Sabtu, 06 Agustus 2011

Mentari dari Rara

This is short story.... fiksi belaka..so cek this out... ^^
“ Kau dapat email fe?” tanya Ratna dari seberang telepon.
“ Iya, kau?”
“ Yap, si Nia juga dapet”
“ Dari alamat Mey@ymail.com bukan?”
“ Iya, siapa dia?”
“ Kata Nia itu emailnya Rara yang dulu pernah dipake Nia buat kirim tugas!!
“ Rara katamu? Apa dia mau kasih kabar ya?”
“ Mungkin, baiknya kita baca dulu. Nanti webcame-an ya!”
Friday, 24 april 2011
Disini bukan lagi tanah yang sama-sama kita injak. Disini bukan harumnya gudeg di pagi hari. Disini juga bukan suara ayam yang sering memasuki gendang telingaku. Bukan lagi kota kecil yang hangat bagi kita. Bukan lagi kota yang menjadi tempat bermain kita.
Yang tercium olehku adalah bau yang sama dengan laboratorium yang sering kita datangi. Bukan untuk praktek. Bukan untuk belajar.
Ilmu yang sedang kita raih sekarang menjadi kenyataan untukku. Bukan untuk kupraktekkan. Melainkan untuk menyambung hidupku.
Ingat dengan kuliah-kuliah kita??? Aku sungguh-sungguh melakukannya. Bukan hanya membayangkan atau melihat namun aku merasakan juga.
Kengerian yang dulu sempat kita rasakan sudah menjadi sahabat bagiku. Sudah menjadi bagian hidupku. Kalian pernah bertanya “ Bagaimana ya rasanya?”
Aku kini bisa menjawabnya kawan.
“ Rasanya menyakitkan. Sekujur tubuhmu serasa terbakar. Sebenarnya Aku tak tahan lagi namun inilah yang harus kujalani”
Setiap ku selesai melakukannya. Air mata mengalir perlahan dipipiku. Mengenang lagi kebersamaan kita. Kita pergi bersama. Shoping bareng. Makan bareng. Tertawa bareng. Menangis bareng, bahkan marah bersamapun pernah. Emosi yang ada antara kita masih terkenang di pikiranku. Menjadi bagiku cambuk dalam menghadapi hidupku yang sekarang.

Maaf kawan aku tak bisa mengatakan pada kalian. Nanti waktu yang akan menjawab.
Rara
I love u all and i miss u all. 

“ Nia, kau tahu apa maksud Rara?” tanya Fera sambil duduk didepan Nia yang sedang  menatap leptop didepannya. Nia tidak menjawab hanya menggelengkan kepala.
“ Apa Rara sedang sakit?”celetuk Ratna
Kali ini Fera dan Nia hanya menggelengkan kepalanya. Mereka sejenak terdiam. Pikiran mereka melayang, memikirkan Rara yang telah menghilang hampir 2 bulan tanpa kabar. Suara getar ponsel Fera memecah keheningan.
“ Fe, ponselmu tuh!!” Nia mengingatkan                                                              
“ Ya, hallo!!” Ferapun mengangkat panggilan itu dengan nada tak bersemangat. Beberapa menit kemudian mimik wajah Fera berubah menjadi lebih bahagia.
“  Benarkah? Aku tunggu kabarnya.!!”
Fera lalu menutup ponselnya.
“  Siapa” Nia menanyakannya.
“  Ema, dia bilang kaprodi mau mengatakan tentang ketidakhadiran Rara selama 2 bulan ini!”
“  Oh... semoga yang kita cari ada!”
Ratna hanya mengangguk mengiyakan.
“ Apa yang kalian pikirkan tentang email dari Rara?” tanya Nia memecah kensunyian diantara mereka.
“ Aku nggak tahu Ni, isinya terlalu menyakitkan untuk disimpulkan” Fera menjawab sambil meletakkan wajahnya diatas meja.
“ Hmm, sebenarnya aku tak ingin mengingatnya namun mungkin dari email Rara kita jadi tahu apa yang terjadi padanya!” Ratna menanggapi.
“  Kalau begitu apa salahnya kita menyimpulkan email dari Rara” ajak Nia.
Mereka sejenak terdiam mempertimbangkan apa yang dikatakan Nia. Hampir serempak mereka menganggukkan kepala tanda mengiyakan.
“  Ni, aku kira Rara bukan di Jogja lagi. Coba baca kalimat pertama deh!”
“  Aku setuju dengan Ratna, dan aku kira Rara sedang menjalankan suatu terapi.!”
“ Kalian benar, Nia juga berpikir sama. Tapi....” Belum Nia menyelesaikan ucapnya Fera memotong pembicaraannya.
“ Ema dateng tuh!”
“ Ema, gimana?” tanya Nia dan Ratna serempak pada Ema yang baru datang.
Ema masih terdiam dan mendekati meja tempat mereka menunggunya.
“ Ema?” tanya Fera kembali.
Ema menghirup nafas dalam-dalam seolah-olah akan menyampaikan hal yang buruk.
“ Ma?” Tanya Nia kembali.
Kali ini Ema hanya menggelengkan kepalanya.
“ Maksudnya?” Nia bertanya.
“ Maaf, Kaprodi tidak mengatakanya. Dia hanya mengatakan bahwa sekarang Rara tidak ada di Indonesia dan dia mengatakan kepada kita untuk berdoa agar dilancarkan segala urusan Rara.”
“ Maksudnya Rara tidak akan kembali lagi?”
“ Beliau tidak mengatakanya.” Ema menundukkan kepalanya.
“ Aku nggak percaya!! Dan kenapa Rara sama sekali tidak mengatakan pada kita?” ucap Nia sambil menundukkan kepalanya.
“ Mungkin ada yang tidak ingin kita ketahui dari Rara Ni.!” Ema menengahi.
“ Tapi setidaknya dia mengatakan pada kita bahwa dia ada masalah? Bukankah dari awal kita sudah janji untuk tidak merahasiakan apapun?”
“ Nia, aku juga berpikiran hal yang sama denganmu. Tapi ada benarnya ucapan Ema, ada kalanya kita harus merahasiakan sesuatu dari orang-orang yang disayanginya.!” Timpal Fera.
“ Cukup,!!! Rara kirim email lagi neh!” Ratna memecah percekcokkan antara Nia dan Fera.
“ Apa?”

Saturday, 25 April 2011
Nia,...
Fera,...
Ratna., dan
Ema
Kalian tahu matahari disini berbeda dengan matahari  yang dulu kurasakan bersama kalian. Meskipun panas menyengat yang kurasakan namun jika bersama kalian matahari tak lagi sepanas yang sebenarnya.
Namun matahari disini sangat menyengat, membakar seluruh hati dan tubuhku. Tak sehangat saat bersama kalian.
Maaf, Jika aku melukai hati kalian. Maaf jika aku harus membohongi kalian. Maaf jika semua yang kukatakan kemarin membuat kalian marah dan penasaran. Tapi aku hanya bisa melakukan hal itu.
Beribu-ribu maaf mungkin tak cukup untuk ini. Mungkin salah satunya cara adalah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padaku namun maaf aku tak bisa. Aku tak ingin kalian tahu. Tak ingin kalian ikut bersedih.
Bukan ku tak ingin berbagi. Bukan karena ku merahasiakan ini namun aku tak sanggup jika harus mengatakan pada kalian.
Kalian sangat berarti untukku. Kalian matahariku, bukan matahari yang membakar seperti sekarang namun matahari yang menghangatkanku dan hatiku seperti dulu.
Aku ingin segera memeluk kalian, tertawa bersama kalian dan bersenang-senang bersama kalian. Jadi bantu aku dengan doa kalian agar aku bisa memeluk kalian kembali.
I promise i will gift you surprise J
Keep smiling friend.
I very very miss you all.
Rara.

“ Rara?” Tanpa mereka sadari air mata mereka menetes membasahi wajah mereka.
“Bukan Rara yang kukenal. Bukan Rara yang ceria. Bukan Rara yang selalu tersenyum”  ucap Nia dalam isaknya.
“  Nia!” Ema memeluknya. Diikuti Ratna dan Fera.
Kesedihan menyelimuti hati mereka. Rasa kesal digantikan rasa rindu dan rasa bersalah.
“ Ada apa dengan Rara?”

“ 20 Februari , Kak!” ucap Aru.
“ Owh, sudah 19 hari ya kita di Singapura?”
“ Iya Kak Rara sayang?, menulis email lagi?” Aru mendekati Rara yang sedang sibuk dengn netbook milkinya.
“ Hmm!” jawab Rara sambil tersenyum.
“ Tidak kau kirim juga?”
“ Kau nanti yang mengirimkannya”
“ Aku? Kenapa?”
“ Kirimkan saat aku akan operasi ya!, aku takut setelah aku operasi aku tak bisa membuka mataku.”
“ Kak! Jangan begitu!”
“ Nggak ada yang tahu apa yang terjadi nanti!”
“ Kau pasti akan sembuh!”
“ He em!”

“ 24 Februari ya sekarang Ru?”
“ Iya, dan sekarang kau akan operasi!” Ucap Aru sambil memakaikan penutup kepala kepada Rara.
“ Yupz, Ru. Menurutmu kakak itu seperti apa?”
“ Heh? Kok tiba-tiba nanya itu?”
“ Ih, langsung jawab kenapa?”
“ Iya deh, Kak Rara itu orangnya cerewet, bandel, usil, males. Hehe”
“ Ye masa yang jelek- jelek doank yang kamu inget!”
“ Hehe”
Seorang perawat kemudian masuk.
“ Miss Rara, are you ready?”
“ Yes, im ready nurse!”
Kemudian Rara dibawa ke ruang operasi yang telah disiapkan.

“ Aru,!!!” panggil Rara dengan suara yang lemah.
“ Apa kak? Kau baru saja sadar jangan banyak gerak dulu”
“ Kirimkan email-email yang belum sempat kukirim ya, dan berikan kotak ungu yang telah kusiapkan dari 5 hari yang lalu kepada mereka ya!”
“ Kak, kau yakin?”
“ He em, ku percayakan padamu dan maukah kau menuliskan email untukku?”
Aru tanpa banyak bicara segera mengambil netbook milik Rara lalu menuliskan apa yang dikatakan Rara.

“ Fe, belum ada kabar lagi dari Rara?” tanya Ema setelah Fera duduk di bangkunya.
“ Belum. Aku sempat membalas email itu namun tak ada balasan”
Mereka berdua lalu terdiam.
“ Fera, Ema!! Rara kirim email” Teriak Ratna sambil berlari kecil ke arah Ema dan Fera dengan membawa notebook miliknya.
“ Apa isinya?”

Sunday, 28 April 2011
Aku sudah hampir selesai kawan. Perjuanganku hampir selesai. Segera mungkin aku akan kembali. Aku tak sabar ingi bertemu kalian. Apa kabar kalian sekarang?
Apa yang kalian inginkan? Tapi aku sudah membelikan sesuatu untuk kalian, semoga kalian suka ya?
Aku sudah tak lagi merasakan rasa sakit, tinggal rasa bahagia yang kurasakan sekarang. Bahagia karena akan segera bertemu dengan kalian. Senyumku tak berhenti sepanjang hari ini. Semoga aku tetap bisa tersenyum bersama kalian
Rara

“ Jadi dia akan pulang?” tanya Nia dengan wajah ceria.
“ Dari suratnya begitu sih” Jawab Ratna.
“ Akhirnya, dia pulang juga” Ucap Ema dengan senyum diwajahnya.
Kali ini mereka mengikuti kuliah dengan perasaan bahagia yang tidak terbendung. Bahagia karena akan segera bertemu dengan Rara yang hampir 2 bulan tidak datang.

“ Huft, haus banget!” keluh Ratna sambil mengipasi dirinya sendiri dengan buku.
“ Hu um, Kita masih ada praktek ya?” Timpal Fera yang sibuk dengan notebooknya.
“ Iya, mana sih Nia kok belum nongol? Keburu mati kehausan neh.!! Kamu lagi ngapain sih” Ratna melongok Fera yang sedang sibuk.
“ Ampun deh, lagi buka twitter kamu??, ckckckc..”
“ Hehe,,,”
“ Sory Rat, lama ya? Antri tuh kantinnya!” Seru Nia yang baru datang membawa minuman pesanan Ratna.
“ Sory, sory!!!!, keburu kehausan neh!” Ratna merebut botol minum dari tangan Nia.
“ Nia, Ratna,!! Ada email dari Rara” seru Fera.
“ Heh?” Ratna yang baru minum hampir tersedak mendengar ucapan Fera.

Sunday, 28  April 2011
Kak Nia...
Kak Fera...
Kak Ratna..
Kak Ema..
Ini aku Aru, adiknya Kak Rara. Kalian masih ingatkan? Sudah dua bulan kita tidak bertemu. Ada yang  ingin aku bicarakan dengan kalian. Sudah saatnya aku aku mengatakan ini. Aku sudah tidak sanggup lagi menyembunyikan ini dari kalian. Kalian berhak tahu.
Kita bertemu di cafe biasanya ya, dekat Toko Buku Gramedia.
Aku tunggu.
Makasih ya Kak,
Aru...

Ratna, Fera, dan Nia saling berpandangan heran. Ema yang baru datang heran melihat pemandangan ini.
“ Kalian kenapa?” tanya Ema.
“ Adiknya Rara pengen ketemu!” celetuk Nia.
“ Lalu? Kenapa kalian heran gitu?”
“ Aneh aja, soalnya disaat Rara mau pulang kenpa Aru malah pengen ketemu dengan kita semua, dan katanya dia mau mengatakan hal yang penting” ucap Fera.
“ Lebih baik kita ketemu Aru dulu” ucap Ema.

Fera, Ratna, Nia dan Ema sudah duduk menunggu Aru. Selang beberapa menit kemudian Aru datang dengan membawa kotak besar berwarna ungu. Fera, dan yang lain hanya menatap heran saat melihat benda yang dibawa Aru.
“ Apa kabar Kak?” sapa Aru sambil duduk.
“ Baik!” Jawab Ratna dan yang lain hampir serempak.
“ Apa yang akan kau sampaikan Aru?” tanya Ema.
“ Sebelumnya kalian harus membuka kotak ini dulu” ucap Aru sambil menyerahkan kotak ungu yang tadi dibawanya.
Ratna dan yang lain membuka kotak itu. Dari dalam kotak ungu tersebut terdapat beberapa barang yang telah ada namanya masing-masing dan sebuah surat warna ungu.
26 Februari 2011
Dear my best friends                                 
Aku bahagia kalian menerima barang-barang ini. Janjiku akhirnya terpenuhi. Saat pulang aku bawakan haidah untuk kalian. Kalian suka? Semoga hadiah itu sesuai dengan yang kalian inginkan ya?
Maaf saat surat ini ada ditangan kalian berarti aku tak bisa bertemu kalian kembali. Mungkin Aru yang akan menyampaikannya.
Your friend Rara.

“ Aru, apa maksudnya Rara tidak bisa bertemu dengan kita kembali? Dan katakan apa yang sebenarnya terjadi selama 2 bulan terakhir ini?”
Aru menghirup nafas dalam dan mengeluarkan sebuah amplop coklat.
“ Buka ini kak!”
Dari amplop itu keluarlah beberapa foto.
“ Itu fotonya Kak Rara selama di Singapura.”
Ratna dan yang lain saling berpandangan lalu mengamati foto-foto yang bersal dari dalam amplop coklat dari Aru.
Beberapa foto Rara, didalamnya terdapat foto Rara dari mulai Rara datang ke Singapura hingga selesai menjalani operasi.

Dibawah foto terdapat note yang diulis oleh Rara,
‘ Rara pertama masuk rumah sakit di Singapura’
‘Rara di kamar sama Aru’
‘Rambut Rara tinggal dikit neh! L
‘ Kemo yang menyakitkan’
‘ Kangen Indonesia Ma!!’
‘ Bungkusin hadiah buat Ratna, Nia, Fera, dan Ema, kalian suka? J
‘ Operasi, tiba! Aku deg deg-an. Hehe!! Gak sabaran ketemu kawan2’
‘ Operasi uda berhasil, aku mau pulang hehe 곧더 좋젰어 (kalian tahu artinya khan??)’

“ Aku berharap kita bisa bertemu lagi secepatnya!” ucap Fera. Semua mata memandang Fera.
“ Itu arti tulisan hangeul ini, dia sering menulis dengan huruf hangeul. Dia juga yang mengajariku cara membacanya” jelas Fera sambil menatap foto Rara yang sedang berbaring lemah. Kepalanya ditutupi dengan penutup kepala, wajahnya terlihat pucat. Namun senyumannya yang hangat membuatnya tetap cantik. Air mata Fera menetes. Nia dan Ratna memeluk Fera yang menangis.
 “ Rara mana sekarang?” Tanya Ema pada Aru.
“ Ia sudah kembali ke tempat asalnya” Ucap Aru perlahan dengan menahan rasa sesak.
“ Maksudmu? Nggak mungkin khan? Dia masih hidup khan?” tanya Fera .
Aru hanya menggelengkan kepala.
“ Maaf aku baru memeberitahukan ini karena permintaan Kak Rara. Dia ingin kalian datang ke makamnya setelah 1 bulan dia tiada”
“ Maksudmu? Jadi sebulan ini dia uda tiada? Jadi siapa yang mengirim email itu?” ucap Nia dengan terisak.
“ Iya kak. Dia sudah tiada. Aku yang mengirim email-email itu sesuai permintaan Kak Rara. Dia tidak ingin kondisinya membuat kalian cemas dan khawatir. Dia juga tidak ingin hal ini membuat kalian sedih. Sekali lagi maaf. Oia ada sebuah surat lagi untuk Kak Fera dan dia minta bacakan untuk yang lainnya karena cuma kakak yang bisa membacanya.”
Dibacanya surat dari Rara untuk Fera. Beberapa menit kemudian Fera tersenyum
“ Apa katanya?” tanya Ema.
“ Fera, kau sudah bisa khan? Aku senang kau bisa membaca tulisan ini. Hehe. Fera sampaikan pada anak-anak bahwa aku sangat sangat mencintai kalian. Sangat menyayangi kalian. I miss you all.
 Jangan pernah bertengkar ya kawan. Ingat aku ya, kalian selalu di hatiku. Kalian menjadi penyemangatku hingga kau mau berobat ke Singapura. Maaf aku tak pernah mengatakan kalau aku menderita kanker otak. Aku tidak tahu kapan penyakit ini bersarang ditubuh ini. Yang jelas aku sudah mulai pengobatan sejak 5 bulan terakhir ini. Kata dokter aku ini tahan sakit. Jadi baru ketahuan sakit waktu sel kankernya sudah menyebar keseluruh tubuhku. Aku sempat tak mau melanjutkan pengobatanku sejak aku didiagnosa bahwa aku tak mungkin bisa sembuh. Namun berkat kaprodi kita aku dikirim ke Singapura untuk pengobatan. Katanya dengan usaha yang maksimal aku bisa sembuh.
Namun Entah kenapa sejak operasi 2 hari yang lalu kondisi tubuhku mulai menurun. Aku merasa aku aku harus pergi meninggalkan kalian juga dunia ini. Entah nanti, besok atau lusa. Mungkin aku tak bisa lagi melihat kalian.
Jangan pernah lelah untuk belajar dan semoga kalian bisa menyelematkan banyak nyawa. Lalu kalau kalian bertemu pasien yang sama denganku jangan membuatnya patah semangat ya! Hwaiting, Fighting maksudnya!” Fera tersenyum setelah membaca surat itu.
“ Kak, aku pulang dulu. Ini alamat makam kakak Rara” Pamit Aru.
“ Ya , makasih ya Aru” ucap Fera.
Sepeninggalnya Aru Fera memandangi satu persatu wajah sahabat-sahabatnya kali ini benar-benar tanpa Rara. Rara telah istirahat untuk selama-lamanya. Meninggalkan kenangan indah bagi mereka.
     “ Kami janji Rara!!’ Ucap mereka hampir bersamaan.

Monday, 25 Agustus 2012
Mentari disini masih tetap hangat meski kau telah tiada. Mentari hangat ini mengantarkan kami ke hari bersejarah bagi kami. Kami sekarang resmi menjadi sarjana Ra. Kami akan berjuang. Kami akan menepati janji kami.
We love you too.  Fera, Ema, Nia dan Ratna.
---The End---
엔ㄷ

Cherry Blossom part 2

I'am come back.. *plakk orang ff kemarin belum kelar uda buat baru..
Ne FF terbaru permintaan saengku Rida Hyunjoong
Title: Cherry Blossom
Author: Jung Seulrin a.k.a Elaaistkangofu Thesistambul
Main Cast:
Kim Seulrin : aku.. *namaku muncul lagi.. #authornya narsis.
Kim Hyunri : Rida Hyunjoong
Seunghyun : TOP
Youngbae: Taeyang
Seungri: Seungri

Potongan cerita sebelumnya

Tanpa sengaja mataku menangkap sosok tubuh laki-laki yang sangat kukenal. Ah, Youngbae!!
Dia masih disini rupanya? Tunggu dia mau ngapain?
Aku melihatnya. Ya aku melihatnya, dia laki-laki yang kucari selama ini, yang kunanti selama 5 tahun sekarang sedang mencium kening eonni yang sedang tidur.  Kukerjapkan mataku sekali lagi tak percaya.

“ Cogiyo!!” Reflek aku memanggilnya. Dia nampaknya terkejut karena tanpa sengaja aku melihatnya.
“ Ah, kau!! Belum tidur?” Jawabanya tenang, seolah tidak terjadi apa-apa.
“ Sudah bangun!! Se..dang apa?” Pabo, kenapa harus gugup segala. Aku mengutuki diri sendiri.
“ Aku akan memindahkan eonnimu ke kamarnya, dia ketiduran.!!” Jawabnya seraya mendekatkan tubuhnya kearah eonni.
“ Ada yang bisa kubantu?” Tanganku mulai dingin. Entah aku sendiri juga tidak tahu.
“ Bukankan saja pintu kamanya.!!” Youngbae mengangkat tubuh eonni yang sedang tertidur.  Dadaku terasa sesak. Sampai hari ini aku masih tidak percaya dia orang kucari selama ini justru bermesraan dengan eonniku sendiri.
“Jangan menangis.. jangan menangis” Aku berbicara pada diri sendiri. Tanganku mengepal menahan rasa sesak yang sudah menjalar diujung mataku. Mungkin sebentar lagi akan keluar.
“ Jaljayo chagy..!!” Ucap Youngbae sambil menyelimuti eonni.
Aku tercekat. “ Cukup, ini sangat menyakitkan untukku!!!” Batinku. Aku berlari menuju kamarku. Air mataku tak mampu kubendung lagi. Semuanya mengalir tanpa bisa kukendalikan.
“ Hyunri-ah!!!” Kudengar suara Youngbae memanggilku namun tak kugubris.

Author P.O.V
Youngbae yang menyadari Hyunri berlari menghindar terkejut dan reflek mengejarnya.
“ Hyunri!!” Youngbae menahan tangan Hyunri. Namun Hyunri hanya terdiam.
“ Hyunri., kau kenapa?”
“ Lepaskan tanganku!!” Jawab Hyunri ketus.
“ Kau menangiskan? Apa aku melukaimu? Atau apa ada yang salah dengan perlakukanku terhadap eonnimu?”
Hyunri menoleh menatap Youngbae. Air matanya masih mengalir.

Youngbae P.O.V
“ Kau menangiskan? Apa aku melukaimu? Atau apa ada yang salah dengan perlakukanku terhadap eonnimu?”
Gadis ini kenapa? Apa aku berbuat salah padanya?
Tiba-tiba Hyunri menoleh menatapku tajam.
“ Hyunri? Gwenchana?” Aku semakin dibuat bingung dengan sikapnya. Reflek aku menarik tubuhnya kedalam pelukanku. Berharap dia mulai tenang. Tebakanku benar dalam pelukanku dia menangis semakin keras.

Tunggu, aku merasa tak asing dengan pelukan ini. Siapa dia? Bukankah aku baru pertama kali bertemu?
Tapi kenapa aku merasa sangat hafal dengan pelukan ini. Ya… aku hafal pelukan ini. Hanya satu orang yang memelukku selama ini. Dia.. orang yang kucintai. Tapi bukankah orang itu Seulrin? Dia orang yang pertama kali kuingat. Bukan gadis
ini. Bukan gadis bernama Hyunri.

“ Jebbal, ingatlah padaku!!” Terdengar suara lemah Hyunri. Mwo? Dia berbicara padaku?
“ Maksudmu?” Aku berusaha bertanya.
“ Ani… Bukan apa..apa!!” Dia mendorong tubuhku. Tunggu jangan pergi!!
“ Tunggu” Aku menarik tangannya. Tanpa sengaja kakiku terkilir dan terjatuh menimpa tubuhnya.
Aku menatap matanya lama. Ada sesuatu disana! Sesuatu yang sangat kukenal.

Hyunri P.O.V
Brukk!! Kami berdua terjatuh dan posisi kami bertindihan. Dia tepat diatasku. Tanpa sengaja aku menatap matanya. Mata itu. Mata yang sangat kurindukan. Bogoshippo oppa!!! Teriakku dalam hati.

Sebuah sentuhan lembut mendarat dibibirku. Aku sedikit terkejut. Bibir ini? Aku tak pecaya aku kembali menyentuhnya.
Bibirnya menyentuh bibirku lembut. Namun pelan-pelan sentuhan lembut itu berubah, dia mulai mengigit bibir bawahku.  Benarkah ini? Aku tak peduli yang jelas aku telah menemukannya. Kubalas ciumannya. Awalnya dia hanya mengigiti bibirku lama kelamaan bisa kurasakan lidahnya mendorong masuk. Mencari sesuatu disana. Dadaku sesak. Selain dia tak mau melepaskan bibirnya posisi ini membuat dadaku sesak. Aku hampir tak bisa bernafas jika dia tak merubah posisi. Kini dia setengah duduk didepanku, bibirnya tak lagi menempel dibibirku. Leherku menjadi area berikutnya.

“ PRANKK..!!!” Suara sebuah benda jatuh membuatnya melepas diriku. Bukan melepas tapi mendorong tubuhku.
Apa ini? Kenapa sifatnya berubah.
“ Seulrin-ah!!” Youngbae berdiri dan mendekati eonni yang tak sengaja menjatuhkan vas bunga. Entah disengaja atau tidak. Ada rasa bersalah menyeruak didadaku.
“Ah, aku tak melihat ada vas disitu!!” Eonni membungkukkan badannya dan mengambil pecahan kaca itu namun tangan Youngbae menahannya.
“ Jangan, nanti kau terluka!!” Eonni menatap Youngbae dengan ekspresi datar kemudian dia beralih menatapku. Sekilas kumelihat senyumannya namun hanya samar-samar terlihat.
“ Aku harus menemui Seunghyun!!” Eonni pergi begitu saja meninggalkan kami berdua. Aku tak berani menatap Youngbae. Dari ujung mataku aku melihatnya sedang membersihkan pecahan vas tadi.
“ Mianheyo Hyunri! Aku yang salah, sebaiknya lupakan kejadian tadi! Aku tak mau dia terluka!!” Setelah mengatakan itu Youngbae pergi dari hadapanku.

Apa-apaan ini! Dia terluka? Justru aku yang terluka aku menunggumu dan mencarimu selama 5 tahun, dan sekarang kau malah bersama eonniku.
Aku menjatuhkan tubuhku dilantai. Rasanya seluruh sendi-sendiku lepas bersamaan dengan Youngbae yang pergi meninggalkanku. Air mataku tak tertahankan lagi.
Menunggu sesuatu yang tak pasti adalah kesiasiaan. Itu yang kurasakan sekarang.

“Iam not beautiful like the cherry blossom  again because you was gone.”
“ He has gone but you have person who care with u!!” Suara seseorang yang menepuk bahuku. Aku menengadahkan kepalaku.
“ Seungri!!” Aku tersenyum ke arahnya. Dia membantuku berdiri dan mengantarkan kekamarku. Ternyata orang ini baik juga.
“ Gomawo!!” Ucapku pelan.
“ Hmmm!!” Hanya itu yang kudengar dari bibirnya setelah itu dia pergi.

Seulrin P.O.V
Sebenarnya aku bohong, kalau aku harus bertemu dengan Seunghyun. Harusnya aku bahagia jika memang mereka kembali bersama. Bukan malah marah tak jelas seperti ini.

Antara marah, bahagia dan entah apa namanya itu. Yang ada diotakku saat itu hanya Seunghyun. Aku berjalan menuju ruangannya. Gelap. Ah, dia pasti ada dikamarnya. Aku masuk ruangannya yang rapi. Tanpa menyalakan lampu aku duduk menyilakan kaki disofa miliknya. Kubenamkan kepalaku diantara kedua kakiku.

“ Bodoh!! Kenapa harus menangis apa yang kau tangisi!!” Makiku sambil mengacak-acak rambutku.
“ Ada apa denganmu Seulrin!!!” Bentakku lagi seraya memukuli kepalaku.
“ Yaaaakk!!” Sebuah tangan memegang tanganku yang dari tadi sibuk memukuli kepalaku sendiri.
Aku mendongakkan kepalaku. Seunghyun? Sejak kapan dia ada disana?
“ Sudah bodoh jangan dipukuli lagi nanti kau tambah bodoh.! Aku tak mau memiliki penulis yang bodoh!!” Ujarnya dingin sambil menyalakan lampu.
“ Jangan dinyalakan!!!”  Teriakku.
“ Kenapa harus dibiarkan mati? Malu denganku?”
“ Ani!!”
“ Lalu? Sudahlah aku sudah berkali-kali melihatmu menangis!!” Kini dia berdiri didepanku. Wajahnya tersenyum lembut.
Aku menatapnya datar. Air mataku mengalir deras, semula hanya setitik yang keluar dipelupuk mata namun setelah melihat Seunghyun entah kenapa air mataku mengalir deras.

“ Nah? Kok malah tambah deras tangismu??”
“ Huwaaaaa…. Huhu..!!!” Tangisku pecah.
“ Yak, jelek amat!!”
Aku tak mendengar dia berkata. Tangispun makin pecah jika dia terus berkata.
“ Keunmanhae!!”*hentikan!.

Aku hanya menggelengkan kepala.
Dia memelukku erat dan mengusap kepalaku menenangkan. Aku menagis didadanya. Mungkin bajunya kini basah karena tangisku.

“ Sudahlah!! Kenapa kau menangis?” Dia mengangkat wajahku dan mengusap air mataku dengan kedua ibu jarinya.
“ Molla!!” Jawabku dengan isakan.
“ Heh? Pabo!!” Dia memukul kepalaku.
“ Ya… Appo!!”
“ Kalo menangis jelas ada alasannya!!” Ucapnya lembut.
“ Sejak kapan kau lembut padaku!!!”
“ Ya sudah!! Aku mau tidur!!” Dia mulai berdiri dari sofa. Namun aku menahan tangannya.
“ Mwo?” Dia kembali duduk.
“ Lima tahun waktu yang nggak sedikit kan?” Aku mulai bercerita.Dia membenarkan letak duduknya dan mendengarkanku.
Seunghyun P.O.V
“ Mwo?” Aku kembali duduk. Ah dia memang aneh.
“ Lima tahun waktu yang nggak sedikit kan?” Dia mulai bercerita.
“ Ne, tentu saja!! Youngbae kah?” Aku menebak arah pembicaraanya. Aku sudah tahu semua tanpa diceritakanpun aku tahu. Bagaimana tidak kami tinggal satu gedung hampir 4 tahun ini. Dia juga temanku sejak bangku SMA.

Dia menatapku heran.” Tak usah heran, tanpa kau sadari kau selalu bercerita padaku, meski tak secara langsung!!”
“ Otteokhe?”
“ Apanya?”
“ Yakk, percuma cerita denganmu!! Pabo!!”
“ Kau tanya hatimu saja!! Apa yang kamu sukai belum tentu terbaik bagimu!!”
“ Lalu?”
“ Justru yang terbaik bagimu selalu ada disisimu tanpa kau sadari!!” Aku berusaha memancingnya. Meski kami sering bertengkar namun justru disaat kami bertengkar itu kami berusaha saling mengerti.
“ Ah,,, hoaahemmm!!” Dia menguap.
“ Aish… kau belum tidur? Ini sudah pukul  4!!”
“ Ya.. gara-gara kau minta script itu kan aku harus terpaksa bekerja sampai malam!!” Ucapnya sambil mengerjapkan mata, berusaha untuk membiarkannya terjaga.
“ Tidurlah!! Aku akan membantu besok.. Se,,,,” Belum aku menyelesaikan ucapanku dia sudah tertidur dengan kepala menengadah.
“ Hahaha!! Kau ini!!” Aku membenarkan posisi tidurnya namun belum aku menyentuhnya kepalanya sudah terjatuh dipangkuanku.
“ Eh!! Yaaakk!!! Kau..!!” Ingin aku membangunkannya namun melihatnya tertidur seperti ini membuatku enggan membangunkannya. Biarlah dia tidur, gara-gara aku juga dia harus mengerjakan semalaman. Ada maksudnya aku meyuruhmu mengerjakannya lebih cepat dari waktu yang seharusnya.

“ Cepat selesaikanlah, akan ada hal terindah yang akan kau terima!!” Ucapku ditelinganya.
“ Jaljayo..!!” ucapku lagi. Aku tak mampu lagi menahan rasa kantukku. Akhirnya aku tertidur disofa.

Youngbae P.O.V
“ Seulrin!!!” Aku berkali-kali memanggil namanya, namun tak ada jawaban. Tanpa sengaja aku melihat ruangan Suenghyun masih menyala. Ah iya,  diakan mengatakan akan bertemu Seunghyun.
Dengan langkah lebar aku menju ruangan Seunghyun.
“ Hyung..!!!!” Aku memanggil namanya. Tak ada jawaban, terpaksa aku masuk ruangnya dan mendapati pemandangan yang tak kuharapkan.

Seulrin sedang tidur dengan kepala berada dipangkuan Seunghyun. Sedang Seunghyun tidur dengan posisi duduk dengan kepala bersandar disofa.
“ Apa kau marah Seulrin? Mianhe!!” Kusentuh kepala Seulrin dan membiarkannya tidur.
“ Bodoh!!!” Rutukku  pada diri sendiri.sambil pergi meninggalkan mereka.
Kenapa kau bisa bertindak bodoh seperti ini. Kau baru saja bertemu dengan gadis itu dan kamu.
“Akh…!!!” Kuacak-acak rambutku kesal.
Aku kembali masuk kedalam apparte Seulrin. Kuamati sekelilingku.
“ Hyunri!!” Aku mengingatnya, dia tadi menangis. Kemana anak itu. Aku beranjak kekamar Hyunri.
“ Apa dia sudah tidur?”

‘Tok..Tok’ Dengan sedikit keraguan aku mengetuk pintu kamarnya. Tak ada jawaban. Perlahan kuputar knop pintu.
“ EH tidak terkunci.!!!”
Kumasukkan kepalaku terlebih dahulu mencari Hyunri disetiap sudut.
“ Hyunri!!!” Tak ada jawaban. Samar-samar aku mendengar suara isakan.
“ Apakah dia menangis??” Aku berjalan menuju arah suara. Mataku menangkap bayangan hitam yang sedang duduk memeluk kedua kakinya.
“ Hyunri..!!!” Ku mencoba memanggilnya dia menoleh.

Author P.O.V
“ Hyunri!!” Youngbae memanggil Hyunri dengan suara pelan. Hyunri menoleh dengan malas. Matanya menatap nanar Youngbae yang berdiri dihadapannya.Air matanya kembali mengalir.
“ Mianhe!!” Youngabe membungkukkan badanya lalu duduk menjajarkan dirinya dengan Hyunri.
“ Hmm!!” Hanya dehaman yang didapatkan oleh Youngbae.
Youngbae menatap Hyunri yang masih memeluk kakinya. Nampak dari tangannya dia sedang memegang sesuatu.
“ Apa itu?” Agak takut Youngbae bertanya pada Hyunri.
“ Foto!!” Jawab Hyunri pendek seraya menyerahkan foto yang ada ditangannya.
Youngbae menatap foto yang diberikan oeh Hyunri.
Foto dengan latar belakang pohon sakura. Lensa kamera hanya mengambil fokus pada kedua tangan yang membentuk symbol cinta.
“ Sepertinya aku pernah melihatya?” Sontak Hyunri menoleh, menatap heran kearah Youngbae.
“ Mwo??”
“ Iya, sepertinya aku tak asing lagi dengan gambar ini.!!”
“ Benarkah?” Hyunri merubah posisi duduknya mengahadap Youngbae.
“ Ne, Guere!! Tapi aku tidak tahu apa ini dan kapan aku melihatnya!!”
Jawaban Youngbae membuat Hyunri menundukkan kepalanya dalam-dalam.
“ Hyunri!!” Panggil Youngbae lembut.
Hyunri lantas mendongakkan kepalanya. “ Dug!!!” Tanpa sengaja kepala mereka berbenturan.
“ Aduh!!” Ucap mereka bersamaan sambil mengusap dahi mereka yang kesakitan.

Mereka saling berpandangan. Terjadi eye contact diantara mereka. Mereka saling terdiam. Perlahan bibir mereka semakin mendekat dan akhirnya bertautan. Tangan Youngbae perlahan menelusuri leher Hyunri. Sedang tangan kiri Youngbae menarik pinggang Hyunri untuk lebih dekat. Mereka berdua larut dalam ciuman itu.

Youngbae mengangkat tubuh Hyunri membawanya menuju tempat tidur. Tanpa ada yang tahu akhirnya malam itu menjadi malam milik mereka berdua. Seakan mereka adalah sepasang kekasih yang tak pernah bertemu selama bertahun-tahun.

Author P.O.V
Seulrin membuka matanya, sesekali mengerjapkan kedua matanya untuk beradaptasi dengan cahaya yang masuk kedalam kedua matanya. Selama beberapa menit Seulrin melihat disekitarnya. Baru disadarinya ia berada di ruangan Seunghyun semalam.

“Eh!!!” Seru Seulrin setelah menyadari ia tidur dipangkuan Seunghyun. Nampak semburat merah dipipinya.
“Gomawo Seunghyun atas semalam!!” Seulrin membenar posisi duduknya seraya tetap mengamati Seunghyun.

Seulrin P.O.V
“ Kenapa dia semalam berubah menjadi seseorang yang lebih lembut ya??” Aku mengacak-acak rambutku sendiri.
“ Gomawo Seunghyun!!” Aku amati wajahnya saat tertidur. Dari wajahnya muncul sebuah senyum tipis. Sekilas aku ingat ucapan Seunghyun saat masih dibangku sekolah

“ Jika kau ingin tahu apa itu cinta, lihatlah wajah orang yang kau sayangi saat sedang tertidur.!!”
“ Hubunganya??”
“ Yaaa, pabo!! Pikir sendiri?”

Aku tersenyum saat mengingat ucapanya. Sudah bertahun-tahun aku bersamanya namun baru kusadari jika orang yang selama ini aku ajak berantem ternyata punya wajah yang tampan juga..
“ Ah.. tampan??? Aish… ngapain puji-puji dia” Aku menggelengkan kepala untuk mengenyahkan pikiranku tadi.
Kulihat wajahnya lagi. ‘Deg..Deg..’ tiba-tiba dadaku berdegup kencang. “ Mwo? Kenapa?”
Aku memegang dadaku yang tiba-tiba berdetak lebih kencang.

“ AH….!!!!” Aku mengacak-rambutku sendiri.
“ Kau berisik sekali!!” Aku mendongakkan kepala melihat Seunghyun sudah bangun.
“ Neo!!!” Seruku seraya berdiri.
“ Yaakk!! Kenapa kau melihat seolah kau baru melihat hantu!!!” Ucap Seunghyun seraya mengangkat tangannya.
“ Deg!!” Aduh jantungku. Kenapa bisa seperti ini?? Apa aku sakit jantung??
‘Andweeee..!!’ Aku mengeleng-gelengkan kepalaku lagi dengan cepat.
“Seulrin!!” Panggil Seunghyun. Aku hanya berdiri mematung kemudian dengan langkah panjang aku meninggalkannya.

Seunghyun P.O.V
“Seulrin!!” Panggilku sekali lagi karena heran baru kubuka matanya aku sudah melihat wajah Seulrin yang aneh.
Ada apa dengan anak itu? Kemasukan apa dia??

Yang kupanggil hanya terdiam menatapku namun sedetik kemudian dia pergi meninggalkanku.
Sempat mataku menangkap semburat merah dipipinya.
“ Apa anak itu sakit???” Tanyaku pada diri sendiri. Aku hanya terdiam menatap punggungnya yang semakin menghilang dari pandanganku.
“ Ckckckckc..!!” Aku menggelengkan kepala heran.
“ Jangan-jangan anak itu gangguan jiwa lagi karena stress mengerjakan novelnya? Gawat kalo gitu?” Aku mengejarnya.

Author P.O.V
Seulrin masuk appartenya dengan nafas terengah-engah karena berlari tadi. Setelah berhenti sebentar mengatur nafasnya Seulrin menuju kamar Hyunri bermaksud membangunkannya.
“ Hyunri!!!” Panggil Seulrin pelan dari balik pintu kamar Hyunri. Tak ada jawaban.
“ Hyunri!!” Panggil Seulrin lagi smabil mengetuk pintu kamarnya. Sekali lagi tak ada jawaban dari dalam kamar. Perlahan Seulrin memutar knop pintu.
“ Hyunri!!” Seulrin mencari sosok adiknya.
“ Pasti masih tidur!!” Seulrin berjalan menuju tempat tidur Hyunri yang berada di ujung ruangan.
Matanya menangkap sosok yang masih berselimut.

“ Yaaa!! Saeng bangun!!” Teriak Seulrin sambil menarik selimut. Mata Seulrin membelalak kaget setelah menemukan orang lain dibalik selimut milik Hyunri. Tak hanya Hyunri melainkan yang lain. Laki-laki yang dikenalnya tidur disisi adiknya tanpa sehelai pakian yang menutupi dadanya.
“ Nugu!!” Jawab orang itu. Orang tersebut membuka mata dan terkejut saat melihat Seulrin didepannya.
“ Seulrin???” Seru orang itu.
“ Youngbae?? Kau?? Apa yang kamu..!!”
“ Eonni!!” Hyunri membuka matanya.
Youngbae menoleh kearah Hyunri. Wajah mereka terlihat bingung.
“ Seulrin.. aku..aku!!” Youngbae berusaha menjelaskan namun terdengar kacau.
“ Mianhe, aku mengganggu!!” Ucap Seulrin dingin sambil beranjak pergi.
“ Seulrin!! Tunggu!!” Youngbae segera bangun dan menggunakan bajunya. Hyunri menahan tangan Youngbae.
“ Ani!!” Tahan Hyunri.
“ Wae!! Akan kujelaskan padanya!!” Bentak Youngbae seraya menyentak tangan Hyunri. Hyunri hanya menatap nanar kepergian Youngbae.

Seulrin berjalan tanpa ekspresi menuruni tangga sampai dia tak memperhatikan kakinya hingga dia terjatuh.
“ Hap!!” Seunghyun menangkap tubuh Seulrin yang hampir terjatuh.
“ Yaaak!! Paboya!! Ceroboh sekali!!” Bentak Seunghyun.
“ Ah..!! Mian!!” Jawab Seulrin datar sambil melepas tangan Seunghyun.
“ Seulrin!!!!” Teriak Youngbae mengejar Seulrin. Yang dipanggil hanya menoleh sekejap lalu berjalan mengabaikannya.
“ Mau kemana?” Tahan Seunghyun. Seulrin hanya menatap tangan Seunghyun yang mengenggam tangannya.
“ Ayo keruanganku!!” Seunghyun menarik Seulrin seakan tahu arti tatapan Seulrin.
“ Seulrin-ah!! Akan..!!” Teriakan Youngbae sia-sia karena Seulrin telah menghilang dari balik pintu.
“ Yaaa!! Kenapa berisik sekali!!” Seungri yang baru keluar dari kamarnya dibuat bingung dengan kondisi ini.
Youngbae hanya menatap sinis Seungri yang baru bangun tidur.

Seunghyun P.O.V
Aku menarik tangan Seulrin untuk membawanya menuju ruanganku. Setidak ini bisa menenangkan dia.
“ Seulrin!!” Aku menatap wajahnya yang masih menunjukkan ekspresi datar. Apa yang sebenarnya dipikirananya? Apa dia mencintai Youngbae?
“ Duduklah!! Akan kuambilkan minum!!” Aku membalikkan tubuhku menuju dapur untuk mengambilkan dia minuman. Namun tiba-tiba dia memelukku dari belakang.
“ Seunghyun-ah!!!” Dia menangis dipunggungku. Aku biarkan sejenak seperti ini. Tangannya masih memeluk erat pingganku.
“ Menangislah!!” Kuusap lembut tangannya yang masih dipinggangku.
“ Aku harus mengatakannya!!” Perkataan Seulrin membuatku membalikkan tubuhku mengahadapnya.
Air matanya masih mengalir. Namun ada sebuah senyuman disana. Apa yang sebenarnya ada dipikiran gadis ini?

“ Wae??” Aku masih heran dengan tingkahnya.
“ I found it!! I want to do something!!” Teriaknya seraya mengusap air matany.
“ Yaaa!! Mwoya???” Tahanku. Dia hanya tersenyum padaku.
“ Aku tahu jawabannya!! Aku harus selesaikan ini!!” Serunya sambil beranjak pergi. Namun beberapa detik kemudian dia kembali.
“ Gomawo!!” Dengan sekilas dia mencium bibirku dan tersenyum lalu pergi meninggalkanku yang masih terheran-heran dibuatnya.
“ Mwo???” Kusentuh bibirku. Ah, apa dia sudah menyadarinya???
“ Good luck!!!” Seruku.

Author P.O.V
Seulrin berlari menuju appartenya. Sebuah senyuman menghiasi wajahnya.
“ Seungri-ah!!!” Teriak Seulrin setelah sampai didepan kamar Seungri yang tak jauh dari appartenya.
“ Yaaak!! Aku disini!!!” Seungri telah berada di depan aparte Seulrin.
“ I found it!!!” Seru Seulrin sambil berlari kearah Seungri dan menarik Seungri masuk kamarnya.
“ Mwo!!”
“ I found it!!” Seru Seulrin sekali lagi.


TBC
Apa yang ditemukan Seulrin?
Apa yang terjadi selanjutnya dengan Youngbae dan Hyunri?
Tunggu part selanjutnya.. ya.. ^^