Title :Shine in the Darkness
Author :Elaaistkangofu Thesistambul / Jung Seulrin
Length : tak terbatas....
Genre : Tidak terdefinisi...
Cast:
Jung Won Bin
Jung Seulrin
Il Woo
cast lain yg masih disamarkan...
PROLOG
Mentari telah hilang dari peraduannya tenggelam dalam gelap malam yang menjadi penggantinya. Sang bulanpun muncul menggantikan kedudukan sang pemberi sinar disiang hari. Kini bulan sang pemilik malam menjadi penguasanya. Malam kali ini tak sepekat malam-malam sebelumnya. Kepekatan malam berubah menjadi malam yang dipenuhi cahaya dari sang rembulan. Dan malam ini sang rembulan menampakkan tubuhnya yang utuh tanpa menutupi sedikitpun bagian tubuhya. Menambah keanggunannya sebagai penguasa malam kali ini.
Aku menatap langit malam yang berubah terang di malam yang beberapa hari yang lalu diliputi kepekatan malam. Sinarnya tak kalah terang dengan sinar yang kunikmati sekarang. Kunikmati? Kurasa tidak tepat jika kukatakan kunikmati namun mau tak mau itu harus. Sinar itu makin terang saat rembulan memancarkan sinarnya di malam ini.
“ Ini saatnya!!” Suara sang pengawas muncul dari sebelah kananku. Aku menatapnya tajam. Aku bisa melihat bayanganku dengan jelas dimatanya. Mataku lebih gelap dari malam-malam sebelumnya. Sangat kontras dengan sinar yang sangat terang muncul dari pergelangan tanganku.
“ Energimu sudah cukup sekarang tepat umurmu menginjak usia 18 tahun” Seorang laki-laki dengan wajah murung ikut menimpali pembicaran malam ini.
Kutatap dengan tajam pergelanganku, jika kutajamkan mataku akan nampak sebuah bentuk unik dibalik sinar ini. Burung Phoenix berekor merah dan emas dengan semburat hijau disana. Seekor burung Phoenix berkepala tiga.
“ Indah bukan?” Seorang wanita separuh baya merangkulku. Senyuman licik selalu menghiasi wajahnya yang telah dipenuhi garis-garis penuaan.
Aku tak menjawab pertanyaannya karena pertanyaan itu tak butuh jawaban dariku.
“ Tentu saja indah!! Apalagi dia telah menjalankan tugasnya mendahului usianya yang sebenarnya.!!!” Laki-laki berwajah murung tadi ikut menambahkan.
Mataku mengamati setiap sudut ruangan tempat aku berdiri bersama dengan beberapa orang yang tak pernah mau kusebut namanya. Ruangan ini terlihat sangat terang dengan 4 orang yang memilki sinar ditangannya masing-masing. Tentu saja jika keempat orang ini pergi, ruangan ini akan menjadi gelap gulita. Menjadi malam yang pekat. Kulihat pergelangan tangan kanan masing-masing orang yang berada ditempat ini.
Sang Pengawas memilki sinar yang sangat indah dipergelangan tangannya. Ada warna emas disetiap sinarnya. Pendar-pendar warna ungu muncul di sela-sela sinarnya. Orang ini memilki bentuk elang bermata emas dan berekor hijau dengan bias ungu disana.
Laki-laki berwajah murung memiliki sinar merah yang dapat menyakiti mata manusia normal. Pendar-pendar emas juga muncul disetiap sinarnya. Ikan Red Devil menghias dibalik sinar merahnya itu. Sangat sesuai dengan warna sinarnya.Sinarnya saja sudah mematikan apalagi jika sebuah racun keluar dari balik sinarnya yang mematikan itu.
Wanita yang memilki senyuman licik ini memilki sinar jingga dengan pendar biru disekelilingnya. Batu Blue Shapire menjadi bentuk yang dimiliki sinar ini. Aku tidak tahu kekuatan apa yang muncul dari balik sinar wanita ini karena wanita ini jarang menggunakan kekuatannya. Ia menyebut dirinya pendampingku tapi aku tak pernah merasakan keberadaanya. Aku selalu melaksakan semua kewajibanku sendirian.
“ Are You Ready honey??” Suara lembut dan terkesan bijaksana masuk kedalam ruangan ini. Tak ada sinar yang mengikutinya.
“ Appa!!” Aku membalikkan tubuhku dan melepas tangan wanita pemilik senyuman licik itu.
Aku memeluk erat tubuh laki-laki yang masih dibilang cukup muda ini.
“ Lihat gadis itu, kepribadiannya berubah drastis saat bersama appanya!!!” Sang Pengawas berbicara ada tawa mengejek dibalik perkataan itu. Aku menatapnya tajam.
“ Bagaimana Seul Rin-ah??” Appa menatapku dengan lembut.
“ Already!!” Jawabku pendek.
Tak lama sebuah sinar paling terang muncul dari pergelangan appa. Appa memiliki kemampuan untuk mengendalikan terang redupnya sinar yang menjadi miliknya. Sinarnya sama seperti milikku hanya warna emas lebih mendominasi. Bentuk yang dimilikinyapun sama seperti milikku. Phoenix berekor merah dan emas dengan semburat hijau disana. Burung Phoenix berkepala tiga. Untuk satu darah memang memiliki bentuk dan warna hampir sama. Hanya warna mata yang membedakannya. Mataku berwarna hitam gelap dengan lingkaran emas didalamnya. Sedang appa memiliki mata berwarna perak dengan lingkaran emas disana.
Mataku mengamati satu persatu pergelangan orang diruangan ini. Kualihkan mataku kearah pergelangan tanganku. Kemampuan ini, sinar ini, tubuh ini tak pernah kuminta menjadi seperti sekarang. Tubuh yang tak seharusnya dimiliki manusia biasa. Tubuh ini juga yang membuat eommaku meninggal. Eommaku yang merupakan manusia biasa menjadi korban pertama sinar dari pergelangan tanganku.
Manusia biasa yang melahirkan sosok berkemampuan sepertiku akan mati terkena akibat dari kekuatan yang muncul dibalik gambar Phoenix berkepala tiga di tanganku. Sedangkan untuk sosok sepertiku akan kuat sampai kapanpun.
Jika aku diberi pilihan maka aku akan memilih menjadi manusia biasa. Bukan manusia berkampuan aneh. Golonganku berada diluar system. Tubuh dan fisik seperti manusia namun kemampuan ini bukan manusia. Mana ada manusia memilki sinar mematikan ditubuhnya. Bermata aneh dari mata manusia lainnya. Berumur lebih panjang dari usia manusia. Berhenti tumbuh diusia 18 tahun. Dan hanya mati jika sinar ini meredup selamanya.
Seperti sekarang sinar ini muncul tanpa terkontrol saat puncak purnama. Dimana kekuatan kami berada di puncak dan memiliki energy penuh sampai tak ada habisnya.
“ Jika kau sudah siap mari kita pergi sekarang!!” Sang Pengawas membuka pintu yang berada dibalkon ruangan ini.
Wanita bersenyum licik dan laki-laki berwajah murung berjalan mengikutinya. Langkahnya terhenti dan membuka jalan untuk kami. Aku dan appa berjalan keluar ruangan ini. Sebagian ruangan menjadi gelap karena satu persatu cahaya menghilang.
“ Jump???” Tanyaku.
“ Tentu saja tidak, akan ada yang menjemput kita untuk hari spesialmu!!” Wanita pemilik senyuman licik berbicara sambil menjentikkan jarinya tiga kali dan selang beberapa menit kemudian. Sebuah hewan terbang berhenti didepan jendela.
“ Phoenix berekor merah!!” Seruku.
“ Ne, Ini milikmu Seulrin!!” Sambung Sang Pengawas.
“ Ini hadiah dariku DG!!” Laki-laki murung itu berbicara.
DG, Dark Girl!! Gadis bermata gelap.
“ Ne, Gomawo!!” Aku membungkukkan badan.
“ C’mon, jangan berlama-lama!! Ada yang sangat merindukanmu Seulrin!!!” Appa menarikku untuk menaiki burung Phoenix bertubuh sangat besar ini. Ukurannya melebihi naga yang dimiliki orang itu.
Aku dan appa menaiki hewan ini sedang ketiga orang itu telah menghilang dari pandanganku. Ruangan tempat kami berkumpul berubah gelap. Semua yang ada disekitar ruangan ini mulai meredup dan kembali hitam pekat. Aku sudah menduga mereka pasti melompat. Bukan melompat biasa. Dengan sekali berpikir mereka akan tiba ditempat tujuan. Karena golongan kami hampir menyerupai Jumper.
“ Seul Rin-ah, sudah waktunya dan pilihan-pilihan itu telah menghilang!!” Suara Appa yang berat terdengar dibali deru angin akibat kecepatan burung yang aku tunggangi.
“ Arrasseo appa.!!! Ketika usiaku mencapai 17 tahun pilihan itu telah menghilang lebih awal dari ketentuan sebenarnya.!!”
“ Baguslah kau sudah mengerti!! Bagaimana hubunganmu dengan laki-laki itu??”
“ Pendampingmu??” Pendamping adalah orang yang selalu berada disisi orang-orang seperti kami. Di golongan kami ada beberapa orang yang memiliki kedudukan tinggi harus memiliki pendamping dalam melakukan tugasnya, dan pendamping itu memiliki kekuatan yang hampir sama dengan orang yang didampinginya.
“ Ne, namja itu!!”
“ Kurasa kau akan tahu nanti!!” Aku tersenyum samar dibalik mata gelapku yang semakin gelap karena bulan telah berada di garis batas puncak malam.
Tiba-tiba tubuh kami tersentak. Phoenix ini menukik kebawah menuju sebuah gedung yang lebih menyerupai kastil dengan kecepatan penuh. Tanganku mengenggam erat tangan appa.
“ Sudah tiba!!” Suara appa membuatku membuka mataku.
Dengan cepat kedua mataku mampu beradaptasi dengan tempat yang penuh cahaya. Cahaya dari masing-masing pergelangan tangan tamu yang hadir di gedung ini.
“ Won Bin ssi, anda telah ditunggu!!” Orang bertudung kerucut menghampiri kami dan meminta appa untuk bertemu dengan seseorang. Appa menoleh kepadaku seolah meminta izin, aku menganggukkan kepala.
Sepeninggal appa aku berjalan menuju balkon gedung ini yang menghadap kearah laut. Dari balkon ini terlihat jelas laut yang gelap memantulkan sinar rembulan yang bersinar dengan anggunnya di langit malam. Aku bisa merasakan energy rembulan yang menerpa kulitku. Sekilas mataku melihat pergelangan tanganku. Sinar itu berpendar. Kutajamkan mataku melihat sinar yang berpendar dari pergelangan tanganku.
Aku tak pernah meminta ini. Aku tak mau menjadi seperti ini. Namun ini tak pernah bisa aku tolak dan lepas begitu saja. Dari aku menghirup nafasku pertama kalinya aku telah ditakdirkan menerima ini semua. Umur ini, fisik ini dan pergelangan tangan ini. Pilihan tak ada lagi dihidupku, dan aku hanya menjalani apa yang telah digariskan untukku.
“ Kau melamun lagi?” Suara namja yang sangat kukenali. Aku menoleh kearah suara. Namja itu tersenyum menatapku mata perak kemerahannya semakin terihat jika diterpa sinar rembulan. Kutatap sinar yang muncul dari pergelangan tangannya. Sinar itu berwarna merah keemasan seperti warna api. Api yang keluar dari mulut seekor naga. Ya bentuk symbol ditangannya adalah seekor naga dengan garis-garis keemasan di tepi tubuhnya.
“ Yaa!! Jangan melamun jika berada didekatku!! Akan semakin gelap matamu itu!!”
“ Bukankah itu memang warnaku!! Dark!!” Jawabku dingin.
“ Seul Rin-ah!! Apa aku berbuat salah? Kenapa kau dingin sekali?” Namja ini memelukku. Melindungi tubuhku dari angin malam yang tertiup dari laut.
“ Il Woo-ah!!! Apa kau selalu menyalahkan dirimu saat aku bersikap dingin?”
“ Karena itu, jangan bersikap dingin lagi kepadaku Arraseo!!” Il Woo mengacak-acak rambut emasku.
“ Jika kau ingin aku tak bersikap dingin kepadaku, sekali-kali meminta izinlah kepada appa untuk meluangkan waktumu demi aku!!”
“ Baiklah, malam ini aku untukmu!! Ini malammu kan? Semua orang tahu itu dan kau punya hak prerogratif disini!!”
“ Masihkan menggunakan hak itu untuk memintamu menemaniku malam ini?”
“ Anieyo!! Aku yang akan memberikannya!!” Dia mencium keningku dengan lembut.
“ Hmmm!!” Suara dehaman orang yang kami hormati membuat kami saling menjauh dan memberikan tanda hormat.
“ Seul Rin-ah, sudah waktunya!!”
“ Ne, appa!!” Aku berjalan disampingnya dan mengikuti arah kakinya berjalan. Il Woo mengikuti kami berdua, sesekali tangannya bermain dijari jemariku yang bebas.
Kami tiba disebuah ruangan yang tak jauh dari balkon tempat aku berdiri. Terlihat wanita pemilik senyuman licik, laki-laki berwajah murung dan sang pengawas telah berdiri disana menunggu kedatangan kami.
Il Woo memisahkan diri dari kami dan berdiri bergabung dengan ketiga orang tersebut. Serempak mereka menganggukkan kepalanya. Aku dan appa berdiri sejajar dengan mereka. Aku berdiri diantara Il Woo dan appa. Tampak appa memberikan tanda dan membuat orang-orang disampingku saling bergandengan tangan. Il Woo tersenyum kearahku dan menawarkan tangannya. Aku menggenggam tangannya dengan erat begitu juga appa menggandeng tanganku yang lain.
Dengan sekali melangkah sebuah sentakan keras menerpa tubuh kami berenam dan dalam hitungan detik kami telah tiba ditempat yang berbeda.
Mataku menatap sekeliling. Tempat ini adalah kargo sebuah pelabuhan. Disisi kanan dan kiri terdapat besi-besi tempat penyimpanan barang. Tempat ini gelap namun sekarang lebih terang dengan kedatangan kami berenam.
“ Ini waktumu Seul Rin-ah!!” Wanita pemilik senyuman licik mendekatiku dan menarikku keluar dari barisan.
Kami berjalan masuk kedalam sebuah gudang. Langkah kami seolah tanpa suara. Sebenarnya aku tak suka jika dibimbing aku lebih suka dibiarkan berangkat sendiri karena aku bisa bergerak sesuai hati. Tapi malam ini berbeda. Keempat orang lainnya mengikutiku dari belakang.
Baru beberapa langkah dari arah berlawanan muncul orang berjaket hitam siap menyerang kami. Kami tetap melangkah seolah tidak ada penghalang dihadapan kami. Mereka semakin mendekat dan mulai menyerang kami namun dengan sekali gerakan dari tangan kami masing-masing tanpa menyentuh tubuh mereka kami bereenam dapat melempar tubuh mereka ke udara.
Kami tetap berjalan menuju tempat tujuan kami meski beberapa orang maju menyerang kami. Aku dapat menghalau orang-orang yang akan menyerang kami dari sisi depan tanpa bantuan wanita pemilik senyum licik disampingku. Il Woo melindungi appa dari sisi sebelah kanan sedang laki-laki berwajah murung melindungi appa dari sisi kiri. Sang pengawas hanya berdiri dibelakang ayah tanpa melakukan penyerangan. Seperti namanya ia hanya seorang pengawas. Kami tak perlu mengeluarkan racun dari pergelangan kami masing-masing. Kami hanya menyentakkan energy dari tangan kami untuk melawan orang-orang yang menyerang kami. Membuat tubuh penyerang terlempar ke udara dan jatuh ke tanah dari ketinggian yang tak sedikit.
“ Keunmanhe!! Biarkan Seul Rin yang melanjutkan tugasnya malam ini.!!” Suara appa terdengar lebih keras membuat semua gerakan kami terhenti.
“ Il Woo, bantu Seul Rin!!” Sekali lagi appa memerintah.
“ Tapi.. Aku pendampingnya!!!” Wanita pemilik senyum licik merangsek maju mendekati appa. Terlihat di matanya jika wanita itu sedang marah.
“ Kau tidak melaksanakan tugasmu sebagai pendamping Seul Rin dengan baik!! Setelah ini akan ada penggantimu. Berdiamlah disini!!” Appa menatap wanita itu dengan tajam. Siapapun yang menerima tatapan tajam itu tak kan mampu membantahnya.
Il Woo membungkukkan badannya di hadapan appa dan segera berjalan mendekatiku.
“ Kajja!!” Il Woo mengarahkan tangannya kedepan mempersilahkanku maju untuk masuk kedalam gudang yang lebih gelap.
Aku tersenyum seraya melangkahkan kakiku kedepan.
“ Aku untukmu mulai saai ini!!” Il Woo membisikkan ditelingaku, aku tersenyum tipis.
“ Sebaiknya kita selesaikan tugas ini. Konsen……” Suaraku menggantung di udara. Kulihat Il Woo merangsek maju melindungiku dari depan. Sedetik kemudian aku melihat seseorang melayang setelah Il Woo berdiri didepanku.
“ Kau yang harusnya konsentrasi Seul Rin!!” Il Woo menggodaku namun matanya tetap melihat kearah depan dimana beberapa orang berpenampilan sama akan menyerang kami.
Tangan kananku bergerak bebas mengikuti gerakan orang-orang yang mulai berdatangan. Disusul suara dentuman keras saat tubuh sang penyerang jatuh kelantai.
“ Gerakanmu sangat indah Seul Rin!!” Il Woo berbisik kembali.
“ Kau Juga!!” Aku tetap konsentrasi dengan gerakanku agar pertahanan kami tidak lemah.
Semakin masuk kedalam, orang-orang yang menyerang kami semakin sedikit namun kekuatan mereka tidak bisa diremehkan. Aku perlu mengeluarkan energy sedikit lebih besar untuk mengalahkan satu orang.
Sekarang aku juga menggerakkan tubuhku dengan kaki-kakiku. Untuk mengalahkan sang penyerang kali ini aku tak bisa mengalahkan dari kejauhan aku perlu maju untuk mengalahkannya. Sentakan energy dari pergelanganku aku kolaborasikan dengan gerakan-gerakan untuk menghindari serangannya.
“ Kau tak bisa menyerang tuan kami!!” Sang penyerang tersenyum licik dan melancarkan pukulannya dan tendangan kakinya. Dengan gerakan cepat aku bisa menghindari semua serangan itu . Bahkan mungkin gerakanku tak dapat terlihat oleh laki-laki didepanku karena kecepatanku melebihi manusia biasa.
“ Jangan bergerak!! Aku bisa menyerangmu!!” Suara sang penyerang terdengar nyaring.
Bodoh mana mungkin musuhmu akan menuruti perkataanmu!! Aku berhenti tepat dibelakangnya.
“ Aku sudah berhenti!!”
Sang Penyerang itu membalikkan tubuhnya dan siap menyerangku namun baru dia akan mengangkat tangannya aku telah menyentakkan energy dari tanganku hingga dia terdorong kedinding 5 meter dibelakanganya. Dengan sekali melangkah aku telah tiba di hadapannya. Jump, itu yang kulakukan. Cukup membayangkan tempat tujuanku aku akan tiba ditempat itu sejauh apapun jarak yang kutempuh dengan waktu sesingkat mungkin.
“ Kau terlalu membuang waktuku!!” Aku maju mendekati wajahnya. Tanganku mencengkeram lehernya yang jenjang. Tanpa memerlukan energy yang besar kuangkat tubuh sang penyerang. Kedua tangannya mengenggam tanganku yang menekan lehernya ke dinding dibelakangnya.
“ Katakan padaku apa aku wanita tercantik yang kau lihat?”
“ Kau!!!”
“ Katakan!!” Aku semakin menekan lehernya.
“ Ne, kau wanita tercantik yang kulihat!!”
“ Bagus!! Turuti apa yang kukatakan!!” Aku menurunkan tubuhnya dan mengendorkan gengamanku.
“ Sekarang kau masuk dan katakan pada tuanmu jika kami telah pergi dan kau menang!!”
Aku merapikan jasnya dan tersenyum lembut pada laki-laki didepanku.
“ Ne..!!” Laki-laki itu pergi dan masuk kedalam sebuah ruangan. Aku tersenyum melihat laki-laki itu masuk.
“ Kau membuatku hampir membunuh laki-laki itu Seul Rin?” Tiba-tiba Il Woo telah berdiri disampingku. Ada kemarahan di matanya.
“ Waeyo??”
“ Jika ini bukan ide licikmu aku sudah membunuh laki-laki tadi!!” Il Woo berjalan menjauhiku. Menyusul langkah kaki laki-laki sang penyerang tadi.
“ Kau cemburu??” Aku menjajari langkahnya.
“ Akan kubunuh laki-laki tadi!!!”
Aku mengenggam tangannya dengan lembut. Dia berhenti dan menatapku.
“ Ini malamku, biarkan aku yang melakukannya!! Akan kutunjukkan padamu!!!”
“ Baiklah!!”
Aku maju meninggalkan Il Woo. Tak lama kemudian Il Woo telah berada disampingku kembali. Kami berhenti dan mengamati dari kejauhan laki-laki sang penyerang yang sedang menemui tuannya.
Sesekali sang penyerang menoleh kearah belakang dan tersenyum ke arahku. Aku membalas senyumannya seraya melirik Il Woo yang ada disampingku. Matanya menyala merah, dia marah. Aku genggam tangannya.
“ Tuan mereka telah mundur!! Kita menang” Sang penyerang berbicara pada orang yang duduk membelakanginya.
Beberapa menit hanya keheningan yang mengisi ruangan ini.
“ Baguslah!!” Tiba-tiba laki-laki yang dipanggil tuan oleh sang penyerang berdiri dan berjalan mendekati sang penyerang.
“ Apa kabar!!” Aku telah berdiri di samping sang penyerang. Dapat aku lihat ada ketakutan di mata sang tuan itu. Dia melangkah mundur hendak melarikan diri namun Il Woo telah berdiri disampingnya merangkul bahu sang tuan dan tersenyum licik.
“ Anda mau kemana??” Il Woo menekan bahu sang tuan. Kini seluruh ketakutannya terpancar jelas di wajahnya.
Aku melirik sang penyerang yang tersenyum melihatku telah berada di sampingnya. Tangannya menyentuh pinggangku dan memainkan jemarinya disana. Aku melihat Il Woo, matanya bersinar merah terang. Dia marah. Tangannya mengepal siap maju menyerang sang penyerang.
“ Gomawoyo sang penyerang!!” Aku membalikkan tubuhku menatap sang penyerang. Kedua telapak tanganku menyentuh wajah sang penyerang. Aura diruangan ini berubah drastis. Il Woo marah. Sinar ditanganya semakin membesar.
“ Kau telah melakukan tugasmu dengan baik!!” Aku melingkarkan tanganku dilehernya dan dengan gerakan cepat aku menekan lehernya tepat di pusat pernafasan. Sang penyerang berusaha melepas tanganku namun kekuatanku lebih besar darinya.
‘KRAAKKK!!’ Aku memutar kepalanya hingga mematahkan lehernya. Seketika nyawanya telah meninggalkan raga yang masih berada didekatku. Belum puas, aku angkat tubuhnya dan melemparkannya ke udara.
‘Brakk!!’ Tubuhnya jatuh diatas tumpukkan besi yang berada di ujung ruangan ini.
“ Bagaimana???” Tanyaku pada Il Woo yang tersenyum puas melihat sang penyerang telah mati ditanganku.
“ Kau cukup pandai memainkan emosiku!! Ini waktumu!!” Il Woo melepaskan sang tuan dan mendorongnya maju kearahku.
“ Kini giliranmu tuan!!!” Aku tersenyum.
“ Tolong jangan sentuh saya!!” Sang tuan memohon kepadaku. Aku hanya tersenyum tipis.
