Snowing Part 3 akhirnya aku terbitin juga...^^
Mian...lama ya...aku ngpostnya...
Lagi banyak tugas dan Ujian praktek jadi lgi sempet deh..^^
Cast tambahan:
Rida
Taeyang
Seungri
Daesung
Shin Wan Tae
Sementara itu Helen terus berjalan tanpa arah dengan kekesalan dan penyesalan yang berkecamuk dalam dirinya.
‘BruKk!!’ Helen menabrak sesuatu.
“ Ah, Joesongheyo!” Ucap Helen sambil menunduk.
“ Ne, Gwencahana?”
“ Ne, gwenchana!”
Helen menegakkan kepalanya.
“ Eh?” Helen mundur satu langkah saat tahu siapa orang yang didepannya.
‘Dia?’….
“ Kau??” Ucap Helen reflek.
“ Kau?” begitu juga dengan lawan bicaranya.
“ Mianheyo, tadi aku ceroboh!”
“ Ah,Ne.. tidak apa-apa! Aku yang harusnya minta maaf karena hampir menabrakmu. Mian tadi juga sempat membentakmu!!”
“ Ah, arra”
“ Owh, siapa namamu?”
“ Helen Imnida, kau?” Jawab Helen sambil mengulurkan tangannya
“Seung Hyun Imnida” Seung Hyunpun menyambut uluran tangan Helen.
Mereka terdiam sejenak.
Seung Hyun diam-diam memperhatikan penampilan Helen yang cukup kacau.
“ Helen-ah, kau kenapa? Habis menangis ya?”
Helen segera menghapus air matanya yang masih saja mengalir.
“ Ah, Anieyo. Aku tidak apa-apa”
“ Aku tidak yakin aku baik-baik saja. Kau tadi dari ruang latihan khan? Bukankah disana ada Jiyong? Kau diapakan oleh Jiyong? Aissh.. anak itu cari masalah saja” Seung Hyun Nampak cemas.
“ Kau kenal dengan laki-laki freaky yang disana?”
“ Kau menyebutnya freaky?”
“ Ya, dia sangat aneh…Dia….” Ucapanya ia gantung diudara karena rasanya tak pantas jika menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya tadi.
“ Dia sahabatku, dia seperti itu sejak kekasihnya meninggal” Seung Hyun berceria seraya duduk di kursi yang dekat dengan tempat mereka berdiri.
‘Aku tahu itu’
“Ah, kasihan sekali dia, boleh aku tahu siapa nama gadis itu dan kapan?”
‘Aku berpura-pura lagi’
“ Tepatnya dua tahun yang lalu. Mereka mengalami kecelakaan besar, mobil yang mereka tumpangi ditabrak sebuah container. Jiyong merasa bersalah akan hal itu karena sebelumnya mereka sempat bertengkar”
Helen berpura-pura seolah tidak tahu.
‘Bukan, bukan karena kecelakaan..Kau salah!’
“Nama gadis itu Jung Seul Rin, apa kau kenal?” Seung Hyun menoleh kearah Helen.
“Ani..” Jawab Helen sambil menggelengkan kepalanya.
‘Ya, aku sangat mengenalnya’
Seung Hyun terdiam sejenak begitu juga dengan Helen.
‘Aku tahu aku hanya melanjutkan kebohongan! Bukan karena itu dia mati!’ Batin Seung Hyun.
Suasana diantara mereka sangat tidak nyaman.
“ Ah, bagaimana kalau kau kutraktir? Sebagai permintaan maaf karena tadi hampir menabrakmu” Ucap Seung Hyun mengubah suasana.
Helen masih diam.
“ Helen-ah?”
Yang dipanggil akhirnya menoleh juga.
“ Mwo?”
“ Kau kutraktir mau ya? Sebagai permintaan maaf karena….” Ucapan Seung Hyun menggantung diudara karena dari arah sebaliknya muncul Jiyong degan wajah yang sangat kusut.
Reflek Seung Hyun berdiri.
“ Jiyong, Gwenchana? Apa yang kau lakukan dengan gadis ini?” Tanya Seung Hyun dengan ketus.
“ Ne, Hyung. Nugu? Dia?” Jiyong menunjuk Helen.
Helen hanya mengalihkan pandangannya.
“ Ne!”
“ Anieyo, aku tidak melakukan apapun terhadap gadis weird ini” Ucap Jiyong ketus.
Helen yang merasa disebut weird oleh Jiyong merasa tersinggung lantas berdiri menghadap Jiyong dengan wajah yang
tak kalah dinginnya.
“ KAU..!!!” Bentak Helen.
“ MWO???”
“ FREAKY BOY!!!”
“ WEIRD GIRL!!”
Seung Hyun terkejut dengan suasana yang tercipta akibat kemunculan Jiyong ini.
“ Sudah, sudah kalian ini kenapa? seperti anak kecil saja?? Jiyong mari kita pulang!!”
“ Ani Hyung, aku harus pergi ke suatu tempat dulu” Ucap Jiyong masih menatap tajam Helen.
“Ah, Ne” Ucap Seung Hyun seolah tahu akan kemana Jiyong pergi.
Jiyongpun pergi meninggalkan Helen yang masih kesal dengan sikap Jiyong.
“ DAMN!!” Seru Helen sambil menendang kursi disampingnya.
Seung Hyun menggeleng pelan.
‘Gadis ini emosinya tidak stabil kenapa pernah menjadi agen terbaik?’
“ Helen-ah, ayo aku traktir!”
Helen yang sadar bahwa sikapnya tadi diperhatikan oleh Seung Hyun menoleh.
“ Ah, Odieya?”
“Kita ke..”
“Ani, sebaiknya aku yang traktir!” Potong Helen.
“ Andwe, aku tidak enak jika seorang gadis yang mentraktirku!”
“ Jika kau mau makan denganku, sebaiknya biarkan aku yang mentraktir!” Ucap Helen tegas.
“ Ne. Geure!” Jawab Seung Hyun mengalah.
Helen telah melangkah mendahului Seung Hyun sedangkan Seung Hyun masih berdiri dibelakang. Seung Hyun terdiam
seolah diingatkan sesuatu.
‘Gadis itu mirip sekali dengan seseorang’
Seung Hyun menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikirannya yang muncul begitu saja.
##
“Snow White café” Ucap Seung Hyun membaca nama yang dia dan Helen kunjungi. Cafe itu didesain dengan warna putih yang mendominasi café ini.
Beberapa gantungan kertas berbentuk bunga salju memenuhi langit-lagit café yang Seung Hyun dan Helen masuki.
“ Annyeyonghaseyo!!” Sapa seorang pelayan yang menggunakan seragam serba putih juga.
“Annyeyong.” Jawab Seung Hyun pendek sambil tetap memerhatikan desain café yang baru didatanginya.
“ Selamat datang di cafeku!” Ucap Helen ramah yang baru datang dari arah pantry. Kini penampilan lebih rapi daripada saat di kampus tadi.
Seung Hyun menatap takjub.
“ Jadi, ini cafemu? Kalau ini kamu sekalian promosi ya?” Canda Seung Hyun.
Helen tersenyum.
Sontak Seung Hyun tertegun.
‘Ah, kenapa mereka mirip sekali’
“ Ah, aku memanggilmu Sunbae ya, kau khan kakak tingkatku!” Ucap Helen namun tidak didengarkan oleh Seung Hyun.
Helen sadar Seung Hyun sedang melamun.
“ Sunbae?” Helen melambaikan tangannya didepan Seung Hyun.
“ Ah, Ne?”
“ Kau kenapa?”
“ Ah, Ani, aku hanya teringat dengan temanku yang juga menyukai salju. Kau menyukai salju ya?”
“ Ah, Ani, bukan aku yang menyukainya. Eonniku!!” Ucap Helen datar.
“ Owh, dia pasti gadis yang baik.!”
“ Ne, dia memang gadis yang baik”
Helen menjawabnya dengan sedikit berat.
“ Siapa namanya?”
Helen tak menjawab. Dia asyik dengan pikirannya sendiri.
‘Namanya Jung Seul Rin. Apakah aku harus mengatakannya? Bukankah dia juga tahu bahwa nama itu juga yang membuat sahabatnya, jiyong menjadi deperesi seperti itu?’
Helen menggelengkan kepalanya. Seung Hyun yang melihat sikap Helen menjadi sedikit canggung.
“ Helen-ah, Gwenchana?”
Helen baru tersadar jika sedari tadi diamati.
“Ah, Ne, Gwenchana! Mian, aku harus ke dalam ada yang harus aku tangani” Helen mengundurkan diri.
“ Ne, kau pasti sibuk? Lalu bagaimana nasibku aku makan sendiri?”
“ Ah, Ani. Aku hanya sebentar” Helen berlalu meningalkan Seung Hyun.
Seung Hyun menatap punggung Helen yang menghilang dibalik pintu pantry.
‘Ah, sungguh mirip sekali mereka’ Seung Hyun mengacak-acak rambutnya sendiri.
Ponselnya bergetar. 1 Pesan singkat masuk. Seung Hyun tak perlu membaca nama pengirimnya karena pesan yan diterimanya dalam pesan khusus.
‘ Waktumu hanya 1 minggu. Bawa dia kembali!’
Seung Hyun membaca pesan singkat itu dan seketika mimiknya berubah menjadi serius.
“ Ah, rasanya sulit dipercaya, akusudah kembali masuk!” Desahnya sambil menyandarkan punggungnya di kursi.
Matanya menangkap sebuah hiasan kertas yang digantung dilangit-langit. Bunga salju. Salju. Membuat Seung Hyun teringat dengan seseorang.
“ Annyeyong!” Sapa seorang gadis berambut panjang yang menggunakan kemeja hitam
“ Annyeyong!”
‘Gadis yang anggun’
“ Selamat datang di organisasi ini, Aku Jung Seul Rin imnida!” gadis itu mengulurkan tangannya.
“ Ne, aku Choi Seung Hyun. Boleh kupanggil Seul Rin sunbae, kau khan lebih dulu masuk.!”
“ Ah, anieyo. Sepertiya kau lebih tua dari aku cukup panggilku Seul Rin. Kau sendiri sebaiknya kupanggil apa ya?’ Gadis itu memiringkan kepalanya.
‘Manis sekali gadis ini’
“ Panggil aku TOP, orang-orang di Trainee Center memanggilku seperti itu!”
“ Ah, TOP! Mari kutunjukkan ruanganmu!” Gadis itu berjalan mendahuluiku. Senyumnya tak hilang di wajahnya sedikitpun.
“ Maaf menungguku lama” Sapaan Helen membuyarkan pikirannya.
“ Ah, anieyo. Aku tahu kau khan bos disini” Seung Hyun tersenyum saat Helen duduk. Tak lama kemudian makanan pesanan mereka datang. Mereka menyantap hidangan itu dengan diselingi peracakapan yang cukup mengasyikkan diantara mereka.
Ponsel Helen bergetar, sebuah pesan masuk. Nomor baru. Helen mengrenyitkan dahinya.
‘ Keluarlah!’ .
DEG.
Detak jantungnya seakan berhenti. Helen tahu ada yang akan bertemu dengannya dan Helen tahu siapa orang itu.
Helen mendongakkan kepalanya dan mencari orang yang mengiriminya pesan dari jendela café.
“ Mian, aku harus pergi sebentar.! Kau makan dulu saja!” Ucap Helen cepat lalu berlalu dari pandangan Seung Hyun sebelum Seung Hyun menjawab perkataan Helen.
Seung Hyun memandangi punggung Helen.
‘Mirip sekali sikapnya’ Batin Seung Hyun sambil mendesahkan nafas dan menyandarkan tubuhnya d punggung kursi.
##
Sementara itu disebuah pemakaman. Nampak seorang laki-laki berdiri di salah satu makam. Laki-laki itu membawa satu rangkaian bunga iris.
‘Jung Seul Rin’
Nama yang tertera di batu nisan yang berada di hadapannya. Sedang laki-laki itu tak lain adalah Jiyong.
“ Hai, chagy. Apa kabarmu?” Ucap Jiyong sambil meletakkan bunga Iris di atas batu nisan itu.
“ Aku bawakan bunga iris kesukaanmu. Aku sendiri masih heran kenapa kau suka dengan bunga ini. Aku masih ingat kau mengatakan bahwa bunga ini cantik. Van Goth saja mau melukisnya. Tapi bagiku bunga ini kalah cantik darimu. Tapi kenapa umurmu tak seperti makna dari bunga ini?” * bunga IRIS melambangkan keabadian.
Jiyong terdiam sejenak.
“ Chagy, aku bertemu gadis yang membuatku tak bisa mengontrol perasaanku. Dia membawa bayanganmu. Aku sungguh merindukanmu!”
Jiyong menundukkan kepalanya. Beberapa menit kemudian Jiyong menoleh kearah kanannya. Jiyong merasa hawa dingin mengelilinginya. Bukan hawa dingin karena musim gugur hampir berakhir namun hawa yang sangat familiar bagi Jiyong.
Di sampingnya seorang gadis bergaun putih duduk disamping Jiyong sedang menyandarkan kepala di bahu Jiyong.
“Bogoshipo!” Jiyong tersenyum.
“ Tuan sudah saya tebak anda ada disini!” Ucap seorang laki-laki memecah suasana.
Jiyong sontak menoleh kearah suara. Tampak seorang laki-laki setengah baya sedang berdiri dibelakang. Shin Wan Tae, laki-laki separuh baya yang merupakan orang kepercayaan keluarga Jiyong.
“ Ahjussi,!!”
“ Tuan, anda diharapkan pulang!”
“ Untuk?” Jawab Jiyong dengan dinginnya.
“ Tuan ini bertemu dengan anda. Ada hal penting yang ingin dibicarakan!”
“ Bilang padanya aku tak akan pernah pulang!!” Ucap Jiyong sekali lagi sambil berjalan meninggalkan Shin Wan Tae.
“ Tapi,!!” Suara Shin Wan tae menggantung di udara karena Jiyong telah berjalan menjauh. Shin Wan Tae hanya menggelengkan kepalanya.
Beberapa menit kemudian diraih ponselnya dan menekan satu nomor.
“ Dia tidak mau pulang tuan!” Ucapnya pada lawan bicaranya.
“ Baiklah serahkan padaku! Atau biarkan dia tahu akibatnya!” Suara dari seberang.
Telepon terputus…
Udara dingin musim gugur menerpa wajahnya, namun Jiyong tidak peduli. Jiyong tetap berjalan menerjang udara dingin hari ini.
“ Ada apa lelaki tua itu mencariku?” ucapnya pada dirinya sendiri.
Jiyong berhenti di sebuah halte subway lalu dia menyadarkan tubuhnya di tiang halte. Matanya menatap lurus kedepan. Kosong. Pikirannya berputar saat 1 tahun yang lalu.
“ Kau harus melupakan gadis itu! Bukankah gadis itu adalah orang yang akan membunuhmu? Kau beruntung, gadis itu mati jadi rencana gadis itu tidak berhasil!”
“JANGAN PERNAH MEMINTAKU UNTUK MELUPAKANNYA!!”
“ BODOH!! Seharusnya pewaris keluarga ini tidak secengeng itu! Sudah saatnya kau menjalankan tugasmu sebagai pewaris keluarga ini!”
“ SHITT, ternyata kau memanggilku hanya untuk ini? Jawabanku TIDAKKK!!!”
Lamunannya dibuyarkan dengan kedatangan subway yang akan ditumpanginya. Dengan lunglai dia melangkah masuk kedalam subway yang akan membawanya pulang. Matanya tak lepas dari jalanan. Sepanjang perjalanan Jiyong menatap setiap orang dan objek yang ia lewati. Pikiran Jiyong masih terpaku dengan keluarganya. Keluarga YG begitu ia sebut.
Keluarga itu memilki beberapa perusahaan yang sangat berpengaruh di Korea Selatan. Salah satu perusahaan YG yang bergerak di bidang farmakologi sedang maju pesat dikarenakan penemuan obat baru oleh salah satu professor milik perusahaan YG. Akan tetapi penemuan itu justru membawa dampak besar bagi keluarga YG. Beberapa pihak menginginkan draft ramuan obat baru itu. Didunia dua hal yang sangat menjanjikan untuk kehidupan masa depan adalah IT dan Medis.Akibatnya keselamatan Jiyongpun terancam namun Jiyong tak peduli dengan itu. Jika dia akan mati maka matilah. Justru itu yang ia harapkan.
Sejak kejadian 2 tahun lalu Jiyong tak mau lagi berhubungan dengan keluarganya. Memilih tinggal sendiri. Berusaha tidak peduli dengan orang-orang yang khawatir dengannya. Baginya mereka hanya bohong belaka, tak lebih. Dan Jiyong sangat membenci hal itu. Kpeercayaannya terhadap orang lain hilang bersamaan dengan kepergian orang yang dipercayainya.
Subway berhenti di daerah Myeongdong. Entah ada dorongan apa sehingga membuat Jiyong melangkah turun.
Tanpa arah dia terus berjalan menyusuri jalan di pusat perbelanjaan ini. Matanya menatap tajam kearah depan. Pikirannya tak menentu. Mungkin itu yang membuatnya memutuskan untuk turun di Myeongdong. Dia melangkah menuruti langkah kakinya yang akan membawanya ke suatu tempat.
‘Apa yang kulakukan disini?’
‘Berjalan seperti orang gila tanpa tujuan?'
'Kau mau kemana Seul Rin-ah’
Jiyong menoleh kesampingnya. Matanya menangkap sosok gadis berpakain putih yang sedang menggandeng lenganya seraya tersenyum ke arahnya.
Jiyong menatap gadis itu tanpa ekpresi. Namun matanya menyiratkan bahwa Jiyong sangat mencintai gadis itu.
Langkah Jiyong tiba-tiba berhenti. Jiyong melihat gadis yang tadi menggandeng lengannya kini memasuki sebuah gedung serba putih, seputih salju.
“Snow White café” Ucap jiyong saat membaca tulisan yang tertera di depan gedung itu.
Jiyong hanya terdiam. Menatap gedung itu denga penuh tanda Tanya.
‘Salju? Rin-ah?’
‘Apa hubunganya dengan Rin-ah?’
‘Ah, semua hal kecil yang akan mengingatkanku tentangmu selalu membuatku lebih tertarik’
Saat akan melangkahkan kakinya masuk, Jiyong melihat seorang gadis sedang masuk ke dalami gang kecil disamping café ini. Langkahnya terhenti. Jiyong mengamati sengan seksama gadis itu. Seakan Jiyong mengenal gadis itu.
“ Dia? Sepertinya aku mengenal gadis itu?”
Ada sedikit keinginan utuk mengikuti gadis itu namun keinginan itu terkalahkan oleh rasa keingintahuannya dengan café ini.
“Annyeyonghaseyo!” Sapa seorang pelayan café yang juga menggunakan seragam serba putih.
Jiyong hanya membungkukkan badannya.
“ Jiyong? Kenapa disini?” Sebuah panggilan yang ditujukan padanya membuatnya menoleh kearah asal suara.
“ Hyung?” Jiyong terkejut dengan apa yang diihatnya. Seung Hyun sedag duduk sendiri dengan meja penuh makanan. Tanpa bertanyapun Jiyong tahu bahwa Seung Hyun sedang makan dengan seseorang. Tampak dari alat makan yang telah ditata rapi didepan Seung Hyun.
“ Kau dari tempat itu?”
“ Ne, Hyung! Hyung sendiri?” Jiyongpun duduk di kursi depan Seung Hyun.
“ Aku sedang ditraktir pemilik café ini. Tapi baru saja dia pergi!”
“ Kencan yang gagal hyung?” Canda Jiyong namun mimik wajahnya tak seperti sedang bercanda lebih tepatnya dingin.
“ Begitulah! Lebih baik kau makan denganku! Lalu apa yang membuatmu sampai disini? Bukankah kau tak suka pergi ke café seperti ini? Setahuku kau lebih memilih dirumah yang berantakan itu!”
Jiyong terdiam. Dia menatap langit-langit café. Hiasan bungan salju membuatnya lebih tertarik daripada menjawab pertanyaan Seung Hyun.
“ Ah, Araseo! Salju!” Ucap Seung Hyun seakan tahu apa yang ada dibenak Jiyong.
Percakapan itu terhenti. Mereka saling diam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
##
Helen berulang kali melihat pesan yang masuk di poselnya memastikan apakah ini nyata atau tidak.Helen sudah berada diluar café. Berkali-kali dia mencari-cari orang yang telah mengiriminya pesan namun ia tak melihat seorangpun yang mencurigakan.
Ponselnya bergetar, satu pesan masuk.
‘ Gang cafemu!’ Sontak Helen lalu berjalan k earah gang yang dimaksudkan.
Ketika memasuki gang, langkah Helen berhenti mendadak. Tak percaya apa yang ia temui.
“ Annyeong Helen!” Seorang laki-laki seumuran dengannya sedang tersenyum ke arahnya.
“ Kau?” Helen masih terkejut dengan pertemuan ini.
Helen hanya berdiri menatap tajan laki-laki didepannya.
“ Kenapa kau hanya diam saja? Tidak menyambut teman lamamu?” Ucap laki-laki itu berjalan mendekati Helen.
“ Tunggu, bukankah kau bilang jika tidak ada hal yang mendesak kau tidak akan muncul didepanku lagi?”
“ Ah, kau ingat itu! Tidak salah jika mereka masih menginginkanmu!” Ucap laki-laki itu seraya menyandarkan tubuhnya didinding.
“ Maksudmu?”
“ Ne, kau benar. Aku memang tidak akan menampakkan diriku didepanmu jika tidak ada hal yang mendesak. Mereka menginginkanmu untuk kembali. Kau harus waspada!” Ucap Laki-laki itu mulai serius.
“ Hsshh… kedatanganmu memang selalu membuatku harus lebih berwaspada!” Helen menyandarkan tubuhnya didinding samping laki-laki itu.
“ Helen-ah, bagaimana kabar adikmu?”
“Shin Ah? Dia baik-baik saja! Kemana saja kau selama 2 tahun ini Seungri?”
“ Aku ingin bertemu dengannya” Seungri tersenyum kearah Helen seperti memohon sesuatu.
“ Mwo? Ani! Jawab dulu pertanyaanku!”
“ Aku ke Amerika mengambil Phd disana!”
“ Ah, aku sepertinya kalah darimu! Kuliahku saja belum selesai. Tunggu! Itu kamuflase khan?”
Seungi tidak menjawab hanya tersenyum kearah Helen.
“ Ayo, aku ingin mencoba makanan di café barumu!” Seloroh Seungri sambil merangkul Helen.
“ Kajja!!” Senyum tersungging di wajah Helen.
Mereka berjalan keluar gang menuju café milik Helen.
“ Snow White Café?” Seungri menoleh kearah Helen dengan nada bertanya.
“Ne, ingat?”
“ Ne, masa sulit untukmu!”
Helen tak mendengarkan ucapan Seungri yang terakhir karena Helen telah berjalan mendahului Seungri.
Sesampainya di dalam Café Seungri menatap tajam kearah meja dimana ada Seung Hyun dan Jiyong yang duduk tanpa menyentuh makanan di depannya.
Helen yang menyadari perubahan Seungri segera menghampirinya.
“ Waeyo?”
“ Nugu?”
“ Mereka teman kuliahku!”
“ Geure,” Nada suara Seungri berubah menjadi lebih serius dan dingin.
Helen heran dengan perubahan sikap Seungri. Helen yang telah mengenal Seungri cukup lama masih belum bisa menebak apa yang ada dipikiran Seungri. Tiba-tiba Seungri melangkah maju mendekati Seung Hyun dan Jiyong.
Helen juga tak habis pikir bagaimana Jiyong bisa sampai ke tempat ini.
“ Annyeyong!” Sapa Seungri dengan nada lebih ceria daripada saat pertama kali melihat Seung Hyun dan Jiyong.
Seung Hyun dan Jiyong serempak menoleh kearah Seungri. Wajah keduanya terlihat dingin namun aura yang dipancarkan Jiyong terasa lebih gelap. Sontak Seungri melangkahkan kaki ke belakang saat melhat Jiyong.
‘Orang itu?’
‘Dia masih hidup tapi hidupnya lenih mirip dengan mayat hidup! Separah itu kah?’
Seungri segera mengendalikan perasaaanya.
“ Aku, Seungri imnida. Adik iparnya Noona Helen! Hehe”
Helen membelalakkan matanya tak percaya apa yang dikatakan Seungri.
‘Sialan tuh Seungri, Mau mati dia?’ Batin Helen kesal.
“Owh, Seung hyun imnida” Sahut Seung Hyun.
“ Jiyong imnida” Timpal Jiyong masih dengan nada dingin.
“ Yaaaa, aku ingin bicara denganmu!” Bentak Helen sambil menarik kerah baju Seungri.
“ Ah, Mian. Kami pergi dulu!”
Seung Hyun dan Jiyong hanya menatap heran tingkah Helen dan Seungri. Helen menarik Seungri kearah pantry.
“ Kau mau mati!!” Kesal Helen.
“ Aku tahu kau akan marah.! Sudah kukatakan mereka masih menginginkan kau kembali. Aku curiga dengan laki-laki beralis tebal tadi!” Seungri berubah menjadi serius.
“Seung Hyun maksudmu?”
Seungri hanya mengangguk. Mereka saling diam.
“ Jika mereka menginnginkanku saja aku tak masalah namun yang kutakutkan adalah keselamatan Shin Ah adikku. Aku tidak ingin dia menjadi sepertiku!!” Suara Helen bergetar.
Pikirannya berputar kembali.
Aku menemukan semua. Semua tentang pekerjaan eonniku. Dibalik profesinya sebagai penulis, ternyata dia menyembunyikan semuanya. Ketidakpercayaanku dikuatkan dengan file-file yang kudapatkan dari emailku, entah siapa yang mengirimkannya.
Eonniku seorang agen mafia yang bernama Eternity. Tepat saat itu. Beberapa orang datang kerumah membawaku pergi.
Membawaku dalam penyiksaan yang berat. Aku masuk dalam sebuah ruangan yang serba putih. Didalam ruangan itu aku berada dalam dua pilihan hidup atau mati. Hidup dengan segala resiko atau mati dalam kesiasaan.
“ Cairan ini akan kumasukkan dalam tubuhmu. Ketika pertama kali masuk dalam pembuluh darahmu. Cairan ini akan membuat pembuluh darahmu mengecil. Membuamu pasokan darah kejantungmu akan berkurang. Seketika aliran oksigen ke tubuhmu akan berkurang. Kau akan merasakan sesak dan kesakitan yang hebat.”
“ Aku akan menambah dosis ini sampai batas limit tubuhmu bertahan.Tak akan ada penawarnya kecuali dirimu sendiri! Efek ini akan berhenti dalam waktu 20 menit. Kau hanya perlu bertahan jika kau ingin hidup!”
Aku ingat dengan jelas laki-laki itu, tinggi dan kekar namun aku tidak bisa melihat wajahnya karena wajahnya ditutup kain hitam.
“ Kau lihat ini?” Tunjuk laki-laki itu pada sebuah jarum suntik yang permukaannya ditutup dengan plester hitam.
“ Jarum suntik ini berisi cairan yang dapat membekar tubuhmu. Kau tahu melihatnya dengan mata telanjang dapat membuat matamu buta apalagi cairan ini masuk dalam tubuhmu.”
“ Kau akan merasakan terbakar hebat dan dalam waktu tidak kurang dari 3 menit jantungmu akan berhenti seketika!”
“ Jika kau tidak tahan dengan efek cairan yang akan kuberikan nanti silahkan gunakan jarum suntik berpermukaan hitam ini! Yang akan membawamu ke dalam kematian!”
1 jam aku bertahan dengan penyiksaan tak masuk akal ini. Namun tubuhku tidak dapat berkompromi. Semua sendiku sakit. Aku tak mampu lagi bernafas. Mataku kabur. Kuraih jarum suntik berpermukaan hitam.
“ AAAAAAAAAAAAA…!!!!!!!!”
Aku berteriak kesakitan bersamaan dengan itu jarum suntik berpermukaan hitam itu telah berada di
tangan seorang perempuan.
“ STOP!! Tahanlah lima menit lagi! Efek itu akan berhenti! Ku mohon saeng kau tetaplah hidup!”
Suara itu. Suara eonniku. Seul Rin. Dia ada diruangan ini. Memelukku yang sedang kesakitan.
“ Jadi? Ini yang eonni rasakan dulu?” Ucapku dengan suara lemah. Dia hanya mengangguk lemah. Wajahnya terlihat sangat ketakutan.
‘Aku akan hidup eon, demi Eonni’
Sejak itu akupun turut masuk dalam organisasi ini organisasi Eternity.
“ Helen-ah! Gwenchana?” Sebuah sentuhan di bahuku membuyarkan lamunanku.
“ Seungri!! Ne, gwenchana! Kumohon jaga Shin Ah untukku apapun yang akan terjadi nanti!”.
##
Disebuah kamar mewah seorang laki-laki sedang menekuni beberap layar computer didepannya.
Sebuah folder bernama Blood Mission dibukanya. Kemudian beberapa file muncul setelah folder itu dibuka. Beberapa nama file muncul, laki-laki itu menaerahkan pointer kearah file bernama profil Blood. Setelah di bukanya file itu muncullah beberapa aplikasi khusus yang hanya bisa digunakan dengan computer berkemampuan tinggi.
Laki-laki memilih salah satu aplikasi. Muncul beberapa profil.
‘Profil Agent’
Name: Helen Yang
Age: 22th
Position: Lead Executor
Status: OFF
Note: The best agent.
‘ Sebentar lagi kau akan bergabung dengan kami kembali’
‘Porfil Agent’
Name: Choi Seung Hyun
Age: 25th
Position: Staff of Spy
Status: ON
Note: The Best Sniper, Eternity of American division 2 years.
‘Target’
Name: Kwon Jiyong
Age: 24th
Status: Black target (2 years)
Yan Hyun Suk’s Son.
‘Target’
Name: Yan Hyun Suk
Age: 40st
Status: Black Target (3 years)
CEO of YG corporation. CEO of YG medicine.
Laki-laki itu tersenyum dingin.
‘ Selama kalian hidup. Hidup kalian ada ditanganku!”
“Yan Hyun Suk, kau akan merasakan akibatnya. Karena kau telah menolak permintaanku! Tak ada yang dapat menolak permintaanku! Obat itu akan jadi milikku!” Ucap laki-laki itu.
Sebuah ketukan pintu terdengar. Seorang laki-laki masuk.
“ Daesung ssi. Ada kabar buruk!”
Sontak laki-laki itu menoleh.
“ Apa!!”
“ Obat baru milik YG akan dilaunching ke public besok lusa! Ini akan membuat kesulitan bagi kita dalam menjalankan rencana kita!”
Daesung hanya terdiam.
“ Serahkan padaku! Aku akan menggunakan plan B” Jawab Daesung dengan nada menyakinkan.
Daesung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
“ Rencana dirubah! Waktunya hanya sampai besok malam! Bawa dia secepatnya!!”
“ Ne!!”
Diputusnya panggilan itu.
Daesung berjalan kearah jendela. Senyuman terlihat diwajahnya.
‘Tok Tok’ ketukan pintu kamarnya.
“ Masuk!”
Masuklah dua orang laki-laki dan perempuan.
“ Owh, Taeyang dan Rida duduklah!”
Mereka berduapun duduk.
“ Sebenarnya rencana ini hanya menjadi rencana akan tetapi ada sesuatu yang mendesak sehingga rencana ini mau tak mau harus lakukan!”
“ Baca Profil ini! Jika ada perintah dariku langsung lakukan missi itu!”
“ Ne” Jawab mereka serempak.
“ Oiya, berusahalah professional! Jangan bermesraan saat bertugas! Jika aku mendengarnya lagi. Executor yang akan turun tangan.!!!”
Taeyang dan Rida mengangguk cepat, takut dengan ancaman boss mereka.Taeyang dan Rida berjalan menuju pintu keluar.
“ Chagy, kau dengar itu!”
“ Ne, aku dengar memangnya aku tuli!”
“So?”
“ Itu kan saat bertugas. Berarti saat di markas boleh donk?” Goda Taeyang sambil mendekatkan wajahnya.
Rida memejamkan matanya dan selang beberapa detik kemudian bibir Taeyang mendarat di bibir Rida. Bibir mereka saling bertautan dan tenggelam dalam dunianya sendiri.
“HmHm..” Suara orang berdeham membuat Taeyang dan Rida berhenti dan membuka matanya. Serentak mereka menoleh ke arah suara.
Daesung dengan kedua tangan dilipat sedang berdiri tepat didepan mereka.
“ Peringatan tadi kurang? Apa kalian mau mati?” Ucap Daesung dingin.
“ Ah, anieyo!” Jawab Rida dan Taeyang bersamaan.
“ Cepat kalian pergi dari hadapanku jika masih ingin hidup sebelum aku berubah pikiran”
Dengan sigap mereka pergi dari hadapan Daesung sambil bersungut-sungut.
##
Malam ini udara menjadi sangat dingin. Menandakan musim gugur akan berakhir dan segera digantikan dengan musim dingin. Helen merapatkan jaketnya untuk menahan dingin.
Pikirannya teringat kembali dengan ucapan Seungri.
‘Apa benar mereka masih mencariku?’
‘Aku harus melindungi Shin Ah’
Tiba-tiba ada seseorang yang merangkulnya dari belakang.
“Hai Cantikk!!” Seorang laki-laki mabuk.
“ Damn!! Pergi Kau!!” Dorong Helen. Namun kekuatan laki-laki itu lebih kuat darinya.
Dengan mengumpulkan kekuatannya, Helen berusaha menyingkirkn orang itu dengan tehik Aikidonya. Sekali sentakan laki-laki itu jatuh. Namun beberapa detik kemudian laki-laki itu berusaha bangun dan akan menyerangnya kembali.
“ Kau mau kemana laki-laki sialan?” Ucap seorang laki-laki sambil mengarahkan pukulannya ke wajah laki-laki pemabuk itu.
“ Seung Hyun?”
“ Annyeyong! Kita bertemu lagi, terima kasih kau tadi telah mentraktirku! Gwenchana?”
“Ne, Gomawo!”
“ Baru pulang dari café?”
Helen mengangguk cepat.
“Kau sendiri?”
“Owh, aku dari rumah teman! Mau kuantar? Bahaya seorang gadis pulang sendirian malam-malam begini!”
“Ani, gak usah! Sudah biasa kok!”
“Ayo, aku bawa motor!” Tarik Seung Hyun.
‘Aku harus membujuk dia untuk kembali lagi malam ini juga!’ batin Seung Hyun.
##
‘Aku melihat gadis itu lagi’
‘Ternyata dia pemilik café itu. Kenapa semua tentangmu sangat berhubungan dengan Seul Rin.’
‘Lalu kenapa aku sekarang mengikuti gadis itu?’
Jiyong menatap dari jauh Helen yang sedang berjalan sambil merapatkan jaketnya. Tiba-tiba seorang laki-laki merangkul Helen.
‘Laki-laki pemabuk’
Jiyong berdiri bersiap untuk menolong Helen namun tanpa bantuannyapun Helen bisa mengatasinya.
“Dia bukan gadis biasa!”
Jiyong mebelalakkan matanya kala Seung Hyun datang menolong Helen.
“Hyung?”
Jiyong melihat semuanya, Helen pergi bersama Seung Hyun.
Tiba-tiba ada rasa kesal muncul di hatinya saat Helen pergi bersama dengan Seung Hyun.
“DAMN!!’
Jiyong memukul pohon disampingnya dan pergi setelah Helen pergi bersama dengan Seung Hyun.
##
“Rumahmu mana?” Tanya Seung Hyun.
“ Rumahku? Belok sebelah kanan akan segera sampai.”
‘Kanan? Bukankah ini jalan menuju rumah Seul Rin?’
“ STOP!!” Teriak Helen.
“ Apa?”
“Disini?”
Seung Hyun mengehentikan kendaraannya.
‘Ini? Benar ini rumah milik Seul Rin? Apa ini? Apa rumahnya djual?’
“ Mau mampir? Akan kubuatkan teh, sebagai ucapan terima kasihku”
Seung Hyun hanya terdiam.
“Yaa,sunbae!!”
“Ah, Ne!” Jawab Seung Hyun sekenanya. Seung Hyun masih tidak habis pikir. Apa rumah Seul Rin memang telah dijual dan ditempati oleh Helen.
“Helen-ah, kau baru menempati rumah ini?” Tanya Seung Hyun pada intinya.
“Ani, aku tinggal disini dari lahir”
Seung Hyun terkejut. Dia hanya terdiam di samping motornya.
“ Sunbae ayo masuk!”
Seung Hyun melangkah ragu.
“Selamat datang dirumahku! Duduklah akan kubuatkan teh?”
Seung Hyun memperhatikan ruangan yang dimasukinya.
‘Sama, benar! Tidak ada yang berubah! Siapa dia?’
Seung Hyun dengan reflek menarik tangan Helen.
“Tunggu, kau siapanya Seul Rin?”
Helen terkejut dengan pertanyaan Seung Hyun.
‘Kenapa dia menyebut nama Eonni? Apa dia tahu kalau aku adiknya?’
“Helen? Apa hubungan kau dengan Seul Rin?” Suara Seung Hyun makin meninggi.
“ Aku…aku tidak tahu.!!” Jawab Helen dengan suara bergetar.
“ BOHONG!! Aku pernah masuk rumah ini sebelumnya aku tahu ini rumah Seul Rin. Di ruang tengah ada foto keluarga kalian khan?” Seung dengan emosi berjalan masuk menuju ruang tengah.
“ YAA!! Apa yang kau lakukan?” Helen mengejar Seung Hyun ke ruang tengah.
Perasaannya kacau, rasa sesak memenuhi dadaya. Bulir airmata mengalir membasahi wajahnya.
“ Benar kan?” Seung Hyun lalu melangkah menuju salah satu pigura.
“ Guere, Seul Rin adalah eonniku! Lalu apa hubungannya denganmu?”
Seung Hyun berbalik menatap Helen yang sedang menangis.
“Mwo? Jadi kau sang executor itu?”
Hati Helen semakin sesak kala nama itu disebutnya kembali. Tangis Helen semakin keras.
“ Miannata Helen!!” Ucap Seung Hyun. Seung Hyun terkejut ucapannya telah membuat Helen menangis.
‘Tak kusangka semuanya saling berhubungan.’
“ Miannata..!!” Seung Hyun lalu menarik tubuh Helen dalam pelukannya.
Helen menelengkupkan wajahnya di dada Seung Hyun. Tangis Helen pecah kala semua nama itu disebutkan. Rasa penyesalan dan bersalah memenuhi hatinya.
‘Apa hubungan laki-laki ini denganmu Eon? Kurasa dia bukan hanya sekedar teman dari Jiyong. Sepertinya hubungan kalian sangat dekat! Siapa dia eon?
To Be Continued...
Siapa Seung Hyun sebenarnya?Apa Hubungan Seung Hyun dengan Seul Rin?
Apa yang akan menimpa Helen nantinya?
dan Apa yang terjadi dengan Jiyong?
Apa yang akan dilakukan Daesung?
RCnya jangan lupa..!!
yang baca Wajib coment!!!!*maksa...
Untuk part 4nya... bakalan lama lagi.. ijin ujian dulu,,^^
Happy reading...
Mian...lama ya...aku ngpostnya...
Lagi banyak tugas dan Ujian praktek jadi lgi sempet deh..^^
Cast tambahan:
Rida
Taeyang
Seungri
Daesung
Shin Wan Tae
Sementara itu Helen terus berjalan tanpa arah dengan kekesalan dan penyesalan yang berkecamuk dalam dirinya.
‘BruKk!!’ Helen menabrak sesuatu.
“ Ah, Joesongheyo!” Ucap Helen sambil menunduk.
“ Ne, Gwencahana?”
“ Ne, gwenchana!”
Helen menegakkan kepalanya.
“ Eh?” Helen mundur satu langkah saat tahu siapa orang yang didepannya.
‘Dia?’….
“ Kau??” Ucap Helen reflek.
“ Kau?” begitu juga dengan lawan bicaranya.
“ Mianheyo, tadi aku ceroboh!”
“ Ah,Ne.. tidak apa-apa! Aku yang harusnya minta maaf karena hampir menabrakmu. Mian tadi juga sempat membentakmu!!”
“ Ah, arra”
“ Owh, siapa namamu?”
“ Helen Imnida, kau?” Jawab Helen sambil mengulurkan tangannya
“Seung Hyun Imnida” Seung Hyunpun menyambut uluran tangan Helen.
Mereka terdiam sejenak.
Seung Hyun diam-diam memperhatikan penampilan Helen yang cukup kacau.
“ Helen-ah, kau kenapa? Habis menangis ya?”
Helen segera menghapus air matanya yang masih saja mengalir.
“ Ah, Anieyo. Aku tidak apa-apa”
“ Aku tidak yakin aku baik-baik saja. Kau tadi dari ruang latihan khan? Bukankah disana ada Jiyong? Kau diapakan oleh Jiyong? Aissh.. anak itu cari masalah saja” Seung Hyun Nampak cemas.
“ Kau kenal dengan laki-laki freaky yang disana?”
“ Kau menyebutnya freaky?”
“ Ya, dia sangat aneh…Dia….” Ucapanya ia gantung diudara karena rasanya tak pantas jika menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya tadi.
“ Dia sahabatku, dia seperti itu sejak kekasihnya meninggal” Seung Hyun berceria seraya duduk di kursi yang dekat dengan tempat mereka berdiri.
‘Aku tahu itu’
“Ah, kasihan sekali dia, boleh aku tahu siapa nama gadis itu dan kapan?”
‘Aku berpura-pura lagi’
“ Tepatnya dua tahun yang lalu. Mereka mengalami kecelakaan besar, mobil yang mereka tumpangi ditabrak sebuah container. Jiyong merasa bersalah akan hal itu karena sebelumnya mereka sempat bertengkar”
Helen berpura-pura seolah tidak tahu.
‘Bukan, bukan karena kecelakaan..Kau salah!’
“Nama gadis itu Jung Seul Rin, apa kau kenal?” Seung Hyun menoleh kearah Helen.
“Ani..” Jawab Helen sambil menggelengkan kepalanya.
‘Ya, aku sangat mengenalnya’
Seung Hyun terdiam sejenak begitu juga dengan Helen.
‘Aku tahu aku hanya melanjutkan kebohongan! Bukan karena itu dia mati!’ Batin Seung Hyun.
Suasana diantara mereka sangat tidak nyaman.
“ Ah, bagaimana kalau kau kutraktir? Sebagai permintaan maaf karena tadi hampir menabrakmu” Ucap Seung Hyun mengubah suasana.
Helen masih diam.
“ Helen-ah?”
Yang dipanggil akhirnya menoleh juga.
“ Mwo?”
“ Kau kutraktir mau ya? Sebagai permintaan maaf karena….” Ucapan Seung Hyun menggantung diudara karena dari arah sebaliknya muncul Jiyong degan wajah yang sangat kusut.
Reflek Seung Hyun berdiri.
“ Jiyong, Gwenchana? Apa yang kau lakukan dengan gadis ini?” Tanya Seung Hyun dengan ketus.
“ Ne, Hyung. Nugu? Dia?” Jiyong menunjuk Helen.
Helen hanya mengalihkan pandangannya.
“ Ne!”
“ Anieyo, aku tidak melakukan apapun terhadap gadis weird ini” Ucap Jiyong ketus.
Helen yang merasa disebut weird oleh Jiyong merasa tersinggung lantas berdiri menghadap Jiyong dengan wajah yang
tak kalah dinginnya.
“ KAU..!!!” Bentak Helen.
“ MWO???”
“ FREAKY BOY!!!”
“ WEIRD GIRL!!”
Seung Hyun terkejut dengan suasana yang tercipta akibat kemunculan Jiyong ini.
“ Sudah, sudah kalian ini kenapa? seperti anak kecil saja?? Jiyong mari kita pulang!!”
“ Ani Hyung, aku harus pergi ke suatu tempat dulu” Ucap Jiyong masih menatap tajam Helen.
“Ah, Ne” Ucap Seung Hyun seolah tahu akan kemana Jiyong pergi.
Jiyongpun pergi meninggalkan Helen yang masih kesal dengan sikap Jiyong.
“ DAMN!!” Seru Helen sambil menendang kursi disampingnya.
Seung Hyun menggeleng pelan.
‘Gadis ini emosinya tidak stabil kenapa pernah menjadi agen terbaik?’
“ Helen-ah, ayo aku traktir!”
Helen yang sadar bahwa sikapnya tadi diperhatikan oleh Seung Hyun menoleh.
“ Ah, Odieya?”
“Kita ke..”
“Ani, sebaiknya aku yang traktir!” Potong Helen.
“ Andwe, aku tidak enak jika seorang gadis yang mentraktirku!”
“ Jika kau mau makan denganku, sebaiknya biarkan aku yang mentraktir!” Ucap Helen tegas.
“ Ne. Geure!” Jawab Seung Hyun mengalah.
Helen telah melangkah mendahului Seung Hyun sedangkan Seung Hyun masih berdiri dibelakang. Seung Hyun terdiam
seolah diingatkan sesuatu.
‘Gadis itu mirip sekali dengan seseorang’
Seung Hyun menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikirannya yang muncul begitu saja.
##
“Snow White café” Ucap Seung Hyun membaca nama yang dia dan Helen kunjungi. Cafe itu didesain dengan warna putih yang mendominasi café ini.
Beberapa gantungan kertas berbentuk bunga salju memenuhi langit-lagit café yang Seung Hyun dan Helen masuki.
“ Annyeyonghaseyo!!” Sapa seorang pelayan yang menggunakan seragam serba putih juga.
“Annyeyong.” Jawab Seung Hyun pendek sambil tetap memerhatikan desain café yang baru didatanginya.
“ Selamat datang di cafeku!” Ucap Helen ramah yang baru datang dari arah pantry. Kini penampilan lebih rapi daripada saat di kampus tadi.
Seung Hyun menatap takjub.
“ Jadi, ini cafemu? Kalau ini kamu sekalian promosi ya?” Canda Seung Hyun.
Helen tersenyum.
Sontak Seung Hyun tertegun.
‘Ah, kenapa mereka mirip sekali’
“ Ah, aku memanggilmu Sunbae ya, kau khan kakak tingkatku!” Ucap Helen namun tidak didengarkan oleh Seung Hyun.
Helen sadar Seung Hyun sedang melamun.
“ Sunbae?” Helen melambaikan tangannya didepan Seung Hyun.
“ Ah, Ne?”
“ Kau kenapa?”
“ Ah, Ani, aku hanya teringat dengan temanku yang juga menyukai salju. Kau menyukai salju ya?”
“ Ah, Ani, bukan aku yang menyukainya. Eonniku!!” Ucap Helen datar.
“ Owh, dia pasti gadis yang baik.!”
“ Ne, dia memang gadis yang baik”
Helen menjawabnya dengan sedikit berat.
“ Siapa namanya?”
Helen tak menjawab. Dia asyik dengan pikirannya sendiri.
‘Namanya Jung Seul Rin. Apakah aku harus mengatakannya? Bukankah dia juga tahu bahwa nama itu juga yang membuat sahabatnya, jiyong menjadi deperesi seperti itu?’
Helen menggelengkan kepalanya. Seung Hyun yang melihat sikap Helen menjadi sedikit canggung.
“ Helen-ah, Gwenchana?”
Helen baru tersadar jika sedari tadi diamati.
“Ah, Ne, Gwenchana! Mian, aku harus ke dalam ada yang harus aku tangani” Helen mengundurkan diri.
“ Ne, kau pasti sibuk? Lalu bagaimana nasibku aku makan sendiri?”
“ Ah, Ani. Aku hanya sebentar” Helen berlalu meningalkan Seung Hyun.
Seung Hyun menatap punggung Helen yang menghilang dibalik pintu pantry.
‘Ah, sungguh mirip sekali mereka’ Seung Hyun mengacak-acak rambutnya sendiri.
Ponselnya bergetar. 1 Pesan singkat masuk. Seung Hyun tak perlu membaca nama pengirimnya karena pesan yan diterimanya dalam pesan khusus.
‘ Waktumu hanya 1 minggu. Bawa dia kembali!’
Seung Hyun membaca pesan singkat itu dan seketika mimiknya berubah menjadi serius.
“ Ah, rasanya sulit dipercaya, akusudah kembali masuk!” Desahnya sambil menyandarkan punggungnya di kursi.
Matanya menangkap sebuah hiasan kertas yang digantung dilangit-langit. Bunga salju. Salju. Membuat Seung Hyun teringat dengan seseorang.
“ Annyeyong!” Sapa seorang gadis berambut panjang yang menggunakan kemeja hitam
“ Annyeyong!”
‘Gadis yang anggun’
“ Selamat datang di organisasi ini, Aku Jung Seul Rin imnida!” gadis itu mengulurkan tangannya.
“ Ne, aku Choi Seung Hyun. Boleh kupanggil Seul Rin sunbae, kau khan lebih dulu masuk.!”
