Pagi ini berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Udara menjadi lebih hangat dari pagi kemarin. Rumput yang semula tertutupi salju mulai menampakkan warna hijau yang menenangkan. Bahkan bunga-bunga mulai tumbuh menampakkan keindahannya. Sang mentaripun tak kalah memancarkan sinarnya menyambut musim semi kali ini. Mereka saling menunjukkan kelebihan masing-masing untuk menyambut musim semi tahun ini. Musim semi ini adalah musim semi pertamaku di negara ini, musim semi yang hangat untukku dan hatiku. Musim semi yang pertama kurasakan dengan suasana hati yang berbeda. Akupun turut tersenyum menyambut musim semi kali ini.
Hari ini aku berencana ingin menikmati hari pertama musim semi ini dengan berjalan kaki menelusuri jalan-jalan setapak yang terakhir kali kulihat tertutupi oleh salju putih. Langkah demi langkah kulewati jalan setapak yang kini telah berubah warna menjadi hitam. Pemandangan yang kulihat ini sangatlah indah, bunga-bunga yang baru bermekaran menambah keindahan musim semi kali ini. Aku menghirup nafas dalam-dalam merasakan oksigen di musim semi pertamaku. Aku sangat menikmati keindahan musim semi yang pertama kali ini untukku. Langkahku terhenti disebuah taman bermain yang berada dekat dengan apartemenku. Taman bermain ini memunculkan wujudnya yang sebenarnya setelah beberapa waktu tertutupi oleh salju . Aku mengamati dengan seksama setiap sudut di taman ini.
Taman bermain ini sangat berkesan untukku, bukan hanya orang-orang yang sering berkunjung kemari namun ada sesuatu hal lain yang sangat berarti bagiku di tempat ini. Aku mulai melangkah memasuki taman bermain ini, mendekati sebuah ayunan yang berada di tengah-tengah taman. Masih memiliki dua buah ayunan. Aku terdiam sambil tetap menatap dua buah ayunan yang berada di depanku. Ayunan ini mengingatkanku dengan seseorang yang telah membuatku tetap menjalani hidupku di negara yang masih terasa asing ini. Tanpa sadar air mataku mengalir membasahi kedua pipiku. Ayunan ini mengingatkanku dengan kejadian di hari pertama musim salju.
Hari pertama musim salju waktu itu adalah hari yang sangat menguras air mataku. Pikiranku melayang ke hari itu, hari dimana aku harus kehilangan seseorang tepat disaat aku harus pergi ke negara ini.
Hari ini aku berangkat ke bandara, barang bawaanku telah masuk ke bagasi mobil yang akan mengantarkanku ke bandara. Kedua orang tuaku ikut sibuk mempersiapkan keberangkatanku, sedangkan aku masih berada di dalam kamar. Aku duduk diujung tempat tidur menghadap lampu tidur. Tangan kananku memegang sebuah pigura berukuran 3R sedang tangan kiriku mengenggam paspor dan tiket pesawatku. Didalam pigura tersebut ada sebuah foto yang menampakkan gambar seorang gadis berambut panjang yang sedang merangkul tangan seorang laki-laki berkacamata hitam. Gadis itu tak lain adalah aku sedang laki-laki itu adalah kekasihku, Afrind. Aku masih merasa berat meninggalkan tanah kelahiranku namun aku harus segera berangkat ke Jepang, negara yang akan menjadi masa depanku. Air mataku mengalir perlahan menangisi laki-laki yang berada di foto itu. Tepat pagi tadi orang tuanya menghubungiku, mengabari bahwa Afrind telah menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit dalam yang telah menggerogoti tubuhnya selama 3 tahun. Aku tak bisa datang ke pemakamannya karena pesawatku akan terbang hari ini juga, yang bisa kulakukan hanyalah berdoa agar arwahnya diterima disisi-Nya.
Aku menatap ayunan ini dengan mata yang berkaca-kaca basah oleh air mata. Ayunan ini adalah tempat pertama yang aku datangi setelah tiba di negara ini. Di ayunan ini pula aku menangisi kepergian kekasihku yang telah tiada. Menyesali ketidakhadiranku di pemakamannya. Saat aku menangis sendirian di ayunan saat hari pertama musim salju, seseorang laki-laki berwajah asing mendatangiku dan memberikan sapu tangannya. Membantuku untuk berhenti menangisi penyesalanku. Mengusap air mataku dan menyembuhkan kesedihan di hatiku. Laki-laki asing itu telah mengajariku bahwa hidupku harus tetap berjalan karena kedatanganku ke negara ini adalah meneruskan hidupku bukan kembali ke masa lalu dan terus dihantui penyesalan. Laki-laki asing itu bernama Riyu Hamazaki, dialah yang membuat menjadi lebih hidup dan bisa menjadi seperti sekarang.
Tak terasa aku sudah satu jam berada disini, berdiam diri dengan air mata yang tetap mengalir. Aku duduk ditempat yang sama seperti saat hari pertama musim salju . Setelah hari itu aku tak pernah bertemu dengan laki-laki asing yang telah menolongku kemarin. Aku sudah berusaha mencarinya namun aku tak bisa menemukannya. Aku terdiam disini dan berharap dia akan datang disaat hari pertama peralihan musim ini. Aku mengusap air mataku dengan lengan bajuku yang panjang. Saat kubuka mataku, aku tersentak dengan adanya sebuah sapu tangan yang disondorkan oleh seseorang.
Aku menerima uluran sapu tangan itu dan perlahan mendongakkan kepalaku. Mataku berhenti dan terpaku menatap seseorang yang berdiri didepanku. Laki-laki itu tersenyum dan merentangkan kedua tangannya, dia adalah laki-laki asing yang selama ini kutunggu. Aku spontan memeluknya, pelukannya sama dengan pelukannya saat itu. Pelukan hangat dari seseorang yang kurindukan. Aku tak ingin melepaskan pelukan ini, sama sekali tak ingin kehilanga dia lagi. Aku tak ingin kehilangan seseorang yang kucintai lagi, cukup sekali saja. Aku tak ingin berpisah lagi meskipun hanya satu musim. Aku tak ingin menunggu lagi disetiap peralihan musim, karena menunggu adalah hal yang sangat melelahkan bagiku.
Aku perlahan melepaskan pelukannya dan menatap matanya, aku ingin berkata namun mulutku terasa terkunci rapat. Alhasil aku hanya terdiam dan menatapnya seperti patung. Seolah dia tahu maksudku dia membuka mulutnya dan mengucapkan sesuatu “Aku akan tetap ada di setiap musim bersamamu dan takkan membiarkanmu menungguku disetiap peralihan musim!.”
Saat hati harus rela melepas hati seseorang untuk hidup didunia lain,
Aku menemukan satu letak di hatimu dan kuletakkan rasa ini, meski kadang kurasa waktu terlalu cepat berlalu.
Aku merasa rasa ini terlalu cepat namun akan percaya aku akan bahagia bersama dirinya.
ne cerpen pertamaku... tlg kritik dan sarannya ya!!!
kritik dan sara dari kalian sangat mendukung....
Dont be silent rider!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar