aku, andai …!!’

Air mata Helen menetes, namun dengan reflek dia menghapus air matanya.
“ Kau menangis lagi?” Tanya Jiyong tetap dengan kepalanya bersandar.
Helen menggeleng pelan.
“ Jangan bohong, gerakan tanganmu tadi aku tahu! Kau sedang menghapusnya kan?”
‘Suka bohong saat menangis!! Mirip kamu Rin-ah’

Helen hanya terdiam.
‘DEG’ Perasaannya saat menabrak Jiyong tadi muncul kembali. Helen membelalakkan matanya.
‘ Kenapa ini? Aku harus pergi!! Jangan sampai.!!’ Bantah Helen dengan perasaannya tadi. Saat Helen akan berdiri, tiba-tiba kepala Jiyong jatuh di pangkuannya.

“ EH!!”
“ Tidur???” Tanya Helen perlahan kepada Jiyong. Tak ada jawaban.
“ TUKANG TIDUR!!!” Ucap Helen.

Dengan sedikit keraguan tangan Helen menyentuh kepala Jiyong.
‘ Lelahkah?’ Helen mengusap lembut kepala Jiyong.

“ Mungkin dengan tidur sejenak kau akan lebih tenang!” Ucap Helen pelan.
‘Sebenarnya aku juga!! Aku lelah dengan ini semua!! Aku lelah dengan hidupku sekarang!! Jika aku boleh meminta aku ingin mati sekarang!!’

“ Kau akan pergi?” Jiyong bertanya dengan gadis didepannya.
Gadis didepannya hanya mengangguk pelan seraya tersenyum lembut.
“ Jangan bilang kau ingin bersamaku!!”
“ Tapi, Rin-ah!!”
Salju turun, butir-butir salju jatuh di atas rambut Jiyong dan gadis itu.
“ Opaa, turun salju!!” Ucap gadis itu lembut sambil menengadahkan tangannya.
Jiyong mendongakkan kepalanya. Bergantian Jiyong menatap langit dan gadis didepannya.
“ Oppa, kelak jika salju turun ingat aku terus ya!!!”
“ Jangan berkata begitu!!”
Gadis itu menarik tangan Jiyong, menegadahkan tangannya.
“ Jika salju jatuh diatas tanganmu!! Ingat aku saat aku menggenggam tanganmu!, Jika salju jatuh di kelopak matamu, ingat aku saat aku mengecup matamu!! Jika salju jatuh tepat dibibirmu!! Ingat kita saat bersama!! Namun jika salju itu berubah warna, lupakan aku!!”
Jiyong terkesiap dengan ucapannya yang terakhir.
“ Salju tidak bisa berubah warna!!”
“ Bisa,!! Tapi jangan kau yang merubahnya..!! Karena jika kau yang merubahnya berarti kau memintaku pergi dari hatimu!!”
Jiyong menayandarkan kepalanya di bahu gadis itu.
“ Aku tidak bisa melupakanmu selamanya!! Arra!!”
Gadis itu membelai kepala Jiyong dengan lembut. Jiyong memejamkan matanya.
Namun saat membuka matanya, gadis itu telah pergi.
“ Seulrin-ah!!!” Teriaknya keras. Tubuhnya bergetar.

Helen terkejut dengan sikap Jiyong saat tidur. Tubuhnya bergetar hebat.
“ Seulrin-ah!” Sebuah panggilan yang keluar dari mulut Jiyong.
“ Dia mimpi buruk???” Tanya Helen pada dirinya sendiri.
‘Namamu eon yang disebutnya!!’

Tubuh Jiyong semakin bergetar hebat. Helen menggoyangkan tubuh Jiyong perlahan berusaha membangunkannya. Namun sia-sia Jiyong tak juga membuka mata.
Reflek Helen menggengam tangan Jiyong yang masih bergetar.
Genggaman tangan itu menjadi kuat namun perlahan melemah.
Jiyong sontak bangun dan duduk disamping Helen. Jiyong mengalami disorientasi waktu.

“ Kau!!” Seru Jiyong saat mendapati bahawa gadis yang berada disampingnya adalah Helen.
Helen diam, menatap tangannya yang masih digenggam Jiyong.
Jiyong baru sadar jika tangannya masih mengenggam tangan Helen.

“ Ah, mian!!” Ucap Jiyong sambil melepaskan tangan Helen.Mereka kembali diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
“ Tidurmu sangat berat ya??” Tanya Helen.
Jiyong menoleh kearah Helen.
“ Kau melihatnya? Mian, kau jadi melihat tidurku yang buruk itu!!”
“ ne, gwenchana!! Mimpi buruk?”
Jiyong mengangguk.

“ Aku juga!! Aku pernah mengalaminya!!”
Jiyong menoleh kearah Helen
‘Mimpi apa yang menghantuimu?’

Helen membalas tatapan Jiyong
‘Mimpi yang sama dengan mimpi burukmu’

“ Kau pasti tahu tentang aku dari Seung Hyun Hyung?”
“ Eh?” Helen mengangguk pelan.
Jiyong mengambil sesuatu dari sakunya. Sebuah foto yang setengah terbakar.
Helen menatap tak percaya foto itu hampir terbakar.

“ Kenapa?” Menunjuk foto yang baru diambil Jiyong.
“ Aku bakar?”
“ Kenapa?”
“ Mencoba melupakan tapi tak bisa!” Jiyong menjawab datar matanya tak lepas dari foto yang digenggamnya.
‘Sama aku juga, bahkan akan terus bersarang di pikiran bawah sadarku.’ Helen juga menatap foto itu.