“ Aku takkan menyentuhmu tuan!!” Sinar ditanganku semakin besar. Membentukkan bola sinar ditelapak tanganku. Sang tuan melangkah mundur ketakutan.
“ Tak usah takut padaku tuan!! Ini tidak menyakitkan akan kubuat kau mati dengan tenang!!” Aku mendekati sang tuan. Bisa kurasakan warna mataku berubah menjadi lebih gelap. Sinar keemasan bercampur warna hijau toska. Ada semburat keperakkan disana.
“ Jangan terlalu lama bermain main Seul Rin!!” Il Woo mengingatkan.
“ Akan kulakukan sekarang!!!” Kuangkat tangan kananku dan kuarahkan ke wajah sang tuan.
“ Say Goodbye!!!” Seruku bersamaan dengan membesarnya sinar di pergelangan tanganku. Sinarnya semakin besar memenuhi ruangan dan berfokus pada tubuh sang tuan. Dalam beberapa menit sinar itu melingkari tubuh sang tuan.
Aku berjalan menjauhi ruangan itu. Il Woo menyusulku dan melingkarkan tangannya di bahuku.
“ Hana, Dul, Seis!!” Il Woo menghitung dan dihitungan ketiga sebuah dentuman keras muncul dari arah belakang kami.
Sinar putih keluar dari ruangan itu. Bisa kurasakan tubuh laki-laki itu telah melemas dan mengering. Energy laki-laki itu terhisap habis oleh sinar dariku dan mengalir dalam tubuhku. Kupastikan esok akan ada berita bahwa ditemukan sebuah mayat yang telah mengering, hanya tertinggal tulang dan kulit yang menyelimutinya.
“ Chukkahamnida!!” Seru Sang pengawas yang telah berada dihadapan kami. Appa tersenyum banga padaku. Laki-laki berwajah murung bertepuk tangan tanpa merubah ekspresinya. Wanita pemilik senyuman licik maju mendekatiku dan menepuk bahuku.
“ Kerja bagus Seul Rin-ah!!”
“ Sudahlah mari kita kembali!!” Appa menengahi sedikit perayaan ini. Semuanya terdiam dan mengikuti perintah appa hanya Il Woo yang masih terdiam sambil menggenggam tanganku.
“ Waeyo???”
“ Kupenuhi janjiku tadi!!”
“ Janji?”
“ Kau lupa? Akan kutemani kau malam ini!!” Il Woo membungkukkan badannya. Aku tersenyum geli.
“ Baiklah, kemana kita akan pergi?”
“ Tempat favoritmu!!” Il Woo kembali melingkarkan tangannya di bahuku.
“ Tunggu!!” Tiba-tiba appa dan ketiga orang tadi telah berdiri dihadapan kami.
“ Waeyo appa???”
“ Seperti yang kukatakan tadi akan kuberi pendamping pengganti!!”
Kulihat wanita pemilik senyum licik itu. Wajahnya memperlihatkan kemarahan.
“ Siapa dia appa??”
“ Dia!! Il Woo ssi!! Dia yang akan menjadi pendampingmu!!”
Aku menatap Il Woo. Kami saling menatap heran mendengar keputusan appa yang baru saja kudengar.
“ Tapi, dia kan pendampingmu??”
“ Aku tak mau memilki pendamping yang lebih menyukai untuk berdekatan dengan orang lain!!”
“ Mianhamnida tuan!!” Il Woo membungkukkan badannya.
“ Gwenchana, cukup kau bayar dengan menjadi pendamping anakku!! Jaga dia apapun yang terjadi! Jadi aku tak perlu mencari cari kemana perginya pendampingku saat aku membutuhkannya!!” Appa tersenyum seraya meninggalkan kami.
“ Tapi appa, bagaimana dengan pendampingmu???”
“ Dia akan menjadi pendampingku!!” Appa menunjuk laki-laki berwajah murung itu. Kurasa cocok karena kekuatan yang dimiliki laki-laki berwajah murung itu tak perlu kuragukan lagi.
“ Baiklah, selamat bersenang-senang anakku!!” Selesai berkata appa menghilang dari pandangan kami. Jump!!!
“ Kurasa appa menyetujui hubungan kita??” Il Woo membelai rambut ikalku yang bewarna emas keperakan.
“ Hmm, kau senang??”
“ Tentu saja!! Bukankah kau juga iya???”
Aku tersenyum dan berjalan meninggalkan dia.
“ Kajja!!” Il Woo menarikku dan dengan sekejap kami telah berpindah tempat.
Sebuah tanah lapang dengan pohon-pohon mengintari kami. Mataku menangkap sosok binatang tinggi besar.
“ Nagamu??” Tanyaku.
“ Ne!! Kita akan pergi bersamanya!!” Il Woo tersenyum dan mengangkat tubuhku. Satu detik kemudian kami berada di atas seekor naga merah dengan garis emas ditepinya. Aku duduk didepan Il Woo yang telah duduk melingkarkan tangannya di pinggangku.
“ Kau ingat apa yang pernah kau katakan padaku??”
“ Perkataan? Yang mana??” Tubuh kami tersentak karena sang naga telah perlahan terbang ke langit menembus malam.
“ Kau pernah berkata jika kau hidup tanpa pilihan!!”
“ Geurre! Memang aku hidup tanpa bisa memilih!!”
“ Kau salah!! Kau baru saja melakukan pilihan!!”
“ Apa itu??”
“ Kau telah memilihku untuk menjadi pendampingmu!!”
“ Pendamping?? Bukankah appa yang memilihnya?”
“ Bukan pendamping itu yang kumaksud!!! Tapi pendamping hatimu!!”
“ Ah, kau!! Aku baru sadar ternyata aku telah memilih!!”
“ Gomawo!!” Il Woo mencium keningku dengan lembut.
“ Il Woo-ah!! Umurku telah mencapai 18 tahun dan sebuah hadiah telah aku terima dari appa!!”
“ Hadiah? Apa itu??”
“ Aku bisa hidup normal!!”
“ Maksudmu??”
“ Kita akan hidup bersama manusia!!”
“ Bukankah itu sangat sulit??? Kau tetap harus menjalankan tugasmu!! Dan kau akan hidup di dua dunia!!”
“ Bukankah itu tugasmu untuk membantuku?? Kita akan menjalani kehidupan yang lebih menantang!!”
“ Hhh..!!” Il Woo mendesah sambil membenamkan kepalanya di bahuku.
“ Waeyo??” Aku menyentuh rambutnya.
“ Itu yang kutakutkan!!”
“ Apa?”
“ Kau akan tahu apa yang kutakutkan jika kau benar-benar menjalani kehidupan itu!!”
“ Il Woo-ah!! Kau tetap menjadi pendampingku arra!!” Aku meyakinkannya.
“ Semoga!!” Il Woo menatap lurus kedepan. Ada kekecewaan yang kurasakan dari auranya.
“ Percayalah padaku!!”
Il Woo tetap terdiam seakan menikmati angin yang meniup rambut kami. Malam ini seperti malam-malam sebelumnya. Pekat namun cahaya itu masuk dalam hatiku dan mempersiapkan diri untuk kehidupan sesungguhnya. Seperti apa kehidupanku dengan dua dunia yang harus aku jalani??
Aku menatap kearah bawah. Cahaya-cahaya kecil dibeberapa titik membuat keindahan tersendiri bagi manusia-manusia yang melihatnya tapi bagiku cahaya itu bukan apa-apa. Ada cahaya yang lebih terang dan indah bahkan terlalu menyakitkan yang lebih dahsyat efeknya ketimbang cahaya-cahaya kecil dibawah.
Dibawah sanalah manusia-manusia itu tinggal. Meski kami terlihat tinggal bersama sebenarnya tidak. Kami tiggal didunia yang berbeda tapi bagi kami dunia kami bersatu namun hanya kami yang bisa melihat mereka dan mereka tidak tahu keberadaan kami. Dan sebentar lagi aku akan menyatu bersama mereka hal itu juga yang ditakutkan laki-laki yang tengah memelukku erat ini. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya ia takutkan. Aku hanya bisa menunggu sampai waktunya tiba.
TBC
RCL yach.. ^^
WebRepOverall rating
Tidak ada komentar:
Posting Komentar