“ Ah, anieyo. Sepertiya kau lebih tua dari aku cukup panggilku Seul Rin. Kau sendiri sebaiknya kupanggil apa ya?’ Gadis itu memiringkan kepalanya.
‘Manis sekali gadis ini’
“ Panggil aku TOP, orang-orang di Trainee Center memanggilku seperti itu!”
“ Ah, TOP! Mari kutunjukkan ruanganmu!” Gadis itu berjalan mendahuluiku. Senyumnya tak hilang di wajahnya sedikitpun.
“ Maaf menungguku lama” Sapaan Helen membuyarkan pikirannya.
“ Ah, anieyo. Aku tahu kau khan bos disini” Seung Hyun tersenyum saat Helen duduk. Tak lama kemudian makanan pesanan mereka datang. Mereka menyantap hidangan itu dengan diselingi peracakapan yang cukup mengasyikkan diantara mereka.
Ponsel Helen bergetar, sebuah pesan masuk. Nomor baru. Helen mengrenyitkan dahinya.
‘ Keluarlah!’ .
DEG.
Detak jantungnya seakan berhenti. Helen tahu ada yang akan bertemu dengannya dan Helen tahu siapa orang itu.
Helen mendongakkan kepalanya dan mencari orang yang mengiriminya pesan dari jendela café.
“ Mian, aku harus pergi sebentar.! Kau makan dulu saja!” Ucap Helen cepat lalu berlalu dari pandangan Seung Hyun sebelum Seung Hyun menjawab perkataan Helen.
Seung Hyun memandangi punggung Helen.
‘Mirip sekali sikapnya’ Batin Seung Hyun sambil mendesahkan nafas dan menyandarkan tubuhnya d punggung kursi.
##
Sementara itu disebuah pemakaman. Nampak seorang laki-laki berdiri di salah satu makam. Laki-laki itu membawa satu rangkaian bunga iris.
‘Jung Seul Rin’
Nama yang tertera di batu nisan yang berada di hadapannya. Sedang laki-laki itu tak lain adalah Jiyong.
“ Hai, chagy. Apa kabarmu?” Ucap Jiyong sambil meletakkan bunga Iris di atas batu nisan itu.
“ Aku bawakan bunga iris kesukaanmu. Aku sendiri masih heran kenapa kau suka dengan bunga ini. Aku masih ingat kau mengatakan bahwa bunga ini cantik. Van Goth saja mau melukisnya. Tapi bagiku bunga ini kalah cantik darimu. Tapi kenapa umurmu tak seperti makna dari bunga ini?” * bunga IRIS melambangkan keabadian.
Jiyong terdiam sejenak.
“ Chagy, aku bertemu gadis yang membuatku tak bisa mengontrol perasaanku. Dia membawa bayanganmu. Aku sungguh merindukanmu!”
Jiyong menundukkan kepalanya. Beberapa menit kemudian Jiyong menoleh kearah kanannya. Jiyong merasa hawa dingin mengelilinginya. Bukan hawa dingin karena musim gugur hampir berakhir namun hawa yang sangat familiar bagi Jiyong.
Di sampingnya seorang gadis bergaun putih duduk disamping Jiyong sedang menyandarkan kepala di bahu Jiyong.
“Bogoshipo!” Jiyong tersenyum.
“ Tuan sudah saya tebak anda ada disini!” Ucap seorang laki-laki memecah suasana.
Jiyong sontak menoleh kearah suara. Tampak seorang laki-laki setengah baya sedang berdiri dibelakang. Shin Wan Tae, laki-laki separuh baya yang merupakan orang kepercayaan keluarga Jiyong.
“ Ahjussi,!!”
“ Tuan, anda diharapkan pulang!”
“ Untuk?” Jawab Jiyong dengan dinginnya.
“ Tuan ini bertemu dengan anda. Ada hal penting yang ingin dibicarakan!”
“ Bilang padanya aku tak akan pernah pulang!!” Ucap Jiyong sekali lagi sambil berjalan meninggalkan Shin Wan Tae.
“ Tapi,!!” Suara Shin Wan tae menggantung di udara karena Jiyong telah berjalan menjauh. Shin Wan Tae hanya menggelengkan kepalanya.
Beberapa menit kemudian diraih ponselnya dan menekan satu nomor.
“ Dia tidak mau pulang tuan!” Ucapnya pada lawan bicaranya.
“ Baiklah serahkan padaku! Atau biarkan dia tahu akibatnya!” Suara dari seberang.
Telepon terputus…
Udara dingin musim gugur menerpa wajahnya, namun Jiyong tidak peduli. Jiyong tetap berjalan menerjang udara dingin hari ini.
“ Ada apa lelaki tua itu mencariku?” ucapnya pada dirinya sendiri.
Jiyong berhenti di sebuah halte subway lalu dia menyadarkan tubuhnya di tiang halte. Matanya menatap lurus kedepan. Kosong. Pikirannya berputar saat 1 tahun yang lalu.
“ Kau harus melupakan gadis itu! Bukankah gadis itu adalah orang yang akan membunuhmu? Kau beruntung, gadis itu mati jadi rencana gadis itu tidak berhasil!”
“JANGAN PERNAH MEMINTAKU UNTUK MELUPAKANNYA!!”
“ BODOH!! Seharusnya pewaris keluarga ini tidak secengeng itu! Sudah saatnya kau menjalankan tugasmu sebagai pewaris keluarga ini!”
“ SHITT, ternyata kau memanggilku hanya untuk ini? Jawabanku TIDAKKK!!!”
Lamunannya dibuyarkan dengan kedatangan subway yang akan ditumpanginya. Dengan lunglai dia melangkah masuk kedalam subway yang akan membawanya pulang. Matanya tak lepas dari jalanan. Sepanjang perjalanan Jiyong menatap setiap orang dan objek yang ia lewati. Pikiran Jiyong masih terpaku dengan keluarganya. Keluarga YG begitu ia sebut.
Keluarga itu memilki beberapa perusahaan yang sangat berpengaruh di Korea Selatan. Salah satu perusahaan YG yang bergerak di bidang farmakologi sedang maju pesat dikarenakan penemuan obat baru oleh salah satu professor milik perusahaan YG. Akan tetapi penemuan itu justru membawa dampak besar bagi keluarga YG. Beberapa pihak menginginkan draft ramuan obat baru itu. Didunia dua hal yang sangat menjanjikan untuk kehidupan masa depan adalah IT dan Medis.Akibatnya keselamatan Jiyongpun terancam namun Jiyong tak peduli dengan itu. Jika dia akan mati maka matilah. Justru itu yang ia harapkan.
Sejak kejadian 2 tahun lalu Jiyong tak mau lagi berhubungan dengan keluarganya. Memilih tinggal sendiri. Berusaha tidak peduli dengan orang-orang yang khawatir dengannya. Baginya mereka hanya bohong belaka, tak lebih. Dan Jiyong sangat membenci hal itu. Kpeercayaannya terhadap orang lain hilang bersamaan dengan kepergian orang yang dipercayainya.
Subway berhenti di daerah Myeongdong. Entah ada dorongan apa sehingga membuat Jiyong melangkah turun.
Tanpa arah dia terus berjalan menyusuri jalan di pusat perbelanjaan ini. Matanya menatap tajam kearah depan. Pikirannya tak menentu. Mungkin itu yang membuatnya memutuskan untuk turun di Myeongdong. Dia melangkah menuruti langkah kakinya yang akan membawanya ke suatu tempat.
‘Apa yang kulakukan disini?’
‘Berjalan seperti orang gila tanpa tujuan?'
'Kau mau kemana Seul Rin-ah’
Jiyong menoleh kesampingnya. Matanya menangkap sosok gadis berpakain putih yang sedang menggandeng lenganya seraya tersenyum ke arahnya.
Jiyong menatap gadis itu tanpa ekpresi. Namun matanya menyiratkan bahwa Jiyong sangat mencintai gadis itu.
Langkah Jiyong tiba-tiba berhenti. Jiyong melihat gadis yang tadi menggandeng lengannya kini memasuki sebuah gedung serba putih, seputih salju.
“Snow White café” Ucap jiyong saat membaca tulisan yang tertera di depan gedung itu.
Jiyong hanya terdiam. Menatap gedung itu denga penuh tanda Tanya.
‘Salju? Rin-ah?’
‘Apa hubunganya dengan Rin-ah?’
‘Ah, semua hal kecil yang akan mengingatkanku tentangmu selalu membuatku lebih tertarik’
Saat akan melangkahkan kakinya masuk, Jiyong melihat seorang gadis sedang masuk ke dalami gang kecil disamping café ini. Langkahnya terhenti. Jiyong mengamati sengan seksama gadis itu. Seakan Jiyong mengenal gadis itu.
“ Dia? Sepertinya aku mengenal gadis itu?”
Ada sedikit keinginan utuk mengikuti gadis itu namun keinginan itu terkalahkan oleh rasa keingintahuannya dengan café ini.
“Annyeyonghaseyo!” Sapa seorang pelayan café yang juga menggunakan seragam serba putih.
Jiyong hanya membungkukkan badannya.
“ Jiyong? Kenapa disini?” Sebuah panggilan yang ditujukan padanya membuatnya menoleh kearah asal suara.
“ Hyung?” Jiyong terkejut dengan apa yang diihatnya. Seung Hyun sedag duduk sendiri dengan meja penuh makanan. Tanpa bertanyapun Jiyong tahu bahwa Seung Hyun sedang makan dengan seseorang. Tampak dari alat makan yang telah ditata rapi didepan Seung Hyun.
“ Kau dari tempat itu?”
“ Ne, Hyung! Hyung sendiri?” Jiyongpun duduk di kursi depan Seung Hyun.
“ Aku sedang ditraktir pemilik café ini. Tapi baru saja dia pergi!”
“ Kencan yang gagal hyung?” Canda Jiyong namun mimik wajahnya tak seperti sedang bercanda lebih tepatnya dingin.
“ Begitulah! Lebih baik kau makan denganku! Lalu apa yang membuatmu sampai disini? Bukankah kau tak suka pergi ke café seperti ini? Setahuku kau lebih memilih dirumah yang berantakan itu!”
Jiyong terdiam. Dia menatap langit-langit café. Hiasan bungan salju membuatnya lebih tertarik daripada menjawab pertanyaan Seung Hyun.
“ Ah, Araseo! Salju!” Ucap Seung Hyun seakan tahu apa yang ada dibenak Jiyong.
Percakapan itu terhenti. Mereka saling diam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
##
Helen berulang kali melihat pesan yang masuk di poselnya memastikan apakah ini nyata atau tidak.Helen sudah berada diluar café. Berkali-kali dia mencari-cari orang yang telah mengiriminya pesan namun ia tak melihat seorangpun yang mencurigakan.
Ponselnya bergetar, satu pesan masuk.
‘ Gang cafemu!’ Sontak Helen lalu berjalan k earah gang yang dimaksudkan.
Ketika memasuki gang, langkah Helen berhenti mendadak. Tak percaya apa yang ia temui.
“ Annyeong Helen!” Seorang laki-laki seumuran dengannya sedang tersenyum ke arahnya.
“ Kau?” Helen masih terkejut dengan pertemuan ini.
Helen hanya berdiri menatap tajan laki-laki didepannya.
“ Kenapa kau hanya diam saja? Tidak menyambut teman lamamu?” Ucap laki-laki itu berjalan mendekati Helen.
“ Tunggu, bukankah kau bilang jika tidak ada hal yang mendesak kau tidak akan muncul didepanku lagi?”
“ Ah, kau ingat itu! Tidak salah jika mereka masih menginginkanmu!” Ucap laki-laki itu seraya menyandarkan tubuhnya didinding.
“ Maksudmu?”
“ Ne, kau benar. Aku memang tidak akan menampakkan diriku didepanmu jika tidak ada hal yang mendesak. Mereka menginginkanmu untuk kembali. Kau harus waspada!” Ucap Laki-laki itu mulai serius.
“ Hsshh… kedatanganmu memang selalu membuatku harus lebih berwaspada!” Helen menyandarkan tubuhnya didinding samping laki-laki itu.
“ Helen-ah, bagaimana kabar adikmu?”
“Shin Ah? Dia baik-baik saja! Kemana saja kau selama 2 tahun ini Seungri?”
“ Aku ingin bertemu dengannya” Seungri tersenyum kearah Helen seperti memohon sesuatu.
“ Mwo? Ani! Jawab dulu pertanyaanku!”
“ Aku ke Amerika mengambil Phd disana!”
“ Ah, aku sepertinya kalah darimu! Kuliahku saja belum selesai. Tunggu! Itu kamuflase khan?”
Seungi tidak menjawab hanya tersenyum kearah Helen.
“ Ayo, aku ingin mencoba makanan di café barumu!” Seloroh Seungri sambil merangkul Helen.
“ Kajja!!” Senyum tersungging di wajah Helen.
Mereka berjalan keluar gang menuju café milik Helen.
“ Snow White Café?” Seungri menoleh kearah Helen dengan nada bertanya.
“Ne, ingat?”
“ Ne, masa sulit untukmu!”
Helen tak mendengarkan ucapan Seungri yang terakhir karena Helen telah berjalan mendahului Seungri.
Sesampainya di dalam Café Seungri menatap tajam kearah meja dimana ada Seung Hyun dan Jiyong yang duduk tanpa menyentuh makanan di depannya.
Helen yang menyadari perubahan Seungri segera menghampirinya.
“ Waeyo?”
“ Nugu?”
“ Mereka teman kuliahku!”
“ Geure,” Nada suara Seungri berubah menjadi lebih serius dan dingin.
Helen heran dengan perubahan sikap Seungri. Helen yang telah mengenal Seungri cukup lama masih belum bisa menebak apa yang ada dipikiran Seungri. Tiba-tiba Seungri melangkah maju mendekati Seung Hyun dan Jiyong.
Helen juga tak habis pikir bagaimana Jiyong bisa sampai ke tempat ini.
“ Annyeyong!” Sapa Seungri dengan nada lebih ceria daripada saat pertama kali melihat Seung Hyun dan Jiyong.
Seung Hyun dan Jiyong serempak menoleh kearah Seungri. Wajah keduanya terlihat dingin namun aura yang dipancarkan Jiyong terasa lebih gelap. Sontak Seungri melangkahkan kaki ke belakang saat melhat Jiyong.
‘Orang itu?’
‘Dia masih hidup tapi hidupnya lenih mirip dengan mayat hidup! Separah itu kah?’
Seungri segera mengendalikan perasaaanya.
“ Aku, Seungri imnida. Adik iparnya Noona Helen! Hehe”
Helen membelalakkan matanya tak percaya apa yang dikatakan Seungri.
‘Sialan tuh Seungri, Mau mati dia?’ Batin Helen kesal.
“Owh, Seung hyun imnida” Sahut Seung Hyun.
“ Jiyong imnida” Timpal Jiyong masih dengan nada dingin.
“ Yaaaa, aku ingin bicara denganmu!” Bentak Helen sambil menarik kerah baju Seungri.
“ Ah, Mian. Kami pergi dulu!”
Seung Hyun dan Jiyong hanya menatap heran tingkah Helen dan Seungri. Helen menarik Seungri kearah pantry.
“ Kau mau mati!!” Kesal Helen.
“ Aku tahu kau akan marah.! Sudah kukatakan mereka masih menginginkan kau kembali. Aku curiga dengan laki-laki beralis tebal tadi!” Seungri berubah menjadi serius.
“Seung Hyun maksudmu?”
Seungri hanya mengangguk. Mereka saling diam.
“ Jika mereka menginnginkanku saja aku tak masalah namun yang kutakutkan adalah keselamatan Shin Ah adikku. Aku tidak ingin dia menjadi sepertiku!!” Suara Helen bergetar.
Pikirannya berputar kembali.
Aku menemukan semua. Semua tentang pekerjaan eonniku. Dibalik profesinya sebagai penulis, ternyata dia menyembunyikan semuanya. Ketidakpercayaanku dikuatkan dengan file-file yang kudapatkan dari emailku, entah siapa yang mengirimkannya.
Eonniku seorang agen mafia yang bernama Eternity. Tepat saat itu. Beberapa orang datang kerumah membawaku pergi.
Membawaku dalam penyiksaan yang berat. Aku masuk dalam sebuah ruangan yang serba putih. Didalam ruangan itu aku berada dalam dua pilihan hidup atau mati. Hidup dengan segala resiko atau mati dalam kesiasaan.
“ Cairan ini akan kumasukkan dalam tubuhmu. Ketika pertama kali masuk dalam pembuluh darahmu. Cairan ini akan membuat pembuluh darahmu mengecil. Membuamu pasokan darah kejantungmu akan berkurang. Seketika aliran oksigen ke tubuhmu akan berkurang. Kau akan merasakan sesak dan kesakitan yang hebat.”
“ Aku akan menambah dosis ini sampai batas limit tubuhmu bertahan.Tak akan ada penawarnya kecuali dirimu sendiri! Efek ini akan berhenti dalam waktu 20 menit. Kau hanya perlu bertahan jika kau ingin hidup!”
Aku ingat dengan jelas laki-laki itu, tinggi dan kekar namun aku tidak bisa melihat wajahnya karena wajahnya ditutup kain hitam.
“ Kau lihat ini?” Tunjuk laki-laki itu pada sebuah jarum suntik yang permukaannya ditutup dengan plester hitam.
“ Jarum suntik ini berisi cairan yang dapat membekar tubuhmu. Kau tahu melihatnya dengan mata telanjang dapat membuat matamu buta apalagi cairan ini masuk dalam tubuhmu.”
“ Kau akan merasakan terbakar hebat dan dalam waktu tidak kurang dari 3 menit jantungmu akan berhenti seketika!”
“ Jika kau tidak tahan dengan efek cairan yang akan kuberikan nanti silahkan gunakan jarum suntik berpermukaan hitam ini! Yang akan membawamu ke dalam kematian!”
1 jam aku bertahan dengan penyiksaan tak masuk akal ini. Namun tubuhku tidak dapat berkompromi. Semua sendiku sakit. Aku tak mampu lagi bernafas. Mataku kabur. Kuraih jarum suntik berpermukaan hitam.
“ AAAAAAAAAAAAA…!!!!!!!!”
Aku berteriak kesakitan bersamaan dengan itu jarum suntik berpermukaan hitam itu telah berada di
tangan seorang perempuan.
“ STOP!! Tahanlah lima menit lagi! Efek itu akan berhenti! Ku mohon saeng kau tetaplah hidup!”
Suara itu. Suara eonniku. Seul Rin. Dia ada diruangan ini. Memelukku yang sedang kesakitan.
“ Jadi? Ini yang eonni rasakan dulu?” Ucapku dengan suara lemah. Dia hanya mengangguk lemah. Wajahnya terlihat sangat ketakutan.
‘Aku akan hidup eon, demi Eonni’
Sejak itu akupun turut masuk dalam organisasi ini organisasi Eternity.
“ Helen-ah! Gwenchana?” Sebuah sentuhan di bahuku membuyarkan lamunanku.
“ Seungri!! Ne, gwenchana! Kumohon jaga Shin Ah untukku apapun yang akan terjadi nanti!”.
##
Disebuah kamar mewah seorang laki-laki sedang menekuni beberap layar computer didepannya.
Sebuah folder bernama Blood Mission dibukanya. Kemudian beberapa file muncul setelah folder itu dibuka. Beberapa nama file muncul, laki-laki itu menaerahkan pointer kearah file bernama profil Blood. Setelah di bukanya file itu muncullah beberapa aplikasi khusus yang hanya bisa digunakan dengan computer berkemampuan tinggi.
Laki-laki memilih salah satu aplikasi. Muncul beberapa profil.
‘Profil Agent’
Name: Helen Yang
Age: 22th
Position: Lead Executor
Status: OFF
Note: The best agent.
‘ Sebentar lagi kau akan bergabung dengan kami kembali’
‘Porfil Agent’
Name: Choi Seung Hyun
Age: 25th
Position: Staff of Spy
Status: ON
Note: The Best Sniper, Eternity of American division 2 years.
‘Target’
Name: Kwon Jiyong
Age: 24th
Status: Black target (2 years)
Yan Hyun Suk’s Son.
‘Target’
Name: Yan Hyun Suk
Age: 40st
Status: Black Target (3 years)
CEO of YG corporation. CEO of YG medicine.
Laki-laki itu tersenyum dingin.
‘ Selama kalian hidup. Hidup kalian ada ditanganku!”
“Yan Hyun Suk, kau akan merasakan akibatnya. Karena kau telah menolak permintaanku! Tak ada yang dapat menolak permintaanku! Obat itu akan jadi milikku!” Ucap laki-laki itu.
Sebuah ketukan pintu terdengar. Seorang laki-laki masuk.
“ Daesung ssi. Ada kabar buruk!”
Sontak laki-laki itu menoleh.
“ Apa!!”
“ Obat baru milik YG akan dilaunching ke public besok lusa! Ini akan membuat kesulitan bagi kita dalam menjalankan rencana kita!”
Daesung hanya terdiam.
“ Serahkan padaku! Aku akan menggunakan plan B” Jawab Daesung dengan nada menyakinkan.
Daesung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
“ Rencana dirubah! Waktunya hanya sampai besok malam! Bawa dia secepatnya!!”
“ Ne!!”
Diputusnya panggilan itu.
Daesung berjalan kearah jendela. Senyuman terlihat diwajahnya.
‘Tok Tok’ ketukan pintu kamarnya.
“ Masuk!”
Masuklah dua orang laki-laki dan perempuan.
“ Owh, Taeyang dan Rida duduklah!”
Mereka berduapun duduk.
“ Sebenarnya rencana ini hanya menjadi rencana akan tetapi ada sesuatu yang mendesak sehingga rencana ini mau tak mau harus lakukan!”
“ Baca Profil ini! Jika ada perintah dariku langsung lakukan missi itu!”
“ Ne” Jawab mereka serempak.
“ Oiya, berusahalah professional! Jangan bermesraan saat bertugas! Jika aku mendengarnya lagi. Executor yang akan turun tangan.!!!”
Taeyang dan Rida mengangguk cepat, takut dengan ancaman boss mereka.Taeyang dan Rida berjalan menuju pintu keluar.
“ Chagy, kau dengar itu!”
“ Ne, aku dengar memangnya aku tuli!”
“So?”
“ Itu kan saat bertugas. Berarti saat di markas boleh donk?” Goda Taeyang sambil mendekatkan wajahnya.
Rida memejamkan matanya dan selang beberapa detik kemudian bibir Taeyang mendarat di bibir Rida. Bibir mereka saling bertautan dan tenggelam dalam dunianya sendiri.
“HmHm..” Suara orang berdeham membuat Taeyang dan Rida berhenti dan membuka matanya. Serentak mereka menoleh ke arah suara.
Daesung dengan kedua tangan dilipat sedang berdiri tepat didepan mereka.
“ Peringatan tadi kurang? Apa kalian mau mati?” Ucap Daesung dingin.
“ Ah, anieyo!” Jawab Rida dan Taeyang bersamaan.
“ Cepat kalian pergi dari hadapanku jika masih ingin hidup sebelum aku berubah pikiran”
Dengan sigap mereka pergi dari hadapan Daesung sambil bersungut-sungut.
##
Malam ini udara menjadi sangat dingin. Menandakan musim gugur akan berakhir dan segera digantikan dengan musim dingin. Helen merapatkan jaketnya untuk menahan dingin.
Pikirannya teringat kembali dengan ucapan Seungri.
‘Apa benar mereka masih mencariku?’
‘Aku harus melindungi Shin Ah’
Tiba-tiba ada seseorang yang merangkulnya dari belakang.
“Hai Cantikk!!” Seorang laki-laki mabuk.
“ Damn!! Pergi Kau!!” Dorong Helen. Namun kekuatan laki-laki itu lebih kuat darinya.
Dengan mengumpulkan kekuatannya, Helen berusaha menyingkirkn orang itu dengan tehik Aikidonya. Sekali sentakan laki-laki itu jatuh. Namun beberapa detik kemudian laki-laki itu berusaha bangun dan akan menyerangnya kembali.
“ Kau mau kemana laki-laki sialan?” Ucap seorang laki-laki sambil mengarahkan pukulannya ke wajah laki-laki pemabuk itu.
“ Seung Hyun?”
“ Annyeyong! Kita bertemu lagi, terima kasih kau tadi telah mentraktirku! Gwenchana?”
“Ne, Gomawo!”
“ Baru pulang dari café?”
Helen mengangguk cepat.
“Kau sendiri?”
“Owh, aku dari rumah teman! Mau kuantar? Bahaya seorang gadis pulang sendirian malam-malam begini!”
“Ani, gak usah! Sudah biasa kok!”
“Ayo, aku bawa motor!” Tarik Seung Hyun.
‘Aku harus membujuk dia untuk kembali lagi malam ini juga!’ batin Seung Hyun.
##
‘Aku melihat gadis itu lagi’
‘Ternyata dia pemilik café itu. Kenapa semua tentangmu sangat berhubungan dengan Seul Rin.’
‘Lalu kenapa aku sekarang mengikuti gadis itu?’
Jiyong menatap dari jauh Helen yang sedang berjalan sambil merapatkan jaketnya. Tiba-tiba seorang laki-laki merangkul Helen.
‘Laki-laki pemabuk’
Jiyong berdiri bersiap untuk menolong Helen namun tanpa bantuannyapun Helen bisa mengatasinya.
“Dia bukan gadis biasa!”
Jiyong mebelalakkan matanya kala Seung Hyun datang menolong Helen.
“Hyung?”
Jiyong melihat semuanya, Helen pergi bersama Seung Hyun.
Tiba-tiba ada rasa kesal muncul di hatinya saat Helen pergi bersama dengan Seung Hyun.
“DAMN!!’
Jiyong memukul pohon disampingnya dan pergi setelah Helen pergi bersama dengan Seung Hyun.
##
“Rumahmu mana?” Tanya Seung Hyun.
“ Rumahku? Belok sebelah kanan akan segera sampai.”
‘Kanan? Bukankah ini jalan menuju rumah Seul Rin?’
“ STOP!!” Teriak Helen.
“ Apa?”
“Disini?”
Seung Hyun mengehentikan kendaraannya.
‘Ini? Benar ini rumah milik Seul Rin? Apa ini? Apa rumahnya djual?’
“ Mau mampir? Akan kubuatkan teh, sebagai ucapan terima kasihku”
Seung Hyun hanya terdiam.
“Yaa,sunbae!!”
“Ah, Ne!” Jawab Seung Hyun sekenanya. Seung Hyun masih tidak habis pikir. Apa rumah Seul Rin memang telah dijual dan ditempati oleh Helen.
“Helen-ah, kau baru menempati rumah ini?” Tanya Seung Hyun pada intinya.
“Ani, aku tinggal disini dari lahir”
Seung Hyun terkejut. Dia hanya terdiam di samping motornya.
“ Sunbae ayo masuk!”
Seung Hyun melangkah ragu.
“Selamat datang dirumahku! Duduklah akan kubuatkan teh?”
Seung Hyun memperhatikan ruangan yang dimasukinya.
‘Sama, benar! Tidak ada yang berubah! Siapa dia?’
Seung Hyun dengan reflek menarik tangan Helen.
“Tunggu, kau siapanya Seul Rin?”
Helen terkejut dengan pertanyaan Seung Hyun.
‘Kenapa dia menyebut nama Eonni? Apa dia tahu kalau aku adiknya?’
“Helen? Apa hubungan kau dengan Seul Rin?” Suara Seung Hyun makin meninggi.
“ Aku…aku tidak tahu.!!” Jawab Helen dengan suara bergetar.
“ BOHONG!! Aku pernah masuk rumah ini sebelumnya aku tahu ini rumah Seul Rin. Di ruang tengah ada foto keluarga kalian khan?” Seung dengan emosi berjalan masuk menuju ruang tengah.
“ YAA!! Apa yang kau lakukan?” Helen mengejar Seung Hyun ke ruang tengah.
Perasaannya kacau, rasa sesak memenuhi dadaya. Bulir airmata mengalir membasahi wajahnya.
“ Benar kan?” Seung Hyun lalu melangkah menuju salah satu pigura.
“ Guere, Seul Rin adalah eonniku! Lalu apa hubungannya denganmu?”
Seung Hyun berbalik menatap Helen yang sedang menangis.
“Mwo? Jadi kau sang executor itu?”
Hati Helen semakin sesak kala nama itu disebutnya kembali. Tangis Helen semakin keras.
“ Miannata Helen!!” Ucap Seung Hyun. Seung Hyun terkejut ucapannya telah membuat Helen menangis.
‘Tak kusangka semuanya saling berhubungan.’
“ Miannata..!!” Seung Hyun lalu menarik tubuh Helen dalam pelukannya.
Helen menelengkupkan wajahnya di dada Seung Hyun. Tangis Helen pecah kala semua nama itu disebutkan. Rasa penyesalan dan bersalah memenuhi hatinya.
‘Apa hubungan laki-laki ini denganmu Eon? Kurasa dia bukan hanya sekedar teman dari Jiyong. Sepertinya hubungan kalian sangat dekat! Siapa dia eon?
To Be Continued...
Siapa Seung Hyun sebenarnya?Apa Hubungan Seung Hyun dengan Seul Rin?
Apa yang akan menimpa Helen nantinya?
dan Apa yang terjadi dengan Jiyong?
Apa yang akan dilakukan Daesung?
RCnya jangan lupa..!!
yang baca Wajib coment!!!!*maksa...
Untuk part 4nya... bakalan lama lagi.. ijin ujian dulu,,^^
Happy reading...