“ Ini Seul Rin!” Jiyong menunjukkan kepada Helen sambil menyerahkan foto itu.

Helen menatap dalam gadis yang ada dibalik foto itu. Gadis bermabut panjang dengan mata lembutnya menatap dan tersenyum kea rah kamera. Membawa bungan iris kesukaannya.
‘ Eonni, kau sangat cantik disini!’

“ Bagaimana menurutmu?” Pertanyaan Jiyong memebuat Helen menoleh ke arahnya.
“ Eh?”
“ Seul Rin, cantik?”
“ Ne, sangat cantik!! Dia anggun dan penyanyang!!”
‘Ups kelepasan!’ Batin Helen seraya menutup bibirnya.

“ Kau tahu darimana dia penyayang?”
“ Menebak!”
Helen mencoba menutupinya.
‘Bagaimana tidak tahu diakan eonniku. Kakak kandungku!’

“ Andai saat itu aku tidak berkendara dengan kecepatan tinggi, pasti itu tidak akan terjadi!”

Helen menoleh memandang Jiyong yang kini menunduk seakan menyesali kecerobohannya.
‘Ini bukan karenamu! Aku, aku yang membuat eonni pergi!!’ Kemarahan di hati Helen bergejolak.

“ Kumohon jangan menyalahkan diri sendiri!” Helen berucap pelan ada suara isakan disana.
Jiyong menoleh, menatap Helen yang menunduk.
“ Menangis lagi? Aish… kukira kau orangnya dingin dan tidak bisa menangis!!! Sekarang kau malah sudah menangis berkali-kali di hadapanku!!”

Helen menatap Jiyong.
‘Aku juga heran. Aku yang tidak mudah menangis menjadi secengeng ini dihadapanmu!’

“ Ini tidak boleh terjadi!” Seru Helen seraya berdiri.
“ Maksudmu?”Jiyong juga berdiri tepat dibelakang Helen.
“ Jangan dekati aku lagi..!!! Jangan sering menemuiku!! Pura-puralah tidak mengenaliku!!”
“ Mwo?” Jiyong terkejut dengan perubahan sikap Helen.
“ Ada hal yang harus kita hindari!!”
‘Kenyataan masa lalu yang harus kita hindari!’

Helen melangkah meninggalkan Jiyong.
“ Tunggu!!” Jiyong menarik Helen dan membuat Helen memutar tubuhnya mengahadap tepat didepan Jiyong.
Helen tertegun menatap wajah Jiyong yang sangat dekat.Mereka saling terdiam menatap tajam dalam mata  lawan bicaranya.
Perlahan wajah mereka semakin mendekat, kedekatan yang tak ada jaraknya sedikitpun.
Jarak itu semakin hilang kala mata mereka turut terpejam. Sedetik kemudian bibir mereka saling bertautan. Ciuman lembut yang terjadi diantara mereka. Beberapa menit mereka tenggelam dalam diam. Saat ciuman itu mulai berubah masing-masing telah membuka mata.

Jiyong menatap tajam Helen
‘Ini salah’

Helen pun memabalas tatapan tajam Helen.
‘Andwe, ini tak boleh terjadi’

 Jiyong dan Helen saling mendorong tubuh orang didepannya.
“ Mianheyo!” Ucap Jiyong sambil memalingkan wajah. Begitu juga Helen.
“ Ne..” Hanya jawaban pendek yang keluar dari bibir Helen masih memalingkan wajahnya.
Aura yang keluar dari diri masing-masing mulai berubah. Dingin.!!

Ponsel Helen berdering.
“ Yoboseyo!!”
“ He..len..ssii..!!” Ucapan yang terputus-putus dari lawan bicaranya.
“ Seungri!!!” Helen mulai cemas mendengar suara Seungri yang terdengar seperti sedang terluka.
Jiyong yang melihat perubahan suara Helen mau tak mau memandang Helen dan cemas.
“ Shin.. Ah. Mian..!!”
“ Seungri bertahanlah disana aku akan segera datang!!!” Helen segera berlari kearah pintu keluar.
Namun gerakannya terhenti, tangan Helen digenggam erat oleh Jiyong.
“ Aku harus pergi!!”
“ Hati-hati!!” Ucapan Jiyong lebih lembut. Sebuah senyuman terbit di wajah Helen.
‘ Shin Ah!! Ada apa dengannya jangan-jangan!!’ Perasaan cemas memenuhi rongga dadanya. Berharap apa yangbaru saja didengaranya hanyalah mimpi.


Saat membuka pintu mobilnya sebuah tepukan di bahu Helen memaksanya berhenti.
“ Kenapa?” Seung Hyun telah berdiri dibelakang Helen.
“ Shin Ah!!”
“ Mwo?” Seung Hyun terkejut mendegar nama itu disebut seakan tahu bahwa misi sang boss telah berjalan.

##
30 menit yang lalu.
Shin Ah hanya terdiam melihat sikap Seungri yang sangat berbeda dengan pertama bertemu kemarin. Shin terus menatap Seungri.

“ Kenapa?” Suara Seungri mengagetkan Shin Ah yang menagamati gerak-geraknya.
“ Anieyo!!!” Shin Ah memalingkan wajahnya dan menatap kedepan.
‘Kenapa suasananya jadi tidak enak seperti ini?’ Batin Shin Ah
‘Sebenarnya ada apa?’

Semua pertanyaan itu muncul dibenaknya namun tak berani ia keluarkan.
“ Gunakan sabuk pengamanmu!” Suara dingin Seungri kembali Shin Ah dengar.
‘Aku tidak suaka suasana ini Seungri’

Shin Ah menggunakan sabuk pengamnnya dan tanpa waktu butuh waktu lama kecepatan mobil dipercepat.
Seungri melihat dari spion mobil tampak sebuah mobil sedang mengejarnya. Dengan lihai ia mempercepat kendaraanna dan mengendalikannya dengan gesit dijalan yang cukup ramai ini.

“ Tundukkan kepalamu!!” perintah Seungri.
Seungri tetap mengendarai mobilnya di jalan raya. Setelah beberapa meter berjalan mobi itu berbelok disebuah gang yang hanya cukup dengan satu mobil saja. Yang ada di otak Seungri hanya mencari jalan yang bisa mengelabui pengejarnya.
Seungri melirik lagi spion mobilnya, Nampak sebuah mobil van hitam masih menegejarnya.

“ Ternyata lihai juga!” Ucap Sengri dingin, sebuah senyuman muncul diwajahnya.
“ Jika mau bermain-main ayo aku ladeni!!”
Seungri menginjak gasnya mempercepat kecepatan mobilnya.

‘CCCIIIIIIIIIIITTTTT’ Suara ban mobil yang beradu dengan jalan saat mobil Seungri tiba-tiba berbelok tajam kearah kiri.
Kini Mobil Sengri dan mobil sang pengejar memasuki jalanan sepi.
“ Bagus!!” Seru Seungri. Tiba-tiba mobilnya berhenti. Lalu dengan sigap Seungri memutar stir mobil sehingga mobilnya berbalik 180ᵒ. Berbalik mengahadap mobil van hitam yang sedang mengejar Seungri.
Shin Ah cemas melihat apa yang akan dilakukan Seungri.
“ Yakk!!! Kau mau membunuh kita??”
‘Gila,,, laki-laki ini malah mau menantang!!’

“ Kau diam saja!! Tutup matamu!!” Ucap Seungri menenangkan namun matanya masih menatap tajam mobil van yang semakin mendekat.

‘Brumm..!!’ Suara gas mobil yang ia mainkan sebelum akhirnya ia jalankan mobilnya.
Sedetik kemudian mobil Seungri telah melaju menghadang mobil yang sedang mengejarnya.
Mobil mereka saling berhadapan, dengan masing-masing berkecepatan tinggi.

“ Yakk!! Chagy… Kau mau kita mati!!!” Teriak Rida cemas yang melihat sebentar lagi mobil ini akan bertabrakan.
“ Kau tenang saja!! Siapkan senjatamu!! Kau tahu apa yang kau lakukan??” Ujar Teyang.
Rida mengangguk mantap den menyiapkan senjata apinya. Setelah menarik pelatuknya. Rida mengarahkan senjatanya  kearah pintu mobil Seungri sambil membuka kaca mobil vannya.

“ Sebentar lagi!!” Seru Seungri. Sementara tangan kirinya mengendalikan stir mobil, tangan kirinya menambil senjata api yang berada di dasbor mobil.

Jarak mobil mereka tinggal beberapa centi lagi. Jika terlambat satu detik membanting stir saja mereka pasti akan bertabrakan namun pengemudi kedua mobil tersebut sangat lihai sehingga mereka hanya saling berseberangan dan kemudian terdengar beberapa suara tembakan.
“ DOR….DOR…DOR”
Baik Seungri dan pengemudi van saling menembakan peluru yang ada ditangan masing-masing.

“ Akh…!!!” Teriakan Seungri membuat Shin Ah menoleh.
“ Kau kenapa???” Shin Ah cemas.
Seungri memegang perut sebelah kirinya. Darah mengalir dari perutnya.
“ DAMN!!! Pasti wanita itu menembakkan pelurunya dari balik pintu. Senjatanya bukan main-main..!!” Seungri mengumpat sambil menahan sakit.
Shin Ah melihat Seungri dengan tatapan cemas.
“ Yaaaaaa,,, kau!! Darahmu sangat banyak!!!”
Seungri tak memperdulikan rasa sakitnya ia tetap mengendarai mobil miliknya. Di liriknya spion mobilnya. Mobil van hitam tadi ternayata masih mengikutinya. Sedang darah yang mengalir dari perutnya semakin banyak dan itu membuat kekuatan Seungri menurun.
Shin Ah yang melihat kondisi Seungri melemah tak punya pilihan lain.

“ TEPIKAN MOBILNYAAA!!!” Teriak Shin Ah.
“ Kau mau apa?” Suara Seungri mulai melemah karena menahan nyeri yang hebat dari perutnya.
“ TEPIKAN!!!”
“ KAU GILAAA!!! Mobil itu masih mengikuti kita!!!”

Tanpa mau berdebat lebih panjang lagi Shin Ah mendorong stir mobil sehingga mobil menjadi oleng kekiri.
“ YAAAK!!” Bentak Seungri.
“ Masuk ke gang itu!!” Tunjuk Shin Ah ke salah satu gang didepan mereka.

Seungri dengan cepat mengarahkan mobilnya ke gang itu. Tepat dengan perkiraan Shin Ah. Mobil van itu tak punya kesempatan berbelok mengikuti mereka.
“ Cepat kia bertukar!!!” Bentak Shin Ah lagi.
“ Kau!!”
“ Cepat!!!”
Merekapun bertukar posisi. Kini Shin Ah berada didepan kemudi.

“ Bentar!!” Shin merobek bagian bawah seragam putih miliknya. Seungri melihat Shin Ah dengan tatapan penuh tanda tanya.
‘Mau apa gadis ini?’

Shin Ah mengikat perut bagian bawah  Seungri di sebelah kiri tepat luka tembakan berada.
“ AKH!!!”
“ Mian, sedikit sakit memang, tapi itu bisa menahan perdarahan!”
Setelah menutup luka Seungri Shin Ah mengendarai mobil ini dengan kecepatan tinggi. Keluar dari gang dan masuk ke gang lainnya.
“ Kau bisa menyetir?” Tanya Seungri.
“ Ne!!! Jangan banyak bicara!!”

Tiba-tiba sebuah mobil van hitam yang mengejar mereka tepat berada di belakang mobil yang dikendarai Shin Ah.
“ Damn!!!” Umpat Shin Ah.
Shin Ah membanting stirnya ke kanan berbelok kearah gang yang lebih sempit lagi, yang hanya muat untuk mobil seukuran mobil mereka.

“Kau sudah menembaknya?” Tanya Teyang.
“ Ne, kurasa itu cukup bisa melemahkan laki-laki itu.!!!” Jawab Rida sambil mengisi kembali perluru di senjata api miliknya.
“ Chagy!!!” Seru Rida dengan nada lebih tinggi.
“ Mwo??”
“ Mobil mereka belok!!!” Rida berseru saat tiba-tiba mobil yang diincarnya berbelok kekiri masuk ke dalam gang.
“ Ahk, damn!! aku belum siap berbelok!!!” Taeyang memukul kemudi mobil
“ Kita memutar!!!”

Taeyang mengambil jalan memutar yang tak jauh dari gang yang dimasuki oleh mobil Seungri. Jalan yang diambil tayang cukup sepi sehingga mobil van yang dikendarainya cukup leluasa berjalan.
“ Itu mobilnya!!!” Seru Rida ketika melihat mobil Seungri melaju kencang masuk di gang lain.
Taeyang kembali mengikuti mobil Seungri. Namun tak lama kemudian mobil itu masuk ke sebuah gang yang lebih sempit
“ Damn!!! Gangnya lebih sempit!!! Van ini tidak cukup!!”

Rida reflek mencari sesutau yang ada disekitar mobil mereka. Mata Rida berhenti di salah satu kendaraan roda dua yang sedang terparkir tak jauh dari mobil mereka. Rida segera keluar dari mobil.
“ YAAAKKK, kau mau kemana?”
“ Kau tenang saja, cari jalan memutar yang menuju gang itu! Arra!!” Seru Rida seraya berlari ke motor yang diincarnya.
Taeyang mengerti dan melaksanakan instruksi Rida.
Dengan kemampuannya yang mengerti tentang kendraan beroda dua, tanpa menggunakan kuncipun Rida mampu menyalakan motor ini. Cukup menyambungkan kabel yang ada di mesin motor, kendaraan itupun dapat bergerak.
Rida cukup lihai mengendarai motor. Rida mengarahkan kedaraannya ke gang yang dimasuki oleh mobil Seungri.
“ Gotcha..!!” Seru Rida dengan senyuman liciknya saat menemukan mobil Seungri yang tetap melaju kencang. Kecepatan motornya ia tambahkan. Ia arahkan moornya masuk ke dalam sebuah gang lebih kecil bermaksud mencari jalan untuk memotong jalan yang sedang dilalui mobil Seungri.

“ Gwenchana?” Tanya Shin Ah cemas melihat kondisi Seungri yang semakin lemah. Darah yang keluar dari luka tembakan semakin banyak. Wajah Seungri memucat.
“ Perhatikan jalanmu!!” JawabSeungri lemah.
Shin Ah kembali konsentrasi ke mobil yang sedang ia kemudikan. Tiba-tiba sebuah motor hitam yang dikemudikan oleh seorang wanita telah berhenti tepat didepan mereka.

“CCCIIIIIIIIITTTTT!!!!” Shin Ah menginjak rem mobil dengan keras agar tidak mengenai pengendaa motor yang telah berhenti didepan mereka.
“ WAE!!!!!!” Seru Seungri.
“ Lihat!!”
Seungri melihat apa yang ditunjuk oleh Shin Ah. Seungri menajamkan penglihatannya.
“ Damn!! Gadis itu!!”
“ Nugu?” Sontak Shin Ah menoleh saat Seungri mengatakan itu.
“ Ayo keluar!!!” Seungri meraih salah satu tangan Shin Ah yang bebas.
“ Kemana? Lukamu???” Saat Shin Ah ditarik Seungri secara bersamaan wanita yang menghadang mereka tadi telah turun dari motor dan mengarahkan sentajanya berjalan kearah mereka.

“ Siapa Eonni itu?? Termasuk yang mengejar kita??”
“ Ayo!!!” Seungri menarik Shin Ah keluar dan berlari kearah yang berlawanan.
“ Mau kemana kalian!!!” Teriak Rida sambil menembakkan senjata ke arah Shin Ah dan Seungri.
“ Menunduk!!” Teriak Seungri. Seungri dan Shin Ah berlari dengan menunduk.
“ Lari kesana!!!” Seungri menyuruh Shin Ah pergi meninggalkan dirinya.
“ Tapi luka…?????”
“ PALLIII!!!!!” Perintah Seungri dengan berteriak.

Seungri mengambil senjatanya dari balik mantel dan menembakkan kearah Rida.
Shin Ah yang melihat baku tembak diantara Seungri dan Rida segera berlari kearah yang ditunjuk Seungri.
Sekejap saja tempat yang baru ditinggalkan oleh Shin Ah berubah menjadi sarana baku tembak. Seungri dengan menahan sakitnya mencoba bertahan untuk melindungi Shin Ah yang bersembunyi.
‘Aku harus melindungi gadis itu’ Batin Seungri.

Seungri berlari menuju tempat Shin Ah bersembunyi sambil tetap menghindari tembakan Rida yang semakin membabi buta.
“ Shin Ah!!! Gwenchana??” Teriak Seungri setelah masuk tempat persembunyian Shin Ah.

Tak ada jawaban. Rida semakin mendekat dan tetap menembakkan senjatanya.
Seungri berusaha tetap menembak namun sayang pelurunya tak mau keluar sesuai perintah.

“ SHITT..!!!” Seungri memlempar senjatanya. Namun Seungri tak habis berpikir dengan tenaganya yang semakin menipis Seungri berusaha melawan Rida dengan melemparkan benda-benda yang berada disekitarnya.

“ Keunmanhae!!!”*hentikan
Teriakan seorang laki-laki dari belakang Seungri. Seungri membalikan tubuhnya dan mendapati seorang laki-laki sedang mengarahkan senjatanya kearah Shin Ah.

“ Shin Ah!!!”
“ Seungri-ah!!!” Shin AH berteriak cemas. Bukan hanya mencemaskan dirinya namun juga Seungri yang kondisinya semakin melemah.

“ Kau tidak bisa berkutik sekarang!!!” Seru Rida yang telah berada di samping Seungri seraya mengarahkan senjatanya ke kepala Seungri.

“ Siapa kalian???”
“ Kau tidak perlu tahu!!!” Rida menyahuti.
Seungri mencari kelemahan gadis disampingnya agar dia bisa melumpuhkan mereka. Seungri menatap Shin Ah memberi sebuah isyarat dan Shin Ah mengangguk.

“ Huwaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!” Tiba-tiba Shin Ah menangis meraung-raung.
Reflek Taeyang menutup telingannya sedang tangan kirinya melingkar di leher Shin Ah.
“ Yaa!!! Diam!!!” Teriak Taeyang. Bukannya diam tangisan Shin Ah justru semakin keras.
“ Yaaaa!!! Kau ini gadis cengeng!!! Diam!!” Rida ikut berteriak karena jengah dengan suara tangisan Shin Ah.
Seungri tersenyum kearah Shin Ah “ Bagus!!!”.

Dengan kakinya Seungri menendang senjata Rida yang tadi diarahkan di kepalanya. Rida tersentak terkejut dengan tindakan Seungri yang menendang senjatanya.
Gerakan Seungri disusul dengan mengarahkan senjata kearah Rida yang telah diambilnya.

“ Bagaimana?” Seungri tesenyum licik.
“ Yaaakk!! Pabo kau chagy!!!” Teriak Taeyang.
“ Yaaakk!!” Rida ikut berteriak.
“ Lepaskan dia!!!” Seungri berbicara pada Teyang.
“ Mwo???? Kau gunakan dia untuk menyelamatkan pacarmu ini?”
“ Lihatkan?” Seungri menempelkan senjatanya di pelipis Rida.
“ Chagy..!!!” Seru Rida.
“ Aishh… geure!!!” Taeyang menyerah, namun sebuah isyarat diberikan pada Rida.
“ Geure,, pada hitungan ke tiga secara bersamaan kita lepaskan sandera masing!!!”
“ Hoh!!!” Taeyang mengangguk.
“ Hana..!!” Seungri mulai menghitung.
“ Tul..!!!”
“ Seis!!” ucap mereka bersamaan. Taeyang mendorong Shin Ah dan Seungri mendorong Rida. Namun tanpa diketahui Seungri, tiba-tiba Rida memukul dengan kakinya di bagian perut kiri Seungri yang terluka. Terang saja Seungri langsung tersungkur kesakitan.
“ AKH!!!!!!!!!!!” Rintih seungri.
Bersamaan dengan itu senjata yang digengamnya jatuh dan terlempar ke kaki Taeyang. Taeyang meleparkan senjata miliknya ke Rida dan mengambil senjata Rida yang jatuh di dekat kakinya. Dengan gerakan cepat Taeyang kembali menangkap Shin Ah dan menarik kedua tangan Shin Ah kebelakang punggung.

“ Seungri-ah!!” teriak Shin Ah cemas.
“ Pabo!! Kami tidak bisa disepelekan arra!!” Rida berteriak di depan Seungri seraya mengarahkan senjatanya di depan wajah Seungri.
“ Gomawo telah memberikan gadis cengeng ini!!” Timpal Taeyang sambail pergi meninggalkan Seungri dengan menarik paksa Shin Ah.
“ Seungri-ah!!!” Shin Ah berteriak karena dirinya dibawa pergi.
“ Ne, sebagai balasannya!!!”
‘DOR!!!” Sebuah tembakan bersarang dikaki Seungri yang berasal dari senjata Rida.

“ AKH!!!” Teriak Seungri kesakitan.
“ Bye!!! Sampaikan pada Helen!!” Ucap Rida sambil mengangkat dagu Seungri denga senjatanya.
“ YAAAKKK!!!!!” Seungri tidak dapat bergerak lagi karena darah dari perut sebelah kirinya semakin banyak ditambah luka baru di kakinya.

Dengan tenaganya yang tersisa dia meraih ponselnya dan menghubungi Helen.
Setelah menghubungi Helen. Seungri membuka aplikasi yang ada handphonenya.
“ Untung saja aku memasang perekam suara di baju Shin Ah” Seungri segera melacak keberadaan Shin Ah. Tampak di ponsel miliknya Shin Ah baru saja berbelok ke jalan raya.

##
Helen mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, yang ada dipikirannya hanya Shin Ah juga kondisi Seungri yang mengkhawatirkan.
Helen mecoba menghubungi Seungri kembali.
“ Yaa, Seungri-ah!!! Kau masih disana???”
“ Ne..!! Palli!!”
Helen mematikan panggilannya tahu jika kondisi Seungri sangat memperhatinkan.

“ Seungri-ah!!!’ Seru Helen saat menemukan Seungri yang banyak mengeluarkan darah.
“ Lama!!”
“ Mian!! Mana Shin Ah??”
“ Dibawa suruhan bossmu!!” Seungri menjawab dengan lemah.
“ Arra!! Ayo kau harus dibawa ke rumah sakit!!!”
“ Eh??? Kau tidak bisa???”
“ Yakk!! Kondisimu sangat parah!!” Helen tak menunggu jawaban Seungri langsung memapah Seungri kedalam mobil miliknya.

Helen tiba di rumah sakit. Petugas kesehatan yang sedang berjaga segera membantu Helen membawa Seungri menuju tempat perawatan.
“ Panggilkan dokter Changmin!!” Seru Helen pada salah satu petugas.
“ Tak perlu, aku sudah datang!!” Seorang laki-laki berjas putih muncul dibelakang Helen.
“ Ah, Kau sudah datang!!”
“ Ne, aku tahu!!”
“ Tolong dia!!”
“ Ne, gwenchana? Sepertinya kau ada masalah!!”
“ Kau tahu!!!”
“ Ah, arra!! Kau tunggu di luar, laki-laki itu akan segera dilakukan pembedahan!!”
dr Changmin segera masuk ke dalam ruangan untuk melaksanakan tugasnya. Sedang Helen menunggu diruang tunggu dengan cemas.

“ Shin Ah,,, gwenchana???” Ucap Helen pada dirinya sendiri. Raut wajahnya terlihat sangat cemas. Ponselnya berdering. Bukan penggilan biasa, panggilan khusus!!
“ Ne, Ini Helen”
“ Ah, kau masih hidup!!”
“ Ne, aku masih hidup!! Bukankah kau juga tahu!!!” Helen menjawab dengan dingin.
“ Hahahahaha, masih dingin kau!!!”
“ Jangan banyak omong!! Langsung pada intinya Daesung ssi!!”
“ Syukurlah kau masih ingat denganku Helen ssi!!”
“ Hmmm!!”
“ Arra, temui aku di markas maka kau akan tahu!!!”
‘KLIK!!’ Panggilan diputuskan dari seberang.

“ Damn!!! Dia menculik Shin Ah supaya aku kembali!!!” Umpat Helen sambil memukul tembok rumah sakit.
“ Yaaakk.!!!! Kau mau melukai dirimu sendiri?” Seru Changmin yang telah berada disamping Helen.
“ Bagaimana Seungri??”
“ Pelurunya telah kami keluarkan!! Dia akan dipindahkan ke bangsal!!”
“ Baiklah kalau begitu aku harus pergi!!” Ujar Helen seraya pergi meninggalkan rumah sakit.

Helen berjalan cepat menuju tempat parkir. Ponselnya berdering. Nama Seung Hyun tertera di layar ponselnya.
“ Ne, Ini aku!!”
“ Bagaiman Shin Ah?”
“ Kurasa kau akan tahu!!!” Jawab Helen dingin.
“ Maksudmu??”
Helen tak menjawab pertanyaan Seung Hyun dan mematikan ponselnya.

Helen membuka mobilnya dan mendapat kejutan dari seorang laki-laki yang menggunakan masker hitam sedang menodongkan senjata apinya.
“ Siapa kau???” Seru Helen terperanjat.
“ Kau tak perlu tahu!! Cepat masuk, akan kupastikan kau tiba di markas!!”
“ Hah!!! Kau suruhan laki-laki sialan itu!!!” Helen menarik salah satu ujung bibirnya dan duduk dibelakang kemudi.
‘ Damn!! Hari ini terjadi juga!!’ Batin Helen.

Helen mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Diotaknya sedang berpikir bagaimana menyelamtakan Shin Ah dan lepas dari tangan Daesung. Namun kejadian dua tahun lalu seketika membuyarkan pikirannya untuk lepas dari Daesung, karena itu tak mungkin kecuali kematian.

Mobil Helen tiba disebuah  gedung yang sangat familiar bagi Helen.
“ Keluar dan ikuti aku!!” Laki-laki itu memerintahkan Helen untuk keluar tetap dengan senjata mengarah pada Helen.
Helen melangkah dengan gontai mengikuti penodong yang menggunakan masker hitam itu. Helen memasuki pintu gedung dan langkahnya berhenti.
‘Masih sama’

Matanya menatap setiap sudut ruangan yang dimasukinya. Pintu masuk tadi menutup otomatis. Ruangan ini kosong hanya ada lampu mewa yang menggantung ditengah ruangan.
Memorinya berputar kembali.

“ Eonni!!! Jadi ini pekerjaanmu selama ini???” Helen berteriak di depan Seul Rin. Wanita didepannya hanya mengangguk pelan.
“ Aish!!! Kau membohongiku dan Shin Ah!!”
“ Miannata saeng!! Hanya itu yang bisa kulakukan!!!”

Ingatan-ingatan lainnya muncul bergantian.

“Eonni kumohon jangan lakukan itu!! Tinggalkan laki-laki itu konsentarsi ke tugasmu!! Kau hanya teralih sebentar kan!!!” Helen memohon pada wanita didepannya.
“ Aku tidak bisa!!!”
“ Kenapa??? Karena kau cinta dia??? Ah SHITT dengan cinta!! Cinta bisa merusak segalanya Eon!!”
“ Miannata Helen-ah!! Kuharap kau mengerti!!”
“ Mengerti??? Bagaimana aku bisa mengerti??? Karena keputusanmu itu aku juga yang akan…!!!” Perkataannya berhenti diudara. Helen menunduk.
“ Lakukan saja jika tugas itu akhirnya datang!!!”
“ Mwo!!! Jadi kau biarkan adikmu ini jadi pembunuh kakak kandungnya???” Helen menteskan air mata.
Seul Rin memeluk Helen.

“ YAAAA!!! Boss sudah menunggu!!” Teriak laki-laki yang menodongnya dengan senjata api miliknya.

Helen mengusap air matanya yang sadikit membasahi matanya dan berjalan menuju ujung ruangan. Sebuah pintu otomatis terbuka dan menampakkan ruangan lain. Ruangan itu disekat dengan kaca sehingga membagi ruangan itu menjadi beberapa ruangan. Disebelah kanan terdapat ruangan seperti ruangan rapat. Ruangan sebelah kiri terdapat beberapa meja dimana masing-masing meja memiliki computer tersendiri.

‘Kantor Eonni’ Helen menatap salah satu meja yang berada di ujung ruangan.
Helen berjalan menuju tangga yang berada di sebelah ruangan yang disebut kantor itu.
Tangga ini langsung menghubungkan ke salah satu ruangan.
Langkah Helen terhenti saat mendapati siapa yang berada diruangan itu.

“ Selamat datang Helen ssi!!” Ucap salah satu orang seraya mendekati Helen. Helen tak menggubris sapaan orang itu Helen lebih memperhatikan dua orang lainnya yang sedang duduk terpisah. Helen sangat mengenal orang itu.

“ Rida kau???”
Rida tersenyum mendekati Helen.
“ Buka maskermu itu chagy!!” Rida berbicara dengan laki-laki yang sedari menodong Helen. Helen sontak menoleh kearah laki-laki itu.

“ Gerahnya!!!” Seru laki-laki itu sambil membuka maskernya.
“ Taeyang??? Jadi kalian??? SHITTT..!!! Jadi aku selama ini!!!” Helen mengepalkan tangannya, kesal.
“ Ucapanku tidak dipedulikan ternyata!!” Suara laki-laki memecah suasana.

Helen berjalan mendekati laki-laki itu. Dicengkeramnya ujung kemeja laki-laki itu.
“ Kau!!!” Banyak hal yang ingin dikatakan Helen namun hanya terhenti ditenggorakannya. Tertahan bersama emosi yang telah menumpuk selama 2 tahun.
‘ Gara-gara kau eonniku mati!! Gara-gara kau aku menjadi pembunuh eonniku sendiri dan sekarang kau mau mengambil Shin Ah !! Takkan kubiarkan!!’

Helen melepaskan dengan kasar cengkeramnnya.
“ Maumu apa??” Ujar Helen sambil memalingkan wajahnya. Matanya menangkap seseorang yang baru saja dikenalnya. Seung Hyun sedang duduk tanpa ekspresi menatap dirinya. Helen menarik salah satu ujung bibirnya
“ Aish..!!!! Hari ini benar-benar!!!” Ucap Helen pelan.
“ Datang saja ke tempat ini lagi pukul 8 pagi. Tugas selanjutnya akan kau terima setelah kau datang!!” Ucap Daesung serius.

Helen menatap Daesung dengan tatapan dingin.
‘Selalu!!! Tak pernah menjabarkan tugas diawal!!! Sebenarnya siapa targetmu sekarang??’

“ Kau juga Seung Hyun datang jam 8, nanti tugasnya kan kau terima. Kalian akan mendapat tugas yang berbeda!!”
 Seung Hyun tetap diam tanpa ekspresi.

“Tugas kalian akan dibantu oleh Rida dan Taeyang.!!!! Taeyang akan membantu Helen begitu juga Rida, kau bantu Seung Hyun!!” Daesung melanjutkan.
“ Mwo??? Kami dipisah??” Seru Rida dan Teyang bersamaan.
“ YAAAAAKKK!!! Aku jengah melihat kalian bermesraan arra!!” Bentak Daesung. Rida dan Teyang hanya menunduk.

Helen menatap Seung Hyun, begitu juga dengan Seung Hyun. Dari mata mereka memancarkan ketidak setujuan dengan tugas yang akan mereka terima nanti.

“ Dimana Shin Ah!!” Ujar Helen tiba-tiba.
Daesung tersenyum licik. Kemudian menyalakan layar yang berada ditengah-tengah ruangan. Beberapa menit kemudian dilayar itu menampakkan sebuah ruangan serba putih yang sangat dikenal Helen
Helen menajamkan penglihatannya.

Terdapat Shin Ah yang diikat disebuah kursi ditengah ruangan. Disamping Shin Ah terdapat bak instrument dimana ada dua buah spuit yang sangat familiar didalamnya.
“ Suntikan itu???” Seru Helen
“ Kau mengenalnya kan Helen ssi?? Jika kau menolak perintah dan menentang perintah maka isi dari spuit itu berpindah ke tubuh Shin Ah!!” * baca part 3
“ DAMN!!” Helen memukul meja didepannya.

Helen duduk disalah satu meja dikantor. Menatap meja itu dengan mata berkaca-kaca.
“ Eonni!! Miannata aku tidak bisa menjaga Shin Ah.” Helen menelungkupkan wajahnya diatas meja.
“ Beratkah??” Seseorang telah duduk disamping Helen.

Helen mengangkat wajahnya.
“ Seung Hyun!!”
“ Aku tahu ini berat untukmu!! Miahneyo aku tidak bisa membantu banyak!!”
“ Ne, gwenchana!!” Helen berusaha tersenyum..
“ Minumlah!! Supaya kau agak tenang!!” Seung Hyun mengangsurkan cangkir.
“ Ah, gomawo!!” Helen menerima secangkir teh pemberian Seung Hyun dan menerimanya.
‘ Eonni juga selalu memberiku teh jika aku ada masalah!’

Ponsel Helen berdering.
“ Ponselmu!!” Seung Hyun menyadarkan lamunan Helen.
“ Ah,,, Ne , ini aku!!”
“ Bagaimana Shin Ah??”
“ Yaa!! Seungri-ah kau sudah baikan??”
“ Ne, bagaimana dia??”
“ Seperti yang kutakutkan tapi kau tenang saja!! Kembalilah ke Amerika!!! Aku yang akan tangani!!”
“ YAAAkk!!! Kau pikir aku bisa tenang ke Amrik sedang kau sendiri dalam kesulitan!!”
“ Ya..!! Jangan berteriak!!! Terserah kau!! Cepat sembuh arra!!” Helen menutup pangilannya.

“ Dia terluka?” Seung Hyun bertanya.
“ Ne!!! Apa yang akan kita laksanakan esok??”
“ Molla!! Selama aku berkerja dengan boss dia tak pernah menjelaskan misi kita dari awal. Dia selalu memberikan perintah saat ditempat tugas!!”
“ Dan akan ada kejutan disana!!”
“ Dua tahun yang lalu juga?”
“ Ne, aku tahu itu eonniku saat aku sudah berada ditempat kejadian!!”
“ Apa yang akan menyambut kita nanti??”
“ Molla, mungkin satu kejutan besar akan kita terima dari boss itu!!’
Mereka menerawang jauh membayangkan tugas apa yang akan mereka terima.

##
Jiyong menghentikan motornya di tepi jalan. Terdiam sejenak menatap jalan didepannya. Matanya menerawang.
‘Disini!! Kau pergi!!’ Jiyong menoleh disisinya. Seorang gadis bergaun putih seperti biasanya tersenyum kearahnya.
‘ Semua karena aku!!’Jiyong menuduk.
Sebuah sentuhan lembut dipundaknya membuat Jiyong mendongakan kepalanya.
‘Kau memintaku tak menangis??’ Gadis itu menganggukan kepala.
‘Sejak gadis itu datang aku sudah tak menangis lagi, siapa dia sebenarnya?’

Gadis itu tersenyum dan menatap jalan dari arah berlawanan. Sebuah mobil hitam berjalan pelan kearah Jiyong dan perlahan berhenti didepannya.
Jiyong menegakkan tubuhnya mentap tajam kearah pengemudi.
“ Helen??” Ucap Jiyong saat seorang wanita keluar dari mobil. Helen menatap tajam Jiyong dari seberang jalan.
“ Jiyong??? Sedang apa disini?? Ah… disini eonni kecelakaan!!”

Sejenak mereka saling menatap dalam diam.
Jiyong melangkahkan kakinya mendekati Helen. Helen melihat Jiyong berjalan menyeberang jalan. Bersamaan dengan itu sebuah mobil melaju kencang.
“ Yaaa!! Jiyong-ah!!!” Teriak Helen sambil berlari kearah Jiyong dan mendorong tubuh Jiyong.
“ Yaaa!! Kau mau mati??” Teriak Helen setelah berada di tepi jalan.
“ Ah, aku tidak melihat!!”
“ Yaaaaa, Pabo!!” Teriak Helen.
“ Kau pikir gara-gara siapa aku mau mati??”
“ Eh??”
“ Sedang apa kau disini?”Jiyong mengalihkan pembicaraan.
“ Ah… aku kebetulan lewat!! Kau??”
Jiyong terdiam melihat tengah jalan.
“ Disini kecelakaan Seul Rin terjadi!!”
“ Ah.. arra!!”
‘Aku juga tahu itu, dan bukan kecelakaan!! So jangan menyalahkan dirimu sendiri!!’ Batin Helen.

Helen melihat Jiyong yang menundukkan kepalanya.
‘Kumohon jangan menyalahkan dirimu sendiri!!’ Helen mendekatkan tangannya, berniat menyentuh rambut Jiyong namun tangannya hanya menggantung di udara.

Ponsel Helen berbunyi.
“ Ponselmu!!” Ujar Jiyong mendongakkan kepalanya.
“ Arraso!! Kurasa aku harus pergi dulu!!!” Helen beranjak pergi meninggalkan Jiyong. Jiyong hanya terdiam melihat Helen yang berlari menuju mobilnya.
‘Kau lihat!! Dia gadis itu? Kau kenal?’ Jiyong menoleh keselah kirinya. Seorang gadis yang sama masih berdiri disana.
Tersenyum pada Jiyong.

##
Apa yang akan dilakukan Helen, Seung Hyun, Rida dan Taeyang?
Apa yang akan terjadi dengan JIyong dan Helen...
nantikan kelanjutannya.

Lok gaje.. mian hehehe masih belajar.. :)
Kritik sarannya sangat dinantikan.. :)

RCL sangat diharapkan.. THX...Gomawo